Bomb!

843 108 4
                                    

WE ARE MARRY NOW Chapter 9 : Bomb!

.

"Seulgi hyung!"

Seulgi dan Irene menoleh pelan ke arah pagar. Yoong berdiri tegak di sana sambil tersenyum ala kakaknya. Pemuda itu mendekat pada Seulgi dan menyodorkan sebuah kunci yang Seulgi tahu betul itu kunci rumahnya.

"Ini kan…"

"Tadi sore bibi minyoung menitipkannya padaku agar kuberikan pada kakak."

Irene mengrenyitkan dahinya, "Memangnya orang tua Seulgi kemana?" tanyanya sambil mendekat pada yoong.

"Bibi nggak bilang banyak, katanya sih Nenek han mendadak sakit, jadi mereka menyusul ke tempat nenek han."

"Apa?" tanya Seulgi terbelalak, "jadi aku ditinggal di rumah sendirian?"

Kali ini giliran yoong yang memasang wajah aneh, "Kakak ini bagaimana, kan ada Irene nuuna," jawab yoong, "apanya yang sendirian?"

Benar juga. Seulgi melirik ke arah isterinya yang langsung membuang muka ke arah lain, membuat yoong makin nyengir lebar. "Katanya juga ada makanan di dapur yang bisa dihangatkan, trus katanya mereka akan pulang lusa, bisa molor kalau ada yang terjadi, yah… unpredictable-lah pokoknya."

"Oke, thanks." jawab Seulgi.

Pemuda beruang itu melangkah memasuki rumahnya diikuti Irene yang perlahan menutup pagar.

"Selamat bersenang-senang kalian berdua!" teriak yoong keras dari rumah sebelah. Sukses membuat wajah pasangan pengantin itu merona mendengarnya.

Irene langsung cepat-cepat menyusul ke dalam dengan langkah-langkah kecil. Langkah kakinya terhenti saat langkah kaki Seulgi yang berjalan di depannya terhenti di dekat tangga ke lantai atas. Pemuda itu menengok sedikit pada Irene yang menunduk rendah.

"Kau mau langsung tidur?" tanya Seulgi.

Irene langsung mengangkat wajahnya. Mendadak pipinya terasa panas dan membuatnya kebingungan menjawab. Irene terdiam sebentar hingga akhirnya ia mulai berbicara, "A-aku mau ke dapur."

Seulgi kali ini berbalik, "Memangnya kau nggak capek setelah festival?"

"Um… aku… la-par.." jawab Irene ragu.

Seulgi memandanginya penuh tatapan selidik, "Sejak kapan kau mau makan jam segini?" tanya Seulgi heran, "makan malam saja kau jarang kan?"

"…" Irene kali ini terdiam.

"Ya sudahlah, terserah, aku tidur duluan."

Irene melirik punggung Seulgi yang berjalan menyusuri tangga ke lantai atas. Gadis itu menghela napas pelan lalu bergegas melangkah menuju dapur. Sebenarnya ia tak merasa begitu lapar. Hanya saja gara-gara adegan ciuman di rumah kaca tadi saat masih di sekolah, perasaannya jadi tak karuan.

.

o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O

.

"Nunna?"

Krystal menoleh pada yoong yang berdiri di belakangnya dengan semangkuk penuh sereal cokelat dengan mulut yang terus sibuk mengunyah. Adik iparnya itu menatapnya penuh tanya.

"A-ada apa, yoong?" tanya Krystal ragu-ragu.

"Nunna nggak tidur?"

Krystal menggeleng pelan, "Ah, um… aku masih ingin nonton TV."

Yoong menengok jam dinding, "Ini sudah malam lho Kak, memangnya kau nggak capek setelah mengurus festival?" tanya yoong polos, "tadi waktu aku ke atas, hyung menanyakan kakak."

WE ARE MARRY NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang