13. Perubahan

813 102 4
                                    

"Tidak, James," Remus memprotes. "Kau sudah berusaha-"

"Tepat sekali," James menggeram, tiba-tiba melepaskan lengannya dari genggaman Bill. "Aku sudah berusaha, dan aku gagal. Aku gagal."

"James-" mulai Remus dengan putus asa, namun tindakan James membuatnya bungkam. James berdiri dan memunggungi mereka.

"Untuk sesaat — hanya sesaat — aku berpikir bahwa aku mungkin punya kesempatan, bahwa aku bisa memulihkan diriku sendiri. Tapi... tidak. Aku terlalu lemah untuk itu." Suaranya mencerminkan rasa sakit mendalam dan kebencian terhadap diri sendiri.

"James," kata Bill. "Kurasa aku bisa memusnahkan tanda itu, dan kau bisa membantu walaupun tanda itu aktif."

"Sungguh?" James menggeram, masih tidak menghadap mereka. "Bagaimana?"

"Kau bisa berada di sana untuk Harry-" Bill memulai. Pandangan Remus tersentak pada Bill. Itu adalah pernyataan berbahaya terhadap kewaspadaan James mengenai anaknya. Dia berharap Bill tahu apa yang sedang dilakukannya.

James berputar, gemetar karena amarah.

"Seharusnya aku bisa," katanya dengan suara halus yang tampak menyiratkan kebalikan dari postur tubuhnya. "Seharusnya aku bisa mendukung anak yang menyebut dirinya sebagai anakku."

"James-"

"Aku tahu apa yang akan kau katakan, Remus," teriak James bahkan sebelum Remus bisa memutuskan cara untuk mengatakan apa yang dia ingin katakan. "Kau ingin aku percaya bahwa dia adalah anakku. Dan kuberi tahu kau sekarang — aku tidak percaya!"

"Kenapa tidak, James? Kau bisa mempercayai kami," kata Remus, menaikkan suaranya agar didengar James.

"Aku bisa?" katanya dengan marah. "Aku akan dikhianati. Untuk apa nilai persahabatan jika bisa luntur dengan segera?" Dia bertemu mata Remus, dan Remus terkejut oleh kedalaman bayangan dan kepedihan di dalamnya. Yang ada, tampaknya James semakin memburuk sejak Remus pertama kali melihatnya.

"Dulu aku berpikir bahwa sahabat itu selamanya. Lalu itu menjadi pengkhianatan dan penyiksaan yang berlangsung selamanya. Kemudian kau datang, dan berkata aku salah. Dan kuberi tahu kau, Remus — Moony — aku tidak mempercayaimu."

"Jadi apa yang kau pikirkan?" tanya Remus. James ragu, tetapi amarahnya tetap sekuat sebelumnya.

"Aku percaya — aku percaya apa yang kutahu benar. Kita dulu tak terpisahkan, dan Voldemort mematahkannya. Dulu kukira kau yang terbaik untuk dimintai nasihat, dan sekarang, aku merasa ragu bahwa itu sungguh benar."

"Tapi kenapa James?" Remus memohon. "Kenapa aku kehilangan kepercayaanmu?"

"Remus yang kukenal pasti menyadarinya ketika dia menyentuh peti matiku, di mana aku terletak di dalamnya dan berusaha mati-matian memberi isyarat kepadanya bahwa aku masih hidup. Remus yang kukenal pasti memercayai Sirius ketika dia mengatakan bahwa dia bukan pengkhianat. Remus yang kukenal pasti mengunjungi makam Lily dan makam di mana aku seharusnya berada. Dan kemudian semua ini tidak akan terjadi karena dia akan melihat bahwa makam itu telah dibobol!" Remus memucat, sangat pucat, ketika James mengungkapkan apa yang dia sesali.

James benar. Dia seharusnya menyadari ada sesuatu yang salah atau mengunjungi makamnya. Sebaliknya, dia tidak melakukannya karena terlalu menyakitkan baginya.

Dia terlalu lemah hingga tidak melakukan itu.

Namun yang paling penting, dia seharusnya percaya bahwa Sirius tidak akan pernah mengkhianati James dan Lily. Sekarang, dia memperoleh hasil dari pengkhianatannya.

Sirius mungkin telah memaafkannya, tapi James — seseorang yang sangat ia rindukan selama ini — tidak.

"James, ratusan orang mengunjungi makammu; tidak ada tanda-tanda bahwa itu telah dibobol," kata Bill, berusaha melepaskan penekanan pada Remus. Dia bisa melihat betapa menyakitkannya itu bagi Remus.

In His Eyes | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang