Love-Heart and Hatred

1K 104 11
                                    

"Aku sedikit heran, kenapa pacarmu itu sepertinya ngotot sekali menunjukkan kalau kau itu pacarnya?"

"Dia bukan pacarku, kai-ah …," jawab Krystal. "Yuri itu…."

"Jadi… kau memang membawa kembang api sebanyak ini?"

"Ya."

"Untuk apa?"

"Aku pikir kau masih patah hati, un, jadi kubawakan kembang api agar kau sedikit merasa tenang."

Joy terpana sesaat, "Benarkah?"

"Jadi bagaimana sekarang rasanya? Lebih ringan?"

Gadis itu tersenyum lembut. Pipinya merona tipis dihiasi warna kelap-kelip kembang api yang masih meletus beberapa detik sekali.

"Tidak ada orang yang membenci kembang api, um… tidak ada," jelas wendy

"Aku menyukainya…" bisik Joy pelan sambil menatap angkasa.

"Seulgi sudah melihatnya."

Joy tertegun sesaat sebelum matanya melebar. "A—Ap—"

"Drama kita sudah selesai, … rencanamu berhasil. Seulgi melihat kita berciuman tadi. Dan seperti rencanamu, … dengan begini Seulgi pasti sudah bisa berpikir bahwa kau melepaskannya dan berkonsentrasi pada Irene, adikku…"

"…"

"…sama seperti keinginanmu dan aku kan?"

"Aku sama sekali nggak menghindari Yuri, Irene… aku hanya belum bertemu dengannya…" jawab Krystal pelan.

"…"

"Aku dan Yuri perlu bicara, Irene… sama halnya denganmu dan Seulgi," jelas Krystal lirih. "Aku tahu mungkin ia marah, tapi aku juga marah padanya… aku hanya ingin ia tak bersikap kekanakan seperti kemarin."

.

WE ARE MARRY NOW Chapter 13 : Love—Heart and Hatred

'Ada yang aneh dengannya,' pikir Yuri sambil melirik Seulgi.

Ayolah, Yuri memang mengenal Seulgi lebih dari siapapun. Ia tahu betul seulgi memang bukan seseorang yang 'ramai' seperti dirinya, tapi tetap saja, melihatnya melamun memandang pemandangan luar kelas dari jendela bukanlah style seorang kang seulgi. Yang Yuri tahu, saat sedang malas, Seulgi akan memilih memejamkan mata, alias tidur. Tapi kalau memang si jenius ini bahkan menolak untuk tidur—bahkan sampai kantung matanya menghitam—artinya seulgi sedang memikirkan sesuatu.

Irene.

Siapa lagi yang bisa membuat Seulgi jadi seperti bukan dirinya begini kalau bukan tingkah polah istrinya sendiri. Yuri pun sebenarnya mengeluhkan sikap Krystal. Tapi yuri yakin ia bisa melewatinya. Ia percaya itu… Yuri percaya—

"Yul?"

Si pemuda tan menoleh. Matanya mendapati sosok sahabatnya yang kusut berat. Kantung matanya yang menebal benar-benar membuat Yuri tercengang. Ini benar-benar bukan Si-keturunan-einstein-penggila-hibernasi-dan-raja-mendokusai yang ia kenal selama ini. Benar-benar bukan Seulgi.

"Ada apa?" tanya yuri sambil memutar posisi duduknya menghadap Seulgi. Begitu juga sahabatnya itu. Seulgi tak lagi menatap luar jendela. Ia sedikit memutar tubuhnya agar tak membelakangi Yuri meski pandangan matanya tertuju pada papan tulis kosong di depan kelas.

"Apa permohonanmu saat di kuil saat di jeju  dulu?"

Yuri tercengang sesaat. Untuk apa mengingat doanya dulu? "Hah, apa maksud—"

WE ARE MARRY NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang