-----
"Delina! Ayo bangun!" teriak seorang wanita yang sedang membangunkan anaknya.
"Bawel deh," gerutu seorang gadis yang masih berada di atas tempat tidur. "Jam berapa?"
"Makanya melek! Itu jam di depan mata mama lempar nih di muka kamu," emosi memuncak dari wanita itu. Ia adalah Ibu Delina yang bernama Sarah.
Delina pun membuka matanya dan mendapati keberadaan jam dinding yang ternyata sudah menunjukan pukul enam lewat lima puluh lima menit, tandanya bel masuk sekolah lima menit lagi.
"Baru juga jam segini. Aku begadang semaleman."
"Emang mama nyuruh kamu begadang? Nggak kan!"
"Rendy minta videocall sampe pagi temenin dia tidur."
"Dasar bucin! Sana cepetan mandi! Anak pemilik yayasan harusnya jadi contoh yang baik buat murid-murid lain," ucap Sarah.
"Lima menit lagi."
***
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Delina pun siap dengan seragam sekolahnya yang jauh dari kata rapih. Style rambut bagian dalam yang dipirang biru, rok sekolah yang terlihat seperti rok mini, kemeja yang dikeluarkan dengan lengan yang dilipat, kerah baju yang belum dirapihkan, dasi yang masih menggantung dileher, ditambah dengan sepatu Vans Old Skool dengan kaus kaki setumit yang menjadi ciri khas gadis yang satu ini.
"Ma, pa, Delino berangkat dulu," pamit pria tampan itu untuk berangkat sekolah.
Pria itu bernama Delino yang merupakan kakak kandung dari Delina. Usia mereka cuma berbeda satu tahun. Namun mereka berada di tingkatan yang sama di sekolah, karena Delino masuk sekolah bersama dengan Delina. Bedanya, Delino mengambil jurusan IPA, dan Delina mengambil jurusan IPS.
"Baru mau jam delapan, nanti aja berangkat bareng gue," celetuk Delina dengan santainya.
"Ogah berangkat sama cewek kayak lo, yang ada fans-fans gue pada kabur. Inget ya, jangan pernah kasih tau orang lain kalo lo itu adik gue. Awas aja!" tegas Delino memberi peringatan.
Delino memang menyembunyikan hal ini dari teman-teman di sekolahnya selama hampir tiga tahun. Ia tidak ingin dicap sebagai siswa yang buruk hanya karena sikap adiknya sendiri yang tidak tahu aturan dan bertingkah seenak jidat.
"Yaudah sana! Mual juga lama-lama liat muka lo."
"Kalian nih berantem mulu deh. Delino, kamu berangkat sana," pinta Thomas, ayah dari Delina dan Delino.
"Muak setiap pagi dengerin radio rusak mulu. Pengen gitu yang dateng sekali-kali mujizat dadakan biar sejuk ni hati," sindir Sarah sambil meremas-remas kepalanya melihat tingkah kedua anaknya yang semakin hari semakin menjadi.
Delino tanpa sepatah kata lagi langsung bergegas menuju mobilnya dan berangkat, sedangkan Delina masih sibuk dengan sarapannya.
"Delina, bisa gak sih kamu berubah? Kamu perempuan loh, tapi dandanan kamu gak sesuai sama kamu, malah kayak biduan dangdut keliling komplek," tegur Thomas kepada anak perempuannya itu yang hanya dibalas anggukan pertanda ia mengerti.
Namun tetap saja. Ia hanya mengerti teguran itu, tapi tidak untuk dilaksanakan. Delina malah melanjutkan aktivitasnya yang membuat Thomas menggeleng-gelengkan kepala. Hanyalah sebuah mujizat jika Delina berubah. Dan semoga mujizat itu menghampiri anaknya suatu saat nanti.
***
Kini gerbang sekolah sudah terkunci rapat karena waktu sudah menunjukan pukul setengah sembilan pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Cool Boy [SELESAI]
Teen FictionDelina Palvin adalah anak dari pemilik Yayasan Viliam High School. Ia merupakan anak kedua dari pasangan suami dan istri, Thomas Palvin dan Sarah William, dan adik kandung dari Delino Palvin yang juga merupakan idola para wanita di sekolah milik aya...