09

3.3K 349 40
                                    

Selama Film di tayangkan, Euna tak bisa menikmati sama sekali, dikarenakan memang itu genre horor, ditambah Yeonjun yang masih bersandar pada pundaknya.

Film sudah hampir selesai, dan Yeonjun masih bertahan di posisi nya.

"Jun.."bisik Euna seraya menepuk pipi Yeonjun pelan.

Tak butuh waktu lama, Yeonjun menegakkan badannya.

"Udah selesai?"tanya Yeonjun ketika sudah berhasil mengumpulkan nyawa.

Euna menatap Yeonjun garang. "Ya udah lah! Lu nya aja yang keenakan tidur, gak tau gua pegel apa?!"

Yeonjun menyeringai, lalu berdiri.

"Wah.. Ni anak gak tau berterima kasih sama gua ya, malah ninggalin lagi."omel Euna pelan, ketika melihat Yeonjun berjalan keluar meninggalkan Euna.

.

"Jun.. Habis ini kemana?"tanya Euna sambil berusaha mensejajarkan langkahnya.

"Pulang."bibir Euna melengkung seketika ketika mendengar hal itu.

"Masih jam delapan nih.. Gue main ke rumah lu dulu ya."pinta Euna.

Yeonjun berhenti berjalan, lalu menatap Euna. "Oke."

Euna melebarkan matanya tak percaya, padahal dia sudah mengira Yeonjun akan menolak.

Euna berjalan lebih cepat dari Yeonjun, "Ayo Jun cepetan! Lama amat jalan."ucapnya lalu berlari ke parkiran.

Yeonjun hanya mendengus melihat tingkah Euna.

.

Sesampainya di pekarangan rumah Yeonjun, Euna sangat bersemangat karna ini untuk pertama kalinya ia di ajak ke rumah kekasihnya itu.

"Jun.. Itu mobil lu juga? Kok gua gak pernah liat lu pake itu ya."tunjuk Euna ke arah mobil BMW yang terparkir di depan garasi. Pasalnya, mobil yang sering di pakai Yeonjun adalah macam-macam mobil sport.

Ketika mata Yeonjun mengikuti arah tunjuk Euna, dia langsung melebarkan matanya dan keluar dari mobil.

Ketika tangan Yeonjun ingin membuka pintu rumah, ia berbalik dan mengisyaratkan Euna untuk tetap di mobil.

Euna hanya mengangguk bingung, dan menuruti perkataan Yeonjun saja.

Sudah setengah jam dan Yeonjun belum balik untuk menemuinya.

Tepat saat itu juga, seorang lelaki paruh baya keluar dari dalam rumah dengan raut muka menahan amarah, ia masuk ke mobil yang Euna tunjuk tadi, dan melaju meninggalkan rumah ini.

Perasaan Euna tak tenang, ia pelan-pelan keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah.

"Lu bodoh atau gimana sih hah?! Lu bisa ngelawan! Tapi kenapa lu malah milih diam aja kaya tadi!"Bentak seorang gadis yang tak asing di mata Euna.

Euna mengintip dari balik tembok, sepertinya ia pernah melihat gadis itu.

Oh! Itu gadis yang bersama Yeonjun kemarin malam.

Tapi.. Kenapa dia disini?

"Lu tau kan kalau gua ngelawan apa akibatnya?! Gua gak bisa! Gua gak mau!"Yeonjun menunduk. Sedangkan gadis itu memijit pangkal hidungnya.

Tak sengaja, mata gadis itu bertemu dengan mata Euna.

"Hey.. Siapa disana?"gadis itu menghampiri Euna yang sudah tertangkap basah.

Euna memukul kening nya pelan.

"Jun! Lu bawa cewe?"ujar gadis itu ketika berhasil menemukan Euna.

Yeonjun mengangkat kepalanya.

"Lu cewe nya Yeonjun?"Euna diam, bingung harus menjawab apa.

"Iya."Itu bukan berasal dari Euna, tetapi dari Yeonjun.

Euna terkejut sekaligus senang mendengar Yeonjun yang mengakuinya sebagai pacar.

"widih.. Ngapain ngumpet? Sini sini.. Lu obatin Yeonjun ya, gue mau ke dalem."ucapnya menggiring Euna menuju Yeonjun.

"Have fun."ucap gadis itu sebelum menghilang.

Euna duduk di sebelah Yeonjun pelan, tangannya terulur memegang rahang cowo itu.

"Bibir lu berdarah."ucap Euna. "Gua basuh pake air ya."

Ketika Euna hendak berdiri, tangannya di tahan oleh Yeonjun.

"Kenapa masuk?"tanya Yeonjun, menatap Euna.

Euna menelan salivanya. "T-tadi.. Tadi gua khawatir, makanya nekat masuk."

Tangannya yang di pegang Yeonjun terlepas.

Euna mengatur napasnya kembali.

"Dapur nya mana?"Euna menoleh kesana-kesini mencari keberadaan dapur.

"Ujung kanan, lu tinggal belok kiri."Euna mengangguk mendengar penuturan Yeonjun, dan segera bergegas ke dapur.

Di dapur ia langsung membuka lemari es, dan mencari es batu.

Tak butuh waktu lama, Euna kembali dengan wadah yang berisi air, es batu, beserta kain.

"Sini gue bersihin lukanya."tangan Euna terulur ingin membasuh luka yang ada di ujung bibir Yeonjun.

Sesaat tangan Euna di tahan lagi dengan Yeonjun.

"Jangan bilang siapa pun tentang semua yang lu denger."tegas Yeonjun, menatap Euna tajam.

"Emang apa yang gue denger? Gak ada tuh."jawab Euna.

"Ya gua juga gak tau apa aja yang udah lu denger, pesen gua cuma satu, jangan bilang siapa pun."

"Iya.. Sekarang biarin gue buat ngobatin luka lu dulu, oke."tangan Euna kembali terulur, dengan telaten dia membersihkan luka Yeonjun.

Yeonjun diam seperti biasa, dan Euna fokus membersihkan luka itu.

"Oke, sekarang tinggal di kompres biar gak memar."kini tangannya sibuk membalut es batu dengan kain, dan bersiap untuk mengompres bibir Yeonjun.

"Sini, biar gue sendiri."tangan Yeonjun mengambil alih es batu yang dibalut kain tersebut.

Suasa tiba-tiba menjadi hening, "Ngomong-ngomong, gue boleh nanya?"ucap Euna memecah keheningan.

Yeonjun diam beberapa saat, "nanya apa?"

"Cewe tadi itu, siapa?"tanya Euna ragu.

.

.

.

.

.

.

Hayoloh cewe itu siapa? terus Yeonjun bakal jawab gak ya? atau marah karna Euna kepo? hmm jawabannya ada di chapter selanjutnya :p. mau cepet next? komen dan vote nya dongggg wkwk.


Pacar [YEONJUN TXT FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang