Happy reading dan jangan lupa vote!
•••••••
Deia membuka bungkusan makanan yang dibawa Aktha. Matanya berbinar melihat gado-gado yang ia inginkan.
"Kamu beneran ngga lagi ngidam kan?" tanya Aktha.
Deia menggeleng, "Bukan ngidam karena hamil. Tapi lagi BM aja. Kemarin liat instastory Fara, dia dibuatin gado-gado sama nenek"
Aktha mengangguk-anggukkan kepalanya. Deia memberikan antis kepada Aktha untuk membersihkan tangannya sebelum makan. Walaupun makannya menggunakan sendok, tapi kebersihan tangan tetap harus dijaga.
Mereka mulai makan dalam diam hingga piring mereka bersih dari makanan tersebut.
"Habis ini mas mau langsung pulang?" tanya Deia.
Aktha menggeleng pelan, "Saya mau ngoreksi kerjaan mahasiswa dulu disini. Sekalian nungguin kamu"
"Yakin ngga mau pulang dulu?"
"Iya"
Deia membersihkan meja yang mereka tempati dan menyiapkan segelas minuman untuk Aktha.
"Mas, aku mau cerita"
"Cerita aja"
Aktha membuka laptopnya dan mulai mengecek satu persatu kerjaan mahasiswanya.
"Ngga jadi lah"
Aktha mendongak. Alisnya bertaut bingung, "Kenapa?"
"Ngga jadi" jawab Deia ketus.
Deia dapat mendengar helaan kasar napas Aktha.
"Saya denger kamu ngomong. Jadi kalau mau cerita, cerita aja. Saya tanggapi"
Deia melirik Aktha yang lanjut fokus ke laptop didepannya.
"Tadi aku ketemu orang aneh" ucap Deia mulai bercerita.
"Siapa?" tanya Aktha
"Ngga tau. Awalnya aku mau pesen makanan lewat aplikasi, tapi ada suara anak kecil nangis. Terus aku samperin, aku tanya orangtuanya dimana. Dia nunjuk ke restoran diseberang jalan, yaudah aku anterin. Pas sampe disana Papa nya malah ngira aku mau nyulik anak kecil itu, terus dia ngusir aku dari sana" jelas Deia.
Aktha melirik restoran diseberang jalan melalui kaca transparan di toko ini.
"Mungkin tampang kamu seperti penculik"
Deia mencubit kecil lengan Aktha. Lalu mengerucutkan bibirnya.
"Enak aja. Kembaran Selena Gomez gini dikira penculik"
Aktha terkekeh pelan. "Orangtua emang suka parnoan. Jadi ngira kamu penculik"
Deia mengangguk, "Iya sih. Tapi tetep aja kesel. Kan bisa ngga pake ngusir segala. Tuh orang tampang doang yang bagus, sifatnya buruk"
Aktha menoleh kearah Deia, "Ganteng?" tanya Aktha.
Deia mengangguk, "Mirip kayak oppa-oppa korea. Tapi sayang kelakuan minus"
"Ohh"
Aktha kembali fokus pada laptopnya. Sementara Deia berpamitan untuk melayani pembeli.
••••••
Aroma masakan tercium begitu Deia dan Aktha memasuki rumah Nenek Hera.
"Wah wah wahh baginda Raja dan ndoro Ratu udah datang nih" sambut Farhan yang membukakan pintu rumah.
Deia melangkah masuk dan langsung menuju dapur dimana sang nenek dan Fara sedang memasak sesuatu.
"Assalamualaikum, nek" Deia menyalin tangan sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love
Fanfiction[CERITA PINDAH KE NOVELME] Bisa ngebayangin ngga tiba-tiba dosen kalian duduk diruang tamu kalian dengan tujuan ngelamar. NGELAMAR. Deia mengutuk perkataannya sendiri yang menjadi boomerang saat tiba-tiba dirinya dilamar oleh sang dosen killer bern...