Night Disaster

3.5K 144 22
                                    

WE ARE MARRY NOW Chapter 1 : Night Disaster

"Irene….!" teriak Krystal kegirangan.

Seolah baru terkena efek angin topan, Irene merapikan rambut panjangnya dan mengorek kedua telinganya. Dengan malas ia berjalan mendekati sahabatnya itu. Entah kenapa, tidak biasanya Krystal berteriak seperti itu. Frekuensi yang bisa merusak gendang telinganya kurang dari lima detik.
"Ada apa?"
"Kau tahu, Irene ah? Aku seperti sedang dikelilingi dewi fortuna!" celoteh Krystal bersemangat.

Irene memutar otaknya.

Mencoba menebak-nebak alasan apa saja hal yang bisa membuat Krystal segirang ini, "Um… Kai menerima ajakan kencan darimu?"

Krystal menggeleng yakin.

Kali ini Irene terlihat bingung. Ayolah. Kalau Krystal senang, pasti karena Kai. Kalau Krystal murung, itupun pasti karena Kai. Ia memutar otak lagi. Mencoba mengingat-ingat apa saja yang dapat membuat Krystal senang.

"Um… ayahmu mengirim uang tiga kali lipat dari biasanya?"
Kali ini cengiran Krystal berubah cemberut. Hah. Ia tak mengira Irene melabelinya sebagai gadis pecinta uang. Yang benar saja. Ayahnya, Jung Yunho kan bukan orang miskin. Hanya sedikit pelit. Atau yang biasa dikatakan Yunho, irit.
"Salah ya?" tanya Irene.
"Tentu saja, Irene Bodoh!" teriak Krystal kesal.
"Oke..oke, jadi apa yang dapat membuatmu senang selain Kai?"
Krystal dengan semangat menyodorkan koran harian lokal tepat di depan muka Irene. Irene hanya tertegun dan menarik koran itu. Ia mencoba mencari-cari apa berita yang ada di kertas lebar itu. Mungkin Krystal diterima jadi bintang iklan shampoo atau apalah. Krystal kan lumayan tergila-gila untuk terkenal.
Tapi nihil. Tidak ada berita apa-apa.
Irene menutup lembaran lebar itu lalu menatap mata Krystal yang bersinar-sinar seperti gigi emas tuan kim, penghuni apartemen sebelah. Hah. Sepertinya Krystal masih berharap Irene menemukan jawabannya.

"Ya jung sojung, sebenarnya ada apa sih?" Irene terlihat mulai tidak sabar. Yah. Sabar bukan wataknya.
"Bagaimana kalau kubilang, musim panas ini aku tak akan menghabiskan waktu di apartemen ini?"
Mata Irene terbelalak. Ia sepertinya tadi melihat sesuatu di koran. Ia lupa sekali satu kebiasaan mendarah daging Krystal. Kebiasaan mrs.jung /Boa, ibunya. Ya. Gila lotere. Mata Irene menyusuri kolom lotere. Ini dia.
LIBURAN GRATIS UNTUK 2 ORANG DI JEJU ISLAND
AKOMODASI GRATIS PLUS UANG SAKU US $ 3.000
"Jangan bilang…. Kemarikan kupon milikmu!" perintah Irene tak sabar.
Dengan girang Krystal menyodorkan sobekan kupon miliknya, "I'm the luckiest girl for this summer!"
Mata Irene terbelalak. Sial. Nomernya cocok.
"Hei, krys, kau lupa ucapan Eomma jung?"
"Ucapan eommaku yang mana?"

"Menang undian artinya akan ada bencana!" jelas Irene.
Krystal hanya menjulurkan lidahnya, "Ah, itu sih berlaku untuk Eomma , bukan aku."
Irene menghela napas pelan. Ah. Musim panas ini ia akan sendirian. Yah, liburannya sih hanya sepuluh hari. Tapi sepuluh hari sendirian di apartemen bukan hal yang menyenangkan. Tidak ada hiburan. Paling setiap pagi dia harus melihat Tuan kim dan puteranya  melakukan senam pagi di balkon apartemen sambil menyetel lagu kebangsaan keras-keras. Katanya sih jiwa muda.
Apanya yang jiwa muda. Justru melihat dan mendengarkan mereka bisa membuat jiwanya cepat tua.
Irene menghela napas panjang.
Krystal sedikit banyak menyadarinya, "Ribut dengan suho lagi?"
"Menurutmu?"
"Perang dingin, mungkin."
Irene menoleh, "Huwa…" teriak Irene keras-keras. "yang benar saja! Aku punya pacar tapi seperti tidak punya pacar! Art-freak itu membuatku stress!"

Krystal memutar bola matanya. keluhan yang sama yang sudah didengarnya sejak lima bulan lalu. Satu bulan setelah masa jadian. Kasihan Irene.

Tapi bagaimana dengan Krystal?
Ia tersenyum getir, "Hei, kau lupa ya? Kau masih mending tahu! Aku mengejar Kai setahun ini tapi tetap saja tidak ada respon. Kau mengejar kakaknya itu baru sebulan langsung jadian. Yang benar saja!"

WE ARE MARRY NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang