12

3.1K 302 42
                                    

Sesampainya Euna di depan gerbang rumah Yeonjun, ia segera memanggil satpam untuk membukanya.

"Pak, permisi. Boleh bertanya?"
satpam yang merasa di ajak berbicara langsung dengan cepat berdiri dan menghampiri Euna.

"Iya? Ada apa ya?"tanya satpam itu dengan senyuman.

"Yeonjun nya ada? Saya eum..-"sejenak Euna berpikir, apakah dia harus mengaku bahwa dia pacar Yeonjun? Atau.. "Saya teman sekolah Yeonjun."sambung Euna, dengan ragu.

"Ooh, iya ada.. sebentar saya buka kan gerbang nya dulu."satpam itu membuka kan gerbangnya untuk Euna, dan mempersilahkan ia untuk masuk.

"Terimakasih, pak. Saya permisi."
satpam itu mengangguk.

Euna berjalan ragu memasuki pekarangan rumah Yeonjun, walau ini bukan untuk pertama kalinya ia datang ke rumah Yeonjun, namun masih terlihat asing.

Euna mengetuk pintu, tak butuh waktu lama pintu putih itu terbuka menampakkan perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik, yang Euna yakini bahwa dia adalah mama Yeonjun.

Euna tersenyum canggung,"Permisi, Tante. Saya disini ingin menjenguk Yeonjun."

Perempuan itu tersenyum ramah, "Ooh temen Yeonjun? Silahkan masuk dulu, nak."

Euna memasuki rumah yang dominan warna putih itu, lalu ia di persilahkan duduk di ruang tamu.

"Mau minum apa? Air, susu, teh, atau.. kopi?"perempuan itu tertawa renyah, Euna hanya bisa tersenyum.

"Gak usah repot-repot te."jawab nya.

"Eh! Hai pacarnya Yeonjun!!"tiba-tiba gadis yang pernah ia temui bersama Yeonjun di cafe yang notabe nya adalah sepupu datang dari arah dapur.

Perempuan paruh baya yang duduk di depan Euna nampak bingung,"Ooh, jadi kamu pacar anak Tante? Tante kira temennya. Wah, Yeonjun punya selera yang bagus juga ya."Euna menggaruk tengkuk nya merasa malu.

"Lu disini pasti mau jenguk Yeonjun kan? Sini gue anterin ke kamarnya."

Euna diam, ragu untuk menjawab.

"Iya, sana biar kamu di antar sama Lia. Tenang, Tante izinin kok. Tante percaya sama kamu."ucap mama Yeonjun, tersenyum kearah Euna.

"Hey! Jangan ngelamun, ayo.."gadis yang bernama Lia itu pun menarik tangan Euna pelan, dan menggiring nya ke atas menuju kamar Yeonjun.

Sesampainya di depan pintu berwarna coklat itu, Euna diam.

Tangan Lia membuka pelan pintu itu, "lu masuk sana, gue mau ke bawah dulu."

Euna masih diam, belum beranjak dari tempat.

Euna mengatur napasnya terlebih dulu, sebelum memberanikan diri memasuki kamar pacarnya untuk pertama kali.

Kamar itu gelap karna gordennya belum di singkap, dan lampu kamar di matikan.

Euna perlahan masuk, dan menghidupkan lampu kamar tersebut. Terlihat pemilik kamar sedang tertidur meringkuk seperti kedinginan.

Euna menghampiri pacarnya itu, dengan ragu ia duduk di pinggir ranjangnya.

Keadaan Yeonjun benar-benar kacau, rambut acak-acakan, dan bau alkohol yang masih menyengat.

Tangan Euna terjulur untuk mengecek suhu Yeonjun, dan benar dia panas tinggi.

Sentuhan Euna ternyata berhasil membuat Yeonjun mengerjapkan mata.

Yeonjun menyipitkan matanya dan memegang kepalanya menahan sakit.

"Udah udah gak usah bangun, lu tiduran aja."Euna menahan ketika Yeonjun hendak duduk.

Yeonjun tetaplah Yeonjun, dan ia tetap duduk walau kepalanya masih nyut-nyutan.

"Di bilang juga gak usah bangun! Keras kepala banget sih,"Euna menatap Yeonjun garang. "Tiduran aja gak papa."

"Lu ngapain disini."suara serak Yeonjun terdengar.

"Gue ya mau jenguk lu lah,"jawab Euna seadanya. "Mm, kenapa lu ngelakuin hal itu?"

Yeonjun menatap Euna,"ngelakuin apa?"

"Ngelakuin hal bodoh. Apa sih yang ada dipikiran lo pas ngelakuin hal itu? semaleman di bawah shower, apa lu mau mati kedinginan ha?!"nada Euna semakin tinggi di akhir kalimat.

"Gue gak sadar waktu itu."

"Ya iya lah lu gak sadar, lu mabuk-mabukan."ucap Euna dengan nada menyindir.

Yeonjun mulai jengah, dan merasa omelan Euna hanya membuat kepala nya makin pening saja.

"Terus lu mau apa sekarang? Udah lah sana, gue pusing."

Euna menatap Yeonjun, "Udah minum obat? Sarapan? Makan siang?"

"Nggak, gue gak laper."ucap Yeonjun singkat, dan memalingkan wajahnya.

"Ish! Emang kalo gak laper, gak makan gitu? Udah tau lu sakit, pake segala gaya gak makan. Udah merasa kuat lu?"omel Euna.

Yeonjun dengan cepat menarik lengan Euna, dan kini jarak antara wajah Euna dan Yeonjun sangat tipis.

Euna ingin mundur, namun di tahan oleh Yeonjun yang dengan cepat memegang tengkuk Euna.

Yeonjun menatap mata Euna dalam, dan berhasil membuat Euna tercekat.

"Jangan.pernah.paksa.gue."tekan Yeonjun di setiap kata nya.

Euna meneguk saliva nya kuat-kuat.

Yeonjun melepas tangannya yang memegang tengkuk Euna.

Euna berdiri, menatap Yeonjun, dan pergi.

Yeonjun melihat kepergian Euna, dan memijat pangkal hidung nya.
.
.
.
.
.
Puas belom nih sama part ini? Update an pertama di tahun 2020 ya? Maaf ya lama banget up nya :(

Rencananya sih aku pengen update ceritanya seminggu sekali, tapi takut gak mampu hehe..

See u next part gais!!

Pacar [YEONJUN TXT FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang