The War Began

984 107 15
                                    

WE ARE MARRY NOW Chapter 5 : The War Began

.

.
Krystal melangkahkan kakinya pelan dari kamar mandi. Kedua matanya lalu menangkap sosok Yuri yang terduduk di atas ranjang dengan tangan yang sibuk memencet sms dan pandangan mata yang tak lepas dari layar handphone-nya. Ha~h. Pasti Tiffany.

Krystal melirik pelan ke arah jam dinding. Hampir setengah sebelas malam. Apa yang sebenarnya diobrolkan sampai semalam ini. Andai saja kai tipikal pemuda yang hobi sms-an, pasti Krystal akan melakukan hal yang sama. Sepertinya Yuri sengaja. Pemuda itu bahkan masih mengacuhkannya meskipun Krystal memperhatikannya sejak tadi.

Yuri melirik pelan, "Apa?"

"Hah?"

"Apa lihat-lihat?" tanya Yuri sengit.

"A-apa?" Krystal mulai gelagapan, "m-memangnya kenapa? Ini kan mataku! Terserah aku, Bodoh!"

Yuri hanya menyeringai lalu melanjutkan acara 'sms'-nya.

Krystal dengan cepat membuang mukanya. Ia mendekat ke meja belajar lalu meraih tas sekolahnya. Sedetik kemudian Krystal sudah mulai sibuk dengan kertas-kertas yang dibawanya dari sekolah.

Yuri melirik Krystal dari sudut matanya. Seingatnya tidak ada tugas rumah dari sekolah. Lalu sang istri ini sedang mengerjakan apa? Apalagi malam-malam begini. Memasang muka serius pula. Akhirnya sekarang malah Yuri yang penasaran. Ia memutar tubuhnya dan dapat melihat jelas sosok Krystal dari samping yang terlihat pusing sambil memegangi sisi kiri kepalanya.

"Kau mengerjakan apa?" tanya Yuri singkat.

"…" Krystal terlihat tak merespon.

"Hei!" panggil Yuri mulai tak sabar.

Krystal menoleh cepat dan terlihat terganggu, "Apa!"

"K-kau..!" Yuri jadi ikut-ikutan kesal dan sedikit berteriak, "aku tanya, kau itu sedang mengerjakan apa?"

Krystal kembali menengok pada kertas-kertasnya yang berserakan di atas meja, "Bukan urusanmu."

Yuri mendecak kesal. Ia bangkit dari ranjang dan menghampiri meja Krystal. Ia menengok pada kertas-kertas di hadapannya dan membacanya dengan cepat, "Apa itu 'Rancangan Festival Kebudayaan'?"

Krystal yang kaget karena mendadak Yuri berdiri di belakangnya langsung menutupi kertas-kertas itu dengan tangannya, "Sana! Untuk apa kau mau tahu segala?"

"Memang sekolah kita akan ada acara?" tanya yuri santai.

Krystal menghela napas pelan, "Sudah sana tidur! Jangan menggangguku!"

"Mengganggu?"

Krystal memutar kursinya, "Iya, mengganggu! Kau nggak lihat aku sedang berpikir?"

"Hei, aku kan bisa membantumu berpikir!"

"Nggak perlu," jawab Krystal sengit, "kau lanjutkan saja sms-an dengan 'tiffany muitu."

Yuri terlihat kaget lalu tersenyum lagi, "Kau cemburu lagi?"

"Jangan mimpi!"

Yuri hanya mengangkat bahunya lalu melangkah mundur menuju ranjang lalu berbaring di ujung ranjang membelakangi Krystal. Krystal meremas-remas beberapa kertasnya. Si bodoh itu merusak konsentrasinya. Cemburu? Yang benar saja?

.

o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O

.

Irene membuka kelopak mata kirinya. Aduh, napasnya terasa sesak sekali. Tangan kanannya mencoba menekan-nekan perutnya. Ah, si beruang kumat lagi! Lagi-lagi tangan pemuda itu melingkar di perutnya. Pantas saja ia sesak napas. Irene mencoba membalik tubuhnya ke belakang. Sial. Wajah Seulgi tepat ada di depan mukanya. Apa-apaan si jenius satu ini.

WE ARE MARRY NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang