END

18.8K 429 9
                                    

-----

"Ibu Delina melahirkan sepasang anak yang cantik dan tampan. Kedua anak dan ibunya juga sehat," ucap dokter itu membawa kabar bahagia.

Devano tersujud dan menjatuhkan apa yang sedari tadi dibendungnya. Namun setelah itu ia kembali berdiri dan bertanya tentang keadaan Delina.

"Ibu Delina masih dalam pengaruh obat bius, dan akan sadar mungkin 20-30 menit ke depan," ucap dokter.

Delina dan bayi-bayinya pun akan dipindahkan ke ruangan inap VIP atas permintaan keluarga Palvin dan Haston, tapi nanti setelah Delina mulai sadar. Saat ini Delina masih membutuhkan beberapa jahitan dulu karena ia melahirkan caesar. Mereka bergantian memeluk Devano dan memberinya ucapan selamat. Bella menghapus air mata Devano dan menyuruh Devano untuk tidak menangis lagi.

"Kalo Delina di sini, dia gak akan suka liat kamu nangis, malah dia nanti ikutan nangis juga," ucap Dave.

Devano masih tidak bisa berkata-kata dan meminta izin kepada dokter untuk menengok istrinya. Saat ia masuk ke dalam ruangan operasi, betapa harunya ia melihat tempat tidur Delina yang dipenuhi cairan merah. Tidak jauh dari situ, dimana tempat kedua bayi mereka berbaring. Devano pergi menengok kedua bayi kembarnya. Benar kata dokter, mereka cantik dan tampan. Lalu ia kembali mendekat kepada Delina dan mencium kening Delina yang belum juga sadarkan diri.

Devano menyaksikan bagaimana perut istrinya yang dibelah dan kini sedang dijahit kembali. Dan setelah sekitar 25 menit lamanya, dokter sudah selesai dengan tahap akhir. Di sisi lain, Delina juga sudah mulai menunjukan reaksi untuk sadarkan diri. Ia tertidur di ambang kematian demi memperjuangkan buah hati mereka. Devano yang melihat itu langsung memanggil-manggil pelan nama Delina dan mengelus-elus kepala Delina dengan lembut. Akhirnya Delina berhasil membuka matanya.

"Kamu hebat sayang, aku bangga sama kamu. Sembilan bulan kamu jaga kedua bayi kita di dalam perut kamu. Kamu bisa lewatin masa sulit kamu, aku bangga sama kamu," ucap Devano dengan mata yang berkaca-kaca.

"Cowok dua-duanya?" tanya Delina masih tertatih-tatih.

"Sepasang, Del. Cewek sama cowok."

"Pasti cantik kayak aku dan ganteng kayak kamu."

"Iya, sayang. Makasih ya atas kebahagiaan yang sederhana ini yang kamu kasih ke aku. Aku bersyukur banget punya kamu," ucap Devano mengecup kening Delina.

"Makasih juga udah berusaha membuat aku menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini dengan cara kamu. Aku bersyukur jadi istri kamu," ucap Delina.

"Jangan pernah berubah, ya? Kita mulai dari nol lagi. Sekarang bareng Emily dan Ethan."

"Siapa Emily dan Ethan?" tanya Delina bingung.

"Aku udah ngasih nama keduanya. Bagus kan?"

"Cantik," ucap Delina dan menyetujui pemberian nama itu.

Dokter menginstruksikan bahwa Delina dan kedua bayi akan segera dipindahkan. Devano ijin untuk menyelesaikan administrasi. Dokter dan Delina mengangguk bersamaan. Setelah selesai, Devano langsung menuju ke ruangan inap. Di sana sudah ada keluarga mereka, kecuali Melisa, Delino, Agnes, dan Calvin yang berniat untuk menunggu di rumah saja. Devano tersenyum melihat Delina kemudian terkejut melihat air mata Delina yang tidak berhenti.

Devano berlari menghampiri Delina, "Kamu kenapa, sayang? Sakit ya?" Delina mengangguk pelan dan mencoba menahan air matanya.

"Obat bius Delina sudah habis. Delina gak dalam pengaruh obat bius lagi, jadi wajar kalo ngerasain sakit. Lama-lama sembuh kok," ucap Mery.

Devano merasa kasihan melihat Delina yang sangat menahan rasa sakit di bagian perutnya.

"Nangis aja sayang, gapapa. Aku di sini kok."

Mendengar suara lembut Devano, Delina pun tidak berhasil menahan air matanya.

"Cucu-cucu aku cantik dan ganteng ya kayak mama papanya," ucap Bella.

"Kira-kira nama yang bagus apa ya?" tanya Sarah.

"Aku udah ngasih nama mereka kok," ucap Devano.

Mery bertanya, "Oh ya? Apa, Van?"

"Emily dan Ethan."

Mereka memuji bahwa itu adalah nama yang cantik dan cocok. Sedangkan Delina mulai mengeluh bahwa ia cukup mengantuk. Devano menyuruh Delina untuk istirahat saja dan mengusap-usap kepala istrinya hingga terlelap tidur.

***

Beberapa hari kemudian, Delina sudah diijinkan untuk pulang. Rumah kini sudah lebih ramai dari biasanya. Banyak tamu yang merupakan kerabat Delina dan Devano, teman-temannya dan bahkan karyawan-karyawan kantornya bergantian datang untuk melihat bayi kembar mereka dan memberikan bingkisan hadiah.

Darren menyarankan kepada mereka untuk menambah pelebaran rumah lagi karena tanah sekeliling mansion masih begitu sangat luas. Thomas juga menyarankan mereka untuk menambah beberapa kamar karena suatu saat nanti akan digunakan oleh anak-anak mereka. Devano menyetujuinya jika suatu saat nanti ia akan punya anak lagi.

Delina mencubit perut Devano, "Dikira ngelahirin segampang uang keluar dari mesin ATM apa? Sana lo bikin anak lagi sama emaknya Gen Halilintar!"

Mereka yang ada di sana pun tertawa. Setelah Delina melepaskan cubitannya, Devano mengecup bibir Delina sekilas di depan orangtua mereka.

"VANO, MALU TAU!"

Delina ingin sekali mengejar Devano yang menghindar dari pukulannya, tapi apa daya perutnya masih belum sembuh dari bekas operasi. Mereka semua menertawakan sepasang pasutri yang bar bar ini. Sudah memiliki anak, tetapi sikap kekanak-kanakan mereka ternyata masih melekat juga. Suasana yang seperti itulah yang selalu menghiasi pahit manisnya perjalanan kehidupan keluarga dan persaudaraan mereka. Dihiasi juga dengan suara-suara bayi mungil di rumah mereka.

Mereka sangat bersyukur menikah dengan orang pilihan mereka dengan keluarga yang sangat mendukung pilihan mereka. Mereka mungkin salah satu keluarga yang paling bahagia di muka bumi ini.

•••

THE END

Bad Girl Vs Cool Boy [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang