When the End Comes

1.5K 104 8
                                    

"Waktu itu aku dan kau sama-sama berpikir kalau kita sedang sial besar sehingga menikah dengan dua perempuan merepotkan itu," keluh Seulgi. Pemuda itu masih sempat tersenyum meski bicara demikian. "Tapi, apa saat itu kau pernah mikir kalau pernikahan kita berempat akan lancar?"

"Waktu itu aku berdoa agar hidupku nggak akan merepotkan bersama Irene. Tapi sepertinya Kami-sama malah membuat semuanya semakin troublesome. Masalah dengan joy, belum lagi dengan makhluk Eskimo bermarga kim itu. Nggak bisakah permasalahan yang ada itu hanya berputar antara aku dan Irene saja?"

'Bagaimana kalau rencanamu gagal? Mungkin Krystal nggak memaafkanmu…'

Kalimat Seulgi perlahan mencekiknya. Membunuh hatinya dengan pelan-pelan. Harapannya makin menguar seiring lelehnya lilin-lilin di kamarnya. Ia pun tahu betul, sajian-sajian manis di atas meja di dekatnya itu kini tak lagi menghangat. Mungkin telah dingin disantap angin.

'Minta maaf saja, mudah kan?'

Perkara itu tak mudah. Meminta maaf dan memaafkan. Mungkin Krystal memang tak memaafkannya. Mungkin ia juga terlalu lama meminta maaf. Sungguh, semuanya sia-sia.

Dari awal pernikahan ini kesalahan. Kecelakaan. Ketidaksengajaan. Sebuah permainan.

"Harusnya kau tahu posisimu!" teriak Yuri kalap. "Kau itu istriku! Kau itu istriku!"

"HENTIKAN!" teriak balik Krystal. "Apa sebenarnya maumu!"

"Aku ingin KAU BERSIKAP SELAYAKNYA ISTRIKU!"

"Ternyata tak bisa ya…," desah Yuri lirih.

"Aku akan menandatanganinya. Siapkan saja… surat cerainya."


Mata milik Ino yang tadinya penuh dengan sirat cahaya ketakutan kini berubah heran. Ada banyak pertanyaan di otaknya, saat akhirnya ia melihat pemuda yang setahun menjadi suaminya itu menjauh dari ranjang, meneteskan air mata meski tak bersuara selayaknya dirinya, memakai kemeja atasnya dengan cepat, lalu tanpa menatapnya, Seulgi bergegas pergi. Tak menjelaskan apapun.

Pemuda itu pergi. Hanya dengan meninggalkan satu kalimat maaf yang Irene bahkan tak tahu untuk kesalahan yang mana?

Kenapa Seulgi menangis?

'I'm sorry.'

Tak ada hari terburuk dalam hidupnya selain malam ini.

Cerai.

Kalimat sakral itu meluncur begitu saja, menghancurkannya seketika.

"Menurutmu… Bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu?"

"Maksudnya?" tanya balik Taeyeon.

"…" Yuri terdiam.

"Well, aku nggak tahu apa sebenarnya masalahmu…," jawab taeyeon. "Tapi yang bisa kukatakan hanyalah, kalau kau ingin menghentikan atau mengakhiri sesuatu yang sulit diselesaikan… kembalilah ke tempat awal semuanya bermula…"

"…"

"Mungkin kau akan menemukan jawabannya di sana."

Mengakhirinya di tempat ia memulainya.

Hanya satu tempat yang ada dalam pikirannya.

Semua harus diakhiri

WE ARE MARRY NOW Chapter 14 : When the End Comes

WE ARE MARRY NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang