10. Pertengkaran

9 3 0
                                    

Atnan dan Fatnan sedang berjalan-jalan melihat sekolahannya yang baru sembari untuk menghirup nafas segar.

"Eh, apa itu rame-rame?" tanya Fatnan.

"Enggak tau, ayo ke sana," ucap Atnan.

Atnan dan Fatnan berlari ke arah kerumunan tersebut. Betapa terkejutnya mereka melihat Naya dengan seorang perempuan yang tidak mereka kenal sedang bertengkar.

"Wagelaseh tu cewek bar bar," batin Fatnan.

"Anjay mabar, eh? Kok anjay mabar? Gak tau lah gak penting," batin Atnan tidak jelas.

"Fat, gila itu orang ya," heran Atnan.

"Iya, cewek padahal, tapi tingkahnya naudzubillah, matanya rabun juga, kita ganteng-ganteng gini dia bilang gak ganteng, kayak dia cantik aja elah," kesal Fatnan.

Ditya yang melihat Naya dan Elin bertengkar pun maju untuk memisahkan mereka berdua.

"Udah-udah, kalian apa-apaan sih berantem kayak bocah, ini sekolah, bukan tempat adu otot," geram Ditya.

"Eh masa depan, gini lo sayang, fans kamu itu duluan, masa tiba-tiba dia jambak aku, ya aku enggak terima dong," genit Elin sembari bergelayut manja di tangan Ditya.

Naya yang melihat pemandangan itu pun menjadi jijik, rasanya  ia ingin muntah saat itu juga.

"Cih! Murahan," gumam Naya.

"Tuh kan beb, Naya ngomong aku murahan," kesal Elin masih dengan nada genitnya. Naya pun jengah melihatnya.

"Nay, lo kenapa sih sebenernya? Kenapa lo jambak Elin tanpa sebab?" tanya Ditya.

Naya yang mendengar pertanyaan Ditya pun terbengong tak percaya.

"Apa? Jadi lo percaya sama ucapan dia?" Naya menunjuk Elin.

"Gue enggak mungkin ngelakuin sesuatu tanpa sebab, dia ngerebut temen-temen gue lo bilang itu tanpa sebab? Cih! Pacaran aja lo sama Elin." Naya pun melipat tangannya di depan dada sembari membuang muka.

Atnan dan Fatnan masih memperhatikan pertengkaran Naya sembari memakan jajanan yang baru saja mereka beli. Jika ditanya kemanakah semua guru? Jawabannya adalah semua guru sedang melakukan rapat penting sehingga semua kelas jam kosong.

"Oh, lo cemburu? Inget ya, gue enggak pernah dan enggak akan suka sama lo, jadi jangan kegeeran deh," sinis Ditya.

Jleb

Seakan di tusuk ribuan pisau, itu adalah kata-kata yang berhasil mematahkan hati Naya. Ia sangat sakit hati dengan ucapan Ditya.

"Hello tuan Ditya Andre Putra,  jangan harap gue masih suka sama lo ya, mungkin gue pernah suka sama lo, tapi sekarang gue udah enggak suka, dan gue menyesal karena pernah suka sama lo, ingat itu!" tegas Naya dan langsung pergi dari hadapan Ditya. Dan satu persatu orang yang mengumpul pun bubar.

Ditya pun merasakan hal yang sama, ia sebenarnya sangat sakit melihat Naya yang seperti itu, Naya yang sangat ia sayangi dan ia cintai, entah dorongan dari mana ia bisa mengatakan hal seperti itu kepada Naya.

Atnan dan Fatnan terpaku di tempat, mereka masih sedikit terkejut dengan apa yang terjadi.

"Sebesar itukah masalah Naya selama ini?" batin Atnan dan Fatnan bersamaan.

...

Naya saat ini sedang berada di kebun sekolah, ia menduduki kursi di sana sembari mengayun-ayunkan kakinya. Saat ini di kepalanya, kata-kata Ditya masing terngiang-ngiang dengan sangat jelas.

Naya tidak menangis, ia sangat benci dengan yang katanya menangis, apalagi hanya menangisi seorang laki-laki, ia sangat menghindari hal itu. Namun, hatinya menangis, menangis dalam diam yang membuat dada Naya sesak dan susah bernafas.

"Nay," panggil Atnan dan Fatnan. Naya yang merasa terpanggil pun mendongakkan kepalanya.

"Eh, kalian berdua ngapain di sini? Mau balas dendam? Jangan sekarang, gue lagi males bahas yang enggak penting," ujar Naya dengan masih menatap Atnan dan Fatnan.

Tak terduga, Atnan dan Fatnan duduk di samping Naya, Atnan di sebelah kanan dan Fatnan di sebelah kiri.

"Eh, apaan nih, kalian ngapain duduk samping gue, ganggu ketenangan duniawi gue aja," kesal Naya.

"Aelah lo mah di temenin bukannya berterima kasih malah ngambek," ucap Fatnan.

"Iya nih, kaga bales budi," setuju Atnan.

Hayoo, itu Atnan sama Fatnan mau ngapain yaa, hmm...

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOMENT!!!

Aku Butuh TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang