3

124 67 19
                                    

Vana's pov

Ok, kali ini akan aku ceritakan seberapa bar bar nya aku dengan sahabatku Ica itu, lebih tepatnya Meyliza Dwi Az-zahra. Kala itu, ketika pertama kali masuk kepesantren dia adalah satu satunya orang yang pertama kali aku kenal yah, sebelum aku berkenalan dengan teman-temanku yang lainnya. Aku tidak ingin membahas seberapa banyak teman-temanku, yang jelas sih. Banyak yah, aku juga lupa berapa jumlahnya.

Kami, dulu masih nyantri dan jangan salah dengan kata santri, karena aku bukan santri alim yang layaknya seperti difikiran banyak orang. Ok, mungkin. Karena berstatus santri aku sangat dipandang nilai agamanya ditengah-tengah masyarakat. Yah, sebenarnya untuk agama, aku juga masih belum sempurna. Masih banyak kekuranganku, masih banyak dosaku, masih banyak kesalahanku pada Sang Maha Pencipta. Tapi, disisi lain aku juga masih tetap berusaha.

Baik, jangan salah aku adalah santri putri yang bisa dibilang cukup bandel dikala itu. Bagaimana tidak, aku sering kabur tanpa seizin bagian keamanan atau Ibu Nyai, dan biasanya aku kabur dari pesantren bersama Ica yah, dia adalah teman andalanku. Aku dan Ica biasanya kabur ketika tengah malam, waktu seperti itu sangat berharga bagi kami. Biasanya kita berdua akan pergi ke mall terdekat atau makan-makan saja dipinggir jalan yah, yang jelas waktu malam itu adalah waktunya untuk refreshing. Jarang sekali kami berdua ketahuan kabur, yah ketika semasaku dulu. Pengawasan pondok belum terlalu ketat dan lagi, gerbang belakang tidak ada yang menjaga lalu tidak digembok pula yasudah, hal itu satu satunya yang dapat memudahkan aku dan Ica untuk kabur. Sebenarnya kata yang lebih tepat sih, keluar sebentar dari pondok. Menurutku sih, seperti itu karena, kami berdua hanya keluar tidak lebih dari dua sampai tiga jam.

Ketika aku menginjak kelas akhir dipondok, kegiatan malamku bersama Ica akhirnya ketahuan juga. Sebenarnya, kalau tidak ada santri putra pada waktu itu mungkin, sampai aku lulus dari pondok pun kegiatan bar bar malamku itu pasti seratus persen tidak akan ketahuan siapa siapa, huh, Allah berkata lain. Mungkin, Allah tidak ridho atas perbuatan yang jauh dari kata Istiqomah dipondok, sungguh. Aku hanya ingin menenangkan otak ini saja yang sudah terlalu pening karena memikirkan hafalan yang sudah menumpuk tak terkira, huh, asik yah. Mondok seperti diriku.

Pukul 03.00 am, aku bangun dari tidurku. Yah, aku akan melaksanakan shalat sunnah Tahajjud dan shalat sunnah Istikharah. Semoga saja, Allah langsung memberi petunjuk padaku karena jujur, diriku pun belum siap untuk menjadi seorang istri dari calon suamiku kelak. Aku menuju kamar mandi, membersihkan diri terlebih dahulu lalu berwudhu. Setelah itu, aku langsung melaksanakan shalat sunnah tersebut dilanjut dengan tadarrus Al-qur'an sampai azan subuh terdengar.

06.15

Aku sedang bercermin diri dan memoles sedikit bedak diwajahku, lalu disusul dengan lipstik berwarna merah muda yang cocok dengan bibirku, oke. Aku terlihat cantik,hahaha, aku sudah tahu kata cantik untuk diriku hanya terucap dari bunda saja. Miris.

"Pagi Bun, Ayah. " Sapaku ketika sudah berada diruang makan.

"Pagi juga sayang." Balas kedua orangtuaku kompak, aku hanya tersenyum kecil karena melihat tingkah laku Ayah dan Bunda.

"Sini, duduk Nak." Tawar Ayah padaku, aku pun langsung mengambil alih kursi. Tempat biasa ketika aku makan bersama keluargaku. Dihadapanku sekarang sudah ada, nasi goreng lengkap dengan telur dadar diatasnya. Humm, aromanya sangat menggoda sekali.

"Ayo, dimakan nak. Nanti kamu terlambat lagi masuk kerjanya." Kata Bunda seraya menuangkan air putih kedalam gelas milik Ayah.

"Iya Bun." Aku pun langsung melahap sesendok demi sesendok nasi goreng buatan Bunda, sekarang. Hanya ada suara dentingan sendok saja yang memenuhi ruangan ini.

"Nak," panggil Ayah ditengah keseriusan makanku.

"Kenapa Yah?" balasku masih dengan mulut yang sibuk mengunyah.

"Nanti malam, kamu akan dilamar anaknya teman Ayah." Ayah memberitahu.

Deg.

Aku jadi diam membeku, untung saja nasi yang sempat kukunyah tadi sudah tertelan. Huh, apalagi ini? Jadi benar, aku bakal dilamar sama orang. Ya Allah, Vana belum bisa jadi istri yang baik untuk calon suami Vana kelak, dan Vana pun belum bisa jadi ibu yang baik untuk anak anak Vana kelak.

💖

Ya Allah, salahkah aku jika seandainya aku tolak lamaran itu?.

Hai, guys

Gmna??

Maaf yah, aku belum sempat update. Karena, aku habis ujian selama tiga minggu. Yaudah, doain aja smoga hasilnya bagus.

Aminnn.

Oh, iya jangan lupa coment dan vote yah. Aku mau liat tanggapan kalian gmna.

Yaudah, dadah.😘

Secret Of Heart (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang