Seventeen

9.4K 490 21
                                    

Happy reading dan jangan lupa vote!

•••••••

Deia menarik tangan Aktha untuk mengikutinya menuju rak camilan.

"Mas, tolong ambilin choco crunch diatas itu" ucap Deia.

Aktha menurut, ia mengambilkan beberapa kotak choco crunch yang diinginkan Deia.

"Makanya kamu tuh banyak-banyak olahraga. Tinggiin badan, biar ngga kayak unyil terus"

Deia mengambil sekotak choco crunch dari tangan Aktha.

"Kalau ngga ikhlas ngambilin ngomong aja sih. Pake nyindir gitu" ucap Deia dengan nada sebal.

"Lain kali saya ajak olahraga pagi jangan nolak ya"

Deia mengerucutkan bibirnya dan berjalan lebih dahulu, meninggalkan Aktha dengan troli belanjaan mereka.

Aktha terkekeh ditempatnya. Ia menyusul Deia dan mensejajarkan langkahnya dengan langkah Deia.

Mereka berkeliling kembali, mencari bahan makanan yang hendak di beli.

"Ohh iyaa. Ntar ingetin buat beli es krim ya"

Aktha menoleh, satu tangannya mencuil hidung Deia.

"Es krim terus. Sekarang lagi cuaca dingin. Kalo kebanyakan makan es krim bisa-bisa kamu pilek"

Deia mengusap-usap hidungnya, "Es krim tuh baik untuk mengembalikan mood aku yang kadang suka turun gara-gara mikirin skripsi"

'Aku'? Aktha tidak salah dengar kan?

"Liat aku aja. Pasti mood kamu naik lagi"

Deia mengedipkan matanya beberapa kali, "Mas...ternyata alay yaa"

"Emang salah? Ngeliatin suami sendiri ngga dosa"

Emang ngga dosa. Tapi rasanya aneh aja.

"Terserah deh. Mas tunggu sini bentar" ucap Deia

"Kenapa?" tanya Aktha.

"Bentar"

Deia berlari menuju salah satu rak dan kembali ke tempat Aktha berdiri dengan membawa beberapa bungkus pembalut.

"Yuk langsung ke kasir aja. Kayaknya udah semua" ucap Deia.

"Es krim kamu?"

Deia menepuk jidatnya.

"Hampir aja lupa. Kalo gitu kita ambil es krim dulu. Baru ke kasir"

Aktha mengangguk dan mengikuti setiap langkah Deia.

Setelah membayar, mereka langsung membawa belanjaan mereka menuju mobil.

"Mas.." panggil Deia

Aktha menoleh, "Kenapa?"

"Kita langsung ke rumah mama kan? Kemarin mama nelpon disuruh main kesana" ucap Deia

"Iya" jawab Aktha

"Eh kita ke toko nenek dulu aja. Bawain kue buat mama. Ngga enak kalo tangan kosong ke sana"

Aktha tersenyum.

"Iyaa"

•••••••

Deia masih berdiri di depan pintu rumah orangtua Aktha.

"Kenapa ngga masuk?" tanya Aktha yang menyusul Deia

"Nunggu mas"

Aktha menggengggam salah satu tangan Deia yang bebas.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang