Teruntuk kamu yang bulan depan akan kutemui, tidak lagi di dalam mimpi atau dalam bentuk imajiku. Sementara ini, hadirmu hanya sebatas abu-abu dalam khayalku yang terlalu hitam dan putih. Lalu hanya dalam hitungan hari dalam beberapa pekan ini aku bisa kembali memandangi tubuhmu atau sekedar punggungmu saat upacara bendera atau saat jam olahraga, aku akan diam-diam mencuri tatapmu atau merekam dengan jelas bagaimana caramu tersenyum bahkan tertawa saat menghabiskan waktu dan berbincang dengan teman-teman kelasmu. Aku juga ingin menyimpan banyak kenang melalui sapaanmu di hari-hari sibukku.
Bagaimana bisa sedikitpun untuk aku tidak mengingat bagian-bagian dari kita?
Seperti ucapan maaf darimu karena tidak bisa selalu ada untukku; ucapan terima kasih kamu untukku yang selalu mencoba memahami kesibukanmu; atau ketika kamu meminta tolong padaku. Hanya hal kecil... tetapi, membuat aku merasa dibutuhkan.
Bagaimana mungkin aku bisa menghilangkan penggalan dari kisah kita?
Ketika hadirmu untuk menjadi pendengar tanpa menghakimi kisahku yang banyak drama ini atau kedatanganmu duduk di barisan paling depan penonton untuk menyaksikan aku yang sedang berlakon di atas panggung----- atau kejutan-kejutan tak terduga darimu yang tidak sedikit untuk dapat ku bagikan dalam tulisan ini.
Bagaimana caranya agar aku selalu siap dengan perlakuanmu yang tak terduga?
Untuk tingkah laku konyolmu mengirimkan coklat putih favoritku melalui JNE padahal jarak rumah kita tidak dapat dikatakan jauh atau pesan suara yang tiba-tiba kamu kirimkan di pagi hari, atau juga bahasa-bahasa yang kamu gunakan saat kita memutuskan menghabiskan sisa waktu dengan ngobrol via chat.
Bagaimana kalau kita terpisahkan dengan ruang gerak berjauhan.... bukankah aku pernah mengatakan ini bukan perihal seberapa jauh jarak mampu memisahkan kita, bahkan ini lebih rumit dari sekedar itu.
Itu menyangku perasaan, komitmen dan keyakinan.
Ya, aku tahu terlalu dewasa untuk kita membicarakan hal ini.
Kalau bukan kamu... siapa yang akan bisa menerima aku yang terkadang terlalu menuntut dan pemaksa dalam satu waktu. Siapa yang mampu menenangkan aku saat sedang kacau-kacaunya... atau siapa yang sanggup membuat ujung bibirku terangkat terus menerus. Selain dirimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntukmu, Temanku.
Poetrya poetry by irenaluwie. Ada kisah yang ingin aku ceritakan padamu teman terbaik yang pernah ada di dalam hidupku. cover by rainyshaa