-02 Yoroshiku 🍁

2.7K 218 29
                                    

Kanao's POV

Siapa?

Langkah kakinya mulai terdengar semakin mendekat.

"Ayolah tunjukkan dirimu. Jangan membuatku takut" gumamku.

Aku mulai berkeringat dingin. Mencoba untuk terus berjalan agar ia tidak tahu kalau aku menyadari keberadaanya.

Tenang lah...

Mengatur pernapasan ku yang sadar aku dibuntuti seseorang. Mulai sedikit berjalan cepat mencari tempat yang aman.

Permisi

Permisi

Halo?

Plek

Sebuah tangan jatuh di pundakku.
Aku terkejut. Mencoba menoleh dan mencoba mengubah mimik wajahku seakan baik baik saja.

Saat aku menatapnya, aku terkejut menyadari itu siapa.

ITU SI SURAI MERAH YANG DI RUANG GURU TADI !

Aku mulai gugup dan gemetar. Keringat dingin mengucur di pelipis ku.

Namun, aku tetap tersenyum walaupun itu terpaksa.

"Eh, i-iya ada apa?" aku mulai membukakan suara.

"Etoo, kau mau pergi kemana?"

YAH MAU PULANG LAH ! LU KIRA GUA LAGI JOGING APA ?

Hatiku berkata yang tidak tidak. Aku hampir panik. Tidak tahu apa yang harus kukatakan.

Satu jawaban pasti ada dampaknya.

Aku teringat dengan koin di sakuku. Aku langsung mengambilnya. Dengan menghembuskan napas pelan aku langsung melemparnya.

Si surai merah terkejut dan mulai bertanya.

"Ehh ? Apa yang ka-" kata katanya terpotong akibat koinku sudah jatuh duluan.

Aku mulai membukanya dengan sedikit cemas. Akhirnya aku menyadari apa yang muncul.

Ekor

Aku terkejut yang keluar ekor. Padahal aku berharap yang keluar kepala.

Kuhembuskan napasku pelan dan mencoba menjawab pertanyaannya yang dilontarkan kepadaku.

"Em... Aku mau pulang " senyumku kembali.

Ayolah cepat berlalu. Kumohon...

"Apakah kau tidak menyadari kalau kau tidak membawa suatu beban?"

Hah? Membawa beban? Maksudnya?
Aku mulai mencerna apa yang ia katakan.

Ehh apakah itu?

Mataku membulat yang akhirnya aku menyadari beban yang ia maksud adalah

TASKU!!

Pantas saja dari tadi aku merasa ringan dari tadi.

Ohh tidak. Aku mulai menoleh kesana kemari. Dan keringat dinginku mulai membanjiri wajahku.

Ya ampun. Mengapa bisa terlupa. Tangan ku mulai menyentuh keningku.

Mungkin ini karena saat aku sudah membantu sensei aku langsung pergi saja melupakan tasku.

Padahal aku sudah jauh dari sekolah. Apakah aku harus mengambilnya kembali?

Aku mulai menghembuskan napas sambil menutupkan mataku.

Hari ini cukup buruk bagiku. "Oh iya. Terima kasih sudah mengingatkan ku. Aku akan kembali mengambilnya." Aku mulai melewatinya.

"Ehh? Untuk apa kau kesana? Tasmu disana sudah tidak ada lagi." senyum si surai merah itu.

Mengapa ia masih bisa tersenyum walaupun ia tahu tasku hilang ?

"Ehh? Ja-jadi dimana tasku? Apakah kau meliha- " ucapku terpotong.

Awalnya aku panik. Tetapi, kepanikan ku segera hilang ketika ku sadari ia menyodorkan tasku yang tertinggal di sekolah.

"Ini tasmu. Lain kali hati hati ya." senyum si surai merah itu sembari memberikan tasku yang tertinggal.

"Te-terima kasih banyak. Tapi, dari mana kau tahu ini tasku dan bagaimana caramu menemukan tasku? Padahal kita tidak sekelas. " Beberapa pertanyaan ku lontarkan kepadanya.

Eh ?

Aku menyadari apa yang kukatakan.

"Emm... Saat aku mau pergi pulang, ku lihat kelas yang pintunya terbuka. Disana ada tasmu yang tertinggal. Saat ku lihat kau sudah di gerbang, kau tidak memakai tas jadi, ku ambil saja tasmu. Makanya aku mengejarmu untuk mengembalikannya. Lagi pula kau orang terakhir yang pulang selain aku. " jawabnya dengan tersenyum.

"Oh begitu ya... Sekali lagi terima kasih banyak." sambil memakai tasku.

Aku mulai malu pada diriku sendiri. Pertama kalinya aku ceroboh dan aku merasa tidak enak.

Aku mulai menundukkan wajahku karena malu untuk menatap wajahnya lagi.

Entah kenapa aku mulai merasakan sesuatu darinya. Berbeda dengan pria pada umumnya yang pernah kutemui.

Biasanya aku bersikap cuek, seakan tidak peduli kepada orang lain. Tapi aku merasakan apa yang berbeda dariku.

Mengapa ekspresiku tadi panik ketika bertemu dengannya?

Mataku terbelalak. Biasanya aku selalu berekspresi datar ketika bertemu dengan seseorang.

Bahkan aku juga bersikap dingin kepada temanku sendiri Aoi.

Ada apa ya?

Aku mulai berpikir untuk bersikap dingin kepadanya. Dan menaikkan wajahku kembali.

"Sampai jumpa." singkatku dengan datar untuk menyudahi pertemuan ini.

Aku mulai berjalan mulai meninggalkannya.

"Eh tunggu!"

Langkah ku berhenti. Aku menoleh kepadanya.

"Perkenalkan namaku Kamado Tanjirou. Yoroshiku." ia tersenyum sangat menyilaukan.

"Kanao Tsuyuri. Yoroshiku."balasku dengan tersenyum. Dan mulai meninggalkannya.

"KAPAN KAPAN KITA BERTEMU LAGI YAA." Teriaknya sambil melambaikan tangannya.

Aku menoleh dan melihatnya. Seketika wajahku memerah dan langsung memalingkan wajahku.

Aku mulai menutupi wajahku dengan satu tangan. Menahan perasaan yang bercampur aduk.

Senang, malu, sedih, panik, semuanya bercampur menjadi satu.

Ting

Tiba tiba sesuatu melintas di pikiranku.

Tanjirou?

End
______________________________________

Oke semua akhirnya chapter ini sudah selesai 😆.
Kalau ada yang mau di nambahin, silahkan di kolom komentar ya (^.^)

Arigatto yang sudah membacanya. Jangan lupa kasih bintang ⭐

またね
Mata ne❤

~ Salam Author















Butterfly || Tanjirou X KanaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang