11. Menyebalkan

8 1 0
                                    

"ATNAN, FATNAN!!!" teriak Naya. Atnan dan Fatnan pun refleks menutup telinga mereka.

"Jangan teriak juga kali Nay," ucap Atnan.

"Apaan sih lo, dasar rambut aja kayak jambul ayam," kesal Naya.

"Anjir, ini rambut udah keren-keren dibilangin jambul ayam, kudet lo Nay," balas Atnan.

"Sabodo lah sama kalian, mending gue pergi." Naya pun beranjak dari tempat duduknya, namun Atnan dan Fatnan kembali menarik tangan Naya untuk duduk.

"Udah si Nay diem dulu napa," ucap Fatnan.

"Iya tuh bener, enggak bakal kita grepe-grepe Nay hehe," kekeh Atnan. Mendengar ucapan Atnan, Naya pun memelototkan mata ke arahnya.

"Eh itu mata kaya udah mau keluar aja Nay." Cengir Atnan.

"Kali ini kita enggak bakal ganggu lo kok Nay, tenang aja, kita malah bakal nemenin lo sampai kapanpun." Naya pun menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Fatnan.

"Iya Nay, lo selama ini enggak ada temen kan? Lo jadi teman kita, gimana? Mau enggak? Pasti mau kan, sama cogan masa enggak mau," kekeh Atnan.

Naya pun memutar kedua bola matanya malas, namun ia melihat Ditya datang akan menghampirinya.

"Iya gue mau, eh itu Ditya dateng, kalian harus langsung akrab sama gue, liatin ke Ditya kalo gue udah bahagia," bisik Naya.

"Ohh, oke-oke," bisik Atnan dan Fatnan.

"Hahaha, gila lo Nay, enggak nyangka gue, lo gila banget sih parah hahaha," ketawa Atnan. Naya dan Fatnan yang mengerti apa yang sedang dilakukan Atnan pun ikut nimbrung.

"Kocak lo mah komedinya Nay," ujar Fatnan.

"Haha, itu beneran njir, ngeyel amat dah lo semua, kaga boong nih gue kali ini," ujar Naya. Ditya yang melihatnya pun merasa sesak, cintanya sekarang sedang bercanda tawa dengan laki-laki lain. Seharusnya ia yang ada  di situ, seharusnya ia yang menerima senyuman Naya, seharusnya ia yang menerima tawa lepas Naya, namun sepertinya itu semua hanya angan-angannya semata.

"Ehm," dehem Ditya. Naya, Atnan, dan Fatnan tidak memperdulikan deheman Ditya sama  sekali.

"Ehm ehm," dehem Ditya lagi. Merasa tidak direspon, Ditya pun memegang tangan Naya.

"Apaan sih lo pegang-pegang tangan gue." Refleks Naya melepas tangan Ditya.

"Nay, gue mau ngomong sama lo sebentar aja," melas Ditya.

"Mau ngomong apa sih, udah enggak ada yang perlu diomongin lagi Ditya, semuanya udah jelas," tolak Naya.

"Please Nay, gue enggak bermaksud ngomong kayak gitu ke lo tadi, maafin gue Nay, tolong kasih gue waktu buat jelasin semuanya," mohon Ditya.

"Udah, gue capek sama semua yang lo omongin, lo mau jelek-jelekin gue lagi kayak tadi?  Mau jelek-jelekin gue di depan umum kayak tadi? Tadi masih kurang? Hati lo terbuat dari apa sih, dari batu? Cih! Gue bener-bener nyesel pernah mengagumi lo waktu itu," terang Naya dan langsung pergi dari kebun. Ditya sendiri masih membisu di tempat dengan adanya Atnan dan Fatnan.

"Semoga berhasil bro." Fatnan menepuk pundak Ditya dan ikut pergi menyusul Naya.

"Lo seharusnya enggak ngelakuin itu, gue tau lo cinta sama dia, perjuangin bro, dia juga sepertinya masih cinta sama lo," terang Atnan bijak. Atnan pun ikut pergi dan meninggalkan Ditya sendirian.

Sebenarnya, ada empat mata yang sedari tadi melihat pertengkaran mereka sembari tersenyum.

"Misi kita berhasil."

"Tentu saja, misi yang gue buat tidak akan pernah gagal, sebentar lagi Naya akan menderita dan Ditya akan menjadi milik lo."

Kemudian mereka berdua tertawa bersamaan.

Akhirnya up juga:)
JANGAN LUPA VOMENT!!!

Aku Butuh TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang