Jarum jam menunjuk tepat pada angka empat ketika bel rumah berbunyi nyaring. Yura membuka pintu dan seketika memasang senyum saat mengetahui siapa yang datang berkunjung di sore yang cerah ini.
Ya, dia adalah Bärchen. Pria yang sempat menduduki peringkat satu di podium hati Yura sebelum Brian datang menjajah lalu menghempas beruang tersebut hingga tak berbekas.
Ayura Maya mempersilakan Tuan Beruang masuk. Ia menyuguhkan secangkir cokelat hangat dan choco tiramisu sebagai bentuk keramah-tamahannya terhadap tamu.
"Uncle Vigo!" seru seorang bocah yang tak lain adalah Azka. Ia berlari ke pangkuan Tuan BeruangㅡVigo, lalu bermain bersama. Yura menarik diri ke halaman belakang saat derai tawa mulai menggema di seluruh penjuru ruang."Tahu tidak? Tampaknya perempuan itu telah berhenti mengharapkan suaminya kembali," bisik seseorang.
"Benar. Belakangan ini kulihat ada seorang lelaki tampan yang selalu mengunjungi rumahnya dan bermain dengan anak semata wayangnya itu."
"Wah, wanita zaman sekarang agresif, ya. Suami tak pulang, eh menggaet lelaki baru. Dasar murahan!"
Deg.
Sekali lagi rasa nyeri timbul dalam dada Yura saat mendengar bisikan-bisikan tetangga.
Memangnya sehina itukah jika mantan kekasih berkunjung ke rumah sementara sang suami menghilang entah ke mana?
Iya, ada rasa bersalah terhadap Brian yang menjalar dalam hati Yura. Membiarkan seseorang yang berharga di masa lalu kembali menapakkan kaki dalam hidupnya meski tak bermaksud macam-macam. Walau secara hukum Yura masih sah menjadi istri Brian, tetapi hati wanita mana yang tahan jikalau harus menunggu tanpa ada kepastian yang dapat dipegangnya?
Lalu apa?
Apakah Yura harus merana dan terkatung-katung sepanjang hidup? Benarkah ia tak berhak untuk merasakan kebahagiaan?
Ingin sekali mama muda itu meronta, memuntahkan segala rasa yang bergejolak dalam diri. Tetapi ia tidak tahu bagaimana dan kepada siapa harus meluapkan.
Sementara di satu sisi separuh jiwanya kian membunga berkat Vigo. Yura resah atas keadaan ini. Dia tak mengerti mengapa takdirnya begitu rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAWS Festival 2019 : They Never Know
Fiksi UmumManusia hidup di dalam lingkarannya masing-masing. Yang biasa mereka lakukan terhadap orang lain adalah sawang-sinawang, atau biasa disebut dengan melihat tampilan luarnya saja. Tetapi mereka tidak pernah tahu, bahwa ada hati yang telah terluka berk...