WE ARE MARRY NOW Chapter 3 : Mine is Yours
.
Tok. Tok.
Dua gadis remaja dengan barang bawaan yang cukup banyak kini menghela napas panjang di depan sebuah pintu kamar aparteman. Keduanya saling berpandangan sebentar.
"Irene ah, sepertinya kau mengetuk pintu kurang keras."
Irene menggelengkan kepalanya lemas. Ia menarik napas panjang lagi. Sungguh. Kejadian langka. Tak pernah sekalipun Irene dan Krystal dalam hidup mereka berpikir akan melakukan ini. Tak sekalipun sejak mereka berdua pindah ke apartemen ini. Yah. Hari yang aneh. Untuk pertama kalinya mereka mengetuk pintu apartemen seorang…
"Huwa…. Dua orang puteri raja yang cantik, ada apa?" sapa lelaki itu, "chen, teman-temanmu datang!" panggilnya pada puteranya.
Krystal dan Irene sweatdrop. Pantas saja ketukan pintu tadi tak terdengar meskipun Irene menggunakan tenaga kuda miliknya. Tentu saja, seluruh bagian ruang apartemen terisi dengan frekuensi suara bass tape dengan lagu… em, lagu apa ya ini? Ah, sepertinya lagu era tahun 80-an.
"Ah, ayo masuklah! Kami tidak sedang sibuk, hanya sedang membangun semangat jiwa muda, hahahaha…" tawa mr kim.
Krystal langsung melambai-lambaikan tangannya, "Ah, bukan, kami bukan ingin bertamu!"
"Oh ya? Lalu kenapa kalian kemari menenteng tas? Kalian bukan mau menitip barang kan? Yah, kau kan tahu, di apartemenku banyak sekali barbell dan alat-alat olahraga, hahahaha." jawab chen sambil memamerkan giginya.
"Ah, tidak, kami hanya mau mengucapkan selamat tinggal, hari ini kami pindah apartemen," jelas Irene, "kami hanya tidak ingin pergi tanpa memberitahu kalian."
Tak disangka kepindahan kali ini mungkin akan menimbulkan rasa kangen pada keluarga 'berisik' satu ini.
"Tapi kalian tidak pindah sekolah kan?" tanya chen cemas. Yah. Benar juga, kerinduannya tidak usah banyak-banyak. Toh, chen satu sekolah dengan mereka berdua.
Krystal menggelngkan kepalanya, "Kita tetap satu sekolah, chen, kami hanya pindah rumah.""Kalian memangnya mau pindah kemana?" tanya mr kim penasaran.
Deg.
Mau dijawab apa? Dijawab pindah apartemen juga apa alasannya? Dijawab kembali ke tempat orang tua apa mereka akan percaya?
"Ke… orang tua kami…" jawab Irene ragu-ragu.
"Oh!" seru mrkim lantang. Mendadak kedua tangannya meraih tangan kedua gadis itu dan tersenyum dengan mata berkaca-kaca, "paman senang akhirnya kalian mengerti arti sebuah keluarga, memang, tak baik gadis cantik seperti kalian tinggal sendiri."
Sweatdrop.
Tak menyangka membohongi keluarga satu ini ternyata tak sesulit yang dibayangkan. Yah, semoga ke depannya tak ada yang curiga. Tak ada yang bisa dilakukan Irene dan Krystal selain melempar senyum. Bagus. Waktunya pergi.
.
o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O
.
"Seulgi! Bukannya sudah ibu bilang, bersihkan kamar mandinya!"
Seulgi menggosok telinganya yang berdenging. Ah, suara ibunya benar-benar seperti toa. Jangan-jangan Irene nanti juga seperti ini? Tidak. Kalau sampai seperti itu adanya, maka dunia Seulgi akan penuh dengan kata 'merepotkan'. Mimpi buruk dimulai.
Ngik.
"Ad-aduduh, Ibu-"
"Cepat bersihkan kamar mandinya!" perintah minyoung, "ibu tidak mau menantu ibu terpeleset di kamar mandi yang licin!"

KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE MARRY NOW
RomanceIrene dan Krystal berteriak kesetanan saat tahu suatu pagi di penginapan di samping mereka, ada sesosok laki-laki. Mengalami malam terburuk sekaligus tidak ingat apapun. Dan yang terparah, mereka harus menerima kenyataan, saat mabuk mereka telah men...