WE ARE MARRY NOW Chapter 11 : Marriage Conflict 1
.
"Yang jelas suzy itu urusanmu!"
Yuri mengorek kupingnya malas. Setengah heran kenapa istrinya satu ini begitu terganggu masalah fans-nya. Ia tetap melangkah santai di samping Krystal sambil terus berjalan menuju stasiun.
"Yul!" seru Krystal kesal.
Yuri menoleh pelan dan berbalik. Pemuda itu melangkah mendekat pada Krystal yang tertinggal di belakangnya lalu meraih pergelangan tangannya. Mendadak ia mengecup pipi istrinya itu pelan lalu tersenyum lebar—sementara Krystal sendiri merona tak karuan dicium pipinya di pinggir jalan.
"Aku yang akan mengatasi suzy," jawabnya menenangkan. Pemuda itu hanya nyengir lalu menggandeng tangan istrinya pulang. Krystal menunduk dan membiarkan suaminya itu menggiringnya pulang. Yuri yang terus tersenyum seharian ini—karena kejadian di ruang basket tentunya—mendadak menghentikan langkahnya.
Dukk.
Krystal menabarak punggung suaminya yang mendadak berhenti, "yul! kenap—"
"Itu Seulgi kan?"
Krystal mengangkat wajahnya dan menatap direksi yang ditunjuk Yuri. Perkataan Yuri memang tak salah. Siapa lagi penduduk kota ini yang punya bentuk tubuh tinggi tegap wajah kayak bear kalau bukan anggota laki-laki keluarga kang? Matanya kemudian menjelajah sekitar mencari sosok sahabat mungilnya. Irene? Di café dan sementara Seulgi di halte? Kenapa mereka tidak bersama-sama?
"Mereka bertengkar?" tanya yuri.
"Mana aku tahu?" balas Krystal. "Tapi mungkin kau benar. Kau bilang Seulgi selalu merokok saat kalut kan? Sebaiknya kau hampiri si beruang itu. Merokok di halte dengan masih memakai seragam sekolah kita. Jangan mentang-mentang ibuku kepala sekolah, kita bisa seenaknya…"
Yuri hanya mengangguk setuju sebelum melepas genggaman tangannya, "Kau temui Irene dan cari tahu masalahnya."
.
o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O
.
"Apa?"
Sang gadis hwang menghela napas pelan dan dalam. Kepalanya tertunduk. Berusaha sebisa mungkin untuk menghindari kontak mata dengan pemuda kim di hadapannya. Tanpa menatap langsung pun, tiffany tahu betul kalau saat ini pemuda yang selalu memanggilnya 'gadis bermata senyum' itu sedang menatapnya tajam.
"Bisa kau ulangi lagi?" ulang kai setelah sekian detik lamanya diacuhkan sang gadis berambut ikal ini.
"Kau mendengarnya kan?" balas tiffany. "Aku menolak ikut rencanamu."
"Ha—" kai menggeleng hampir tak percaya. Kalimatnya kemudian terhenti sementara kepalanya terus menggeleng, menolak kenyataan bahwa gadis di depannya ini tak mau diajak kerja sama. "K-Kau… Dengar Hwang, kau tahu? Sekarang aku jadi meragukanmu."
Tiffany mengerutkan alisnya sesaat. Bingung—sekaligus tertarik—dengan pernyataan terakhir kai. "Meragukan, m-meragukan apa?"
"Tentu saja perasaanmu," jawab kai enteng.
Mata lebar tiffany membulat mendengarnya.
"Aku jadi tak percaya kalau kau benar-benar punya perasaan pada si babo berisik itu."
Tangan tiffany sontak menutup mulutnya yang menganga tanpa ia sadari. Beraninya bocah 'peri' ini meragukan perasaannya. Belum lagi memanggil sang keturunan kwon dengan 'Babo'. Memangnya siapa dia? "Kau tak berhak berbicara seperti itu padaku!" ungkap tiffany kesal. Wajah pucatnya merona menahan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE MARRY NOW
RomanceIrene dan Krystal berteriak kesetanan saat tahu suatu pagi di penginapan di samping mereka, ada sesosok laki-laki. Mengalami malam terburuk sekaligus tidak ingat apapun. Dan yang terparah, mereka harus menerima kenyataan, saat mabuk mereka telah men...