5. Sepupu

23 5 1
                                    

"Sayang."

Deg.

Naya yang mendengar itupun terkejut begitu pun dengan Ditya.

"Eh, Gricela, kapan dateng?" Tanya Ditya kepada wanita yang ternyata bernama Gricela.

"Tadi, trus gue langsung kesini buat nyariin lo, gue kangen banget sama lo Ditya."

Tanpa diduga Gricela memeluk Ditya dan mencium pipi Ditya dan Naya melihat Ditya yang nampak biasa-biasa saja.

Naya pun beranjak ingin pergi dari situ, Ditya yang melihat itu pun langsung memegang tangan Naya.

"Mau kemana lo? Kan belum gue usir, nih kenalin, sepupu gue namanya Gricela," kata Ditya tiba-tiba.

Naya pun terkejut.

Sepupu katanya?
Sepupu macam apa itu, pikir Naya.

Gricela pun menatap Naya dari atas sampai bawah dengan sinis. Naya yang dilihat seperti itu pun merasa risih.

"Gricela, kenalin ini Naya, calon pacar gue hahaha canda," kata Ditya yang tanpa ia tahu bahwa Naya sudah baper duluan:v.

"Ohh, mending lo ajak gue jalan-jalan yok, gue nanti kan bakal sekolah di sini," ucap Gricela dengan genit.

"Boleh deh, demi sepupu gue semua gue lakuin deh," ucap Ditya sambil terkekeh.

"Janji ya? Lo harus ada di saat gue butuhin ya?" Tanya Gricela.

Ditya pun berfikir sejenak dan akhirnya mengangguk.

Naya yang merasa diacuhkan pun ingin pergi, hanya saja sedari tadi tangannya tidak dilepaskan oleh Ditya. Ditya yang menyadari Naya yang merasa bosan pun melepaskan tangannya dan membiarkan Naya pergi tanpa sepatah kata pun.

Naya berjalan sambil menghentakkan kakinya dan menggerutu kesal.

"Bangke emang ding Ditya ini, bisanya bikin baper doang tapi ujung-ujungnya ditinggalin ihhh sebellll," ucap Naya dalam Hati.

"Woy Nay." Naya pun menoleh kebelakang, datanglah seorang wanita yang mendatanginya.

"Apaan," jawab Naya ketus.

"Eksah, ketus amat mbak," Kata wanita itu.

"Grace telek," ucap Naya yang membuat Grace terkekeh.

"Putus cinta ya? Mampus lo, selera lo terlalu tinggi sii, ga sesuai sama muka wkwkwk." Tawa Grace.

Naya pun tidak memperdulikan Grace, biarkan Grace gila tertawa di tengah jalan, Naya pun trus berjalan menuju kelasnya.

Naya berhenti, ia memikirkan sesuatu, bukannya semua orang sedang memfitnah dirinya? Sedang memusuhinya? Grace juga bukankah sedang memusuhinya karna fitnah sialan itu? Lalu bagaimana bisa Grace jalan dari perpusatakaan? Bukannya ia sangat anti perpustakaan?

Entahlah, semua itu sangat rumit dan Naya sangat tidak ingin memikirkan itu semua.

Up2 yuhuuu
Udah lama ga up ya guys:v
Jangan lupa vote and comenttt

Aku Butuh TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang