"Bukankah sudah kukatakan bahwa menikah tidak semudah yang kau bayangkan? Menikah itu berbeda dengan pacaran. Lebih-lebih kau baru saja menyelesaikan pendidikan menengah atas," tutur Brian penuh penekanan.
"Jadi kau sedang meremehkanku, Bri?" Yura mencebik tak tertahan. Jujur saja egonya terluka karena diremehkan oleh Brian. Padahal Yura merasa bahwa dirinya juga tidak seburuk itu meski ia akui bahwa jemari lentiknya tak mampu mengolah bahan makanan menjadi sebuah hidangan yang menggiurkan.
Sementara itu pertanyaan sinis yang baru saja digaungkan membuat darah dalam tubuh pria penyuka ayam tersebut mendidih. Tangannya terkepal berusaha meredam emosi.
"Atau jangan-jangan, kau lemah saat berada di atas ranjang? Tetapi kau memutarbalikkan kesalahan padaku."
Deg.
Runtuh sudah pertahanan yang Brian bangun sejak setengah jam yang lalu. Harga dirinya diinjak begitu saja oleh perempuan bergigi gingsul di hadapannya. Rupanya gadis itu sedang bermain api dengan beruang yang hibernasi.
Tanpa aba-aba dan penuh perhitungan, Brian mendorong tubuh Yura lalu membentur dinding. Dengan sigap ia menghajar bibir kurang ajar gadis itu dengan bibir ranum miliknya. Nyaris kehabisan napas. Tangan gagahnya tak mau kalah. Keduanya bergerilya di sepanjang tubuh gadis itu.
Yura jelas menolak perlakuan ini. Dengan sisa tenaga yang ada ia coba melawan meski tak berhasil. Bukannya lelaki itu menghindar malah dirinya yang semakin mendamba setiap sentuhan yang tercipta.
Sementara si beruang lapar yang kini tengah menikmati santapannya itu tampak semakin bergairah. Apalagi saat netranya menangkap reaksi kenikmatan yang ditunjukkan oleh sang gadis. Maka dengan hasrat yang kian menggebu semakin larutlah keduanya dalam lautan api asmara yang membuai. Brian dengan kerja baktinya dan Yura dengan setiap sentuhan yang diterimanya.
"Apa kau menyukainya? Aku bisa melakukan hal yang lebih hebat daripada ini."
Dan detik itulah Ayura Maya Frestiandini merelakan mahkota hidupnya direnggut oleh Brian, si calon suami yang entah akan berakhir menjadi suaminya atau tidak.
🐣🐣🐣
300 kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAWS Festival 2019 : They Never Know
General FictionManusia hidup di dalam lingkarannya masing-masing. Yang biasa mereka lakukan terhadap orang lain adalah sawang-sinawang, atau biasa disebut dengan melihat tampilan luarnya saja. Tetapi mereka tidak pernah tahu, bahwa ada hati yang telah terluka berk...
