2

135 75 39
                                    

Vana yang sedang berada dikamarnya saat ini, kamar yang bernuansa biru muda bercampur dengan warna putih itu, akan memanjakan mata bagi siapa saja yang melihatnya.

Pada langit-langit kamar Vana, ada gambar awan dan beberapa lampu trumblr yang berwarna kuning keemasan apabila lampu tersebut dinyalakan.

Vana memang sengaja memasangnya di sana untuk menemani tidur malamnya, lampu tersebut akan menyala jika lampu utama kamar Vana mati , pertanda dirinya akan tertidur. Ketika lampu tersebut menyala, cahayanya bagaikan bintang yang gemerlap dilangit malam.

Cantik bukan?

Terlebih lagi dengan barang barang milik Vana, yang mayoritas berwarna biru. Hal itu, akan membuat para mata yang melihat kamar ini akan takjub dengan keseilarasan warna kamar milik Vana.

Vana dengan laptop yang berada di pangkuannya, ia sedang menonton drama Korea. Teman yang menemani Vana setiap malam.

Cklek...

Pintu kamar Vana terbuka, seseorang masuk kedalam kamar, siapa lagi kalau bukan Tia, sang Ibunda tercinta Vana. Beliau membawakan segelas susu putih kesukaan Vana. Yah, Gadis itu juga suka sekali minum susu putih sebelum tidur.

Tia duduk di pinggir ranjang seraya menyodorkan segelas susu putih tersebut pada anaknya, Vana pun dengan peka mengambil gelas tersebut, tanpa menoleh sedikitpun kearah bundanya.

Selang beberapa detik, isi gelas tersebut pun habis. Vana memberikan gelas yang sudah kosong melompong itu pada bundanya, lagi lagi tanpa menolehkan kepala sedikitpun. Tia menerima gelas kosong tersebut dari Vana, ia menggelengkan kepala karena melihat tingkah putrinya seperti itu.

"Vana," panggil Tia, yang dipanggil masih fokus menatap layar laptopnya.

"Vana," Tia menaikkan sedikit volume suaranya.

"Hmm," balas Vana masih dengan menatap layar laptopnya.

"Sebentar lagi, kamu bakal dilamar." Tia memberi tahu sambil mengelus kepala Vana yang masih dibalut dengan kerudung berwarna abu-abu.

Deg.

Omongan bundanya berhasil membuat Vana terdiam sesaat .Sungguh, dirinya sangat terkejut mendengar hal itu. Ia sudah tidak fokus lagi untuk menonton.

Pandangan mata Vana berubah, ia menatap bundanya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Bunda bilang apa? Di lamar?" Vana mengulang perkataan Bundanya,
Tia menjawab dengan senyuman dan anggukan kepala.

"Yaudah, kamu tidur yah. Selamat malam sayang." Tia mencium kening putrinya seraya berjalan keluar kamar.

Vana menutup laptopnya kasar, lalu menaruh benda tersebut di atas nakas yang berada disamping tempat tidurnya.

Vana's pov

Aku pun membaringkan tubuh diatas kasur menutupi seluruh tubuhku dengan selimut, perkataan bunda barusan seperti mimpi buruk bagiku. Dilamar? Benarkah? Lalu bagaimana dengan perasaanku terhadap seorang laki-laki yang memiliki suara merdu itu.

YaAllah, hatiku bergetar saat mendengar suaranya. Aku jatuh cinta pada suaranya tetapi, entah mengapa. Mulut ini tak ada henti hentinya  untuk meminta sosok seperti dirinya dalam mendampingi sisa umurku,yah. Aku selalu menyebutkan sosoknya dalam sujud terakhirku. Meskipun, tidak beserta namanya.

Tapi, apalah daya aku hanya seorang manusia yang tidak tahu menahu tentang sosok pendamping hidupku kelak. Biarkan aku shalat istikharah, biarlah Allah saja yang menentukan jalan hidup ini, karena sungguh.Hati ini selalu ada getaran yang lain bila suara sosok itu mengumandangkan azan.

Secret Of Heart (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang