Men and Wife

1.5K 119 16
                                        

WE ARE MARRY NOW Chapter 2 : Men and Wife

.

"Kita berempat semalam sudah menikah."

Kalimat pendek itu kini bergaung panjang di kepala si rambut hitam yang sibuk menggosok seluruh badannya dengan sabun. Ia terus membersihkan tubuhnya mengingat semalam ia telah melakukan itu. Hal paling mengerikan dalam hidupnya. Bolehlah kalau dia berpikir bahwa tubuhnya sekarang sudah kotor. oh tuhan. Nggak seharusnya ia kehilangan 'hal berharga' apalagi dengan orang yang belum dikenalnya betul.

Dan kenyataannya? Dalam usia 17 tahun ia sudah menikah.

Apa ini mimpi? Kalau ini mimpi, tolong, seseorang bangunkan aku!

Krystal melangkah pelan keluar meninggalkan kamar mandi. Matanya menatap sosok Irene yang duduk di dekat jendela sambil menerawang sebuah cincin 'pernikahan' di jari kirinya. Krystal ikut lesu. Ia melirik pada jari manis tangan kirinya. Hah. Sama saja.

"Rene, bisakah kau menceritakan sesuatu padaku?"

"Hah?"

"Bisa nggak kau menghiburku dengan bilang kalau ini semua cuma lelucon?"

Irene meringis miris, "Wah, kalau itu sih, juga harapanku."

Kedua gadis itu saling bertatapan lalu mendesah panjang. Krystal merapikan rambutnya yang basah setelah keramas, "Mm… mungkin ini memang hanya lelucon, Irene ah, mungkin ini mimpi? Atau mungkin ini cuma sandiwara, bisa saja kan semalam kita berempat hanya bercanda dan tidur tanpa melakukan itu?"

Irene menoleh. Berpikir sebentar lalu menggelengkan kepalanya malas. Tangannya mendadak menunjuk sebuah titik di permukaan seprei, "Kalau begitu bisa kau jelaskan kenapa ada darah di seprei putih itu?"

Krystal tercekat. Benar juga. Hah. Memang bukan mimpi. Pertahanannya robek semalam. Benar-benar gila.

"Ha~h, andai saja aku nggak merasakan lututku lemas dan seluruh pinggulku sakit, aku mungkin juga akan berpikir kalau ini semua ini hanya mimpi, Soojung ah…" keluh Irene lagi.

Krystal terkikik pelan. Senyum mesum khas ayahnya mewarnai bibirnya yang merona, "Aku jadi penasaran, sehebat apa si muka datar itu sampai kau mengeluh lemas begitu?"

Mendadak wajah Irene blushing berat. Pertanyaan Krystal benar-benar pertanyaan gila. Itu bukan pertanyaan yang wajar untuk dijadikan percakapan dua remaja SMA seperti mereka. Irene mengalihkan pandangannya dari mata nakal Krystal lalu memandangi cincinnya lagi. "Cincin dari Suho hilang dan kini berganti jadi cincin aneh ini. Ha~h. aku selalu berharap punya pasangan yang tidak sebodoh Suho. Tapi kenapa Tuhan malah mengirim seorang suami?"

Krystal menghela napas panjang. Ia menggaruk rambutnya yang sebenarnya tidak gatal. "Apa tanggapan orang tua kita kalau tahu ini semua?"

Irene langsung menoleh dengan tatapan memelas. Mr.Bae pasti akan memanggangnya hidup-hidup kalau tahu ini semua. Aduh. Bagaimana ini?

"Sudahlah Irene ah, kita ke cafeteria yuk, dua makhluk aneh itu sudah menunggu kita."

o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O

.

Sementara itu Yuri dan Seulgi sibuk memesan sarapan mereka. Sejujurnya, tampang keren kedua pemuda itu tak kalah kalutnya dengan benang kusut yang bertengger di otak Krystal dan Irene.

Ayolah. Tak seharusnya seorang laki-laki menikah muda. Lihat seunghyun/t.o.p, paman Yuri, umurnya tahun depan sudah tiga puluh tahun tapi masih melajang. Sedangkan mereka? Masa muda langsung berakhir sekejap dalam satu malam. Gara-gara sOju sialan itu. Sepertinya mereka harus menyalahkan Eunhyuk dan Donghae. Tapi bukannya memasang tampang menyesal, Yuri dan Seulgi pagi-pagi justru dimarahi kedua pegawai hotel itu karena semalaman berisik saat 'bertempur'.

WE ARE MARRY NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang