Annyeong!
Happy reading dan jangan lupa votmen!••••••
Deia menenteng mapnya berjalan menuju ruang dosen. Hari ini Deia akan menghadap Aktha sebagai mahasiswi semester akhir yang ingin meneruskan skripsinya agar cepat selesai dan menyandang gelar S1 nya.
Langkah Deia terhenti saat ia melihat sosok Malaikat Cantik -yang kata Arin akan menjadi dosen di kampus mereka- baru saja keluar dari ruangan Aktha.
Deia menunggu dosen tersebut berlalu terlebih dahulu barulah ia masuk keruangan Aktha. Sebelumnya Deia mengetuk pintu dan berucap salam sebagai sikap sopannya terhadap Dosen.
Deia duduk didepan Aktha lalu mengeluarkan kertas proposal skripsinya.
"Pak saya ingin mengajukan proposal bab 1 skripsi saya"
Aktha masih fokus pada layar laptop didepannya.
"Judul dan bab 1 saya sudah di acc sama dospem 1 saya. Tinggal bapak aja yang belum"
Perkataan Deia sama sekali tidak digubris oleh Aktha. Seakan Deia hanyalah makhluk tak kasat mata yang tidak dapat dilihat.
Deia membiarkan sunyi merayap diruangan ini selama beberapa menit. Namun 10 menit berlalu Aktha tetap sama, masih fokus kepada layar laptop didepannya, tanpa menatap deia sama sekali.
"Pak saya disini mau bimbingan bukannya ngeliatin bapak ngetik di laptop" ucap Deia mulai jengah.
Aktha masih diam, membuat Deia geram. "Pak?!" panggil Deia dengan suara yang sedikit dibesarkannya.
Ia rasa Aktha punya gangguan pendengaran sehingga tidak bisa mendengar ucapannya sedari tadi.
"Kalau bapak masih diem aja, mending saya keluar. Dari pada mandangin bapak mantengin laptop terus"
Perkataan Deia tadi hanyalah sebuah bentuk ancaman namun Aktha masih sama. Tidak menggubrisnya sama sekali.
"Bapak budeg ya? Saya keluar aja kalo gitu" Deia mengambil kembali proposalnya hendak keluar namun perkataan Aktha membuatnya urung keluar dan memilih duduk kembali.
"Tunggu sebentar"
Setelah mengatakan hal tersebut, Aktha mengangkat panggilan telpon yang masuk di nomornya.
"Iyaa mas, langsung antar ke ruangan saya aja" ucap Aktha kepada si penelepon.
Setelahnya Aktha mematikan sambungan telpon, lalu menutup laptopnya dan menyimpan beberapa kertas hasil kuis mahasiswanya yang sudah ia koreksi.
'Toktoktok'
Suara ketukan dipintu membuat Aktha dan Deia menoleh.
"Masuk aja, mas" ucap Aktha.
Seorang laki-laki yang bisa dibilang sebagai OB dikampus itu, masuk keruangan Aktha sembari membawa bungkusan.
"Ini Pak pesenannya"
Aktha mengambil alih kantung tersebut dan memberikan uang gantinya.
"Tumben pak beli 2 kotak, mau makan sama neng Deia yaa hehe" ucap OB tersebut.
Aktha hanya tersenyum sebagai balasan, "Makasih ya mas" ucap Aktha.
Si OB itupun pamit undur diri.
"Kamu suka ikan?" tanya Aktha sembari menaruh 2 kotak makanan dihadapannya.
Deia menggeleng, sedari keicil ia tidak suka ikan. Alasannya simple, karena ikan banyak durinya dan ia dulu sering sekali tersedak duri ikan.
"Ayam bakar ngga papa?" tanya Aktha
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love
Fanfiction[CERITA PINDAH KE NOVELME] Bisa ngebayangin ngga tiba-tiba dosen kalian duduk diruang tamu kalian dengan tujuan ngelamar. NGELAMAR. Deia mengutuk perkataannya sendiri yang menjadi boomerang saat tiba-tiba dirinya dilamar oleh sang dosen killer bern...