Bulan Menuai Kelembutan

8.5K 998 261
                                    

Yang follow akunku, aku doain ketemu pasangan bulan dan bintang ini aka Yeonbin tahun depan!

-----

Yeonjun mengerjap, membuka matanya perlahan. Ia mendapati rasa hangat dan empuk. Setelah kesadarannya terkumpul, ia menunduk. Ia tertegun mengetahui dirinya tengah berbaring di ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Ia mengerutkan dahi, seingatnya semalam ia tertidur di sofa, bagaimana bisa saat bangun ia berada di ranjang rumah sakit? Bukankah ini ranjang Soobin? Dimana Soobin?


Yeonjun mengedarkan pandangannya. Irisnya menangkap Soobin yang tengah berbaring di sofa dengan mata memejam. Yeonjun masih belum mampu menangkap situasi saat itu. Tentang bagaimana posisi mereka bisa bertukar. Yeonjun ingat, semalam Soobin berbaring di ranjang setelah ia mengusap rambutnya hingga terlelap.

Setalah kejadian bibir saling memagut semalam, Yeonjun memaksa Soobin untuk tidur. Soobin tidak membantah dengan syarat Yeonjun harus mengusap kepalanya hingga ia terlelap. Malam itu Soobin pura-pura terlelap, ia masih takut Yeonjun akan pergi lagi. Yeonjun mengira Soobin sudah tertidur. Ia melepaskan usapan tanganya, meyelimuti tubuh Soobin lalu berjalan mendekati sofa. Yeonjun membaringakan tubuhnya, dan tak lama kemudian deru napas yang tenang terdengar.

Mengetahui Yeonjun tidak pergi, Soobin menghembuskan napas lega. Ia turun dari ranjang dan mendekati Yeonjun. Soobin mengamati wajah Yeonjun yang begitu tenang. Ia tersenyum sembari memberi beberapa kecupan. Soobin begitu bahagia, Yeonjun benar-benar tidak meninggalkannya lagi.

Melihat tubuh kecil Yeonjun yang terbaring di sofa tanpa selimut, Soobin tidak tega. Ia mengangkat tubuh Yeonjun dan menggendongnya. Tubuh mungil itu ia baringkan di ranjang, lalu diselimuti dengan penuh kehati-hatian. Soobin mengalah dan menggantikan posisi Yeonjun untuk tidur di sofa.

Kini Yeonjun terdiam sejenak sembari mengamati Soobin dari jauh. Kemudian ia menyibak selimutnya. Ia turun dari ranjang sembari membawa selimut. Kakinya melangkah mendekati Soobin lalu berhenti tepat di depannya. Ia menggunakan selimut yang ia bawa untuk menyelimuti tubuh Soobin. Yeonjun menunduk, memberikan kecupan kecil di kening Soobin.

Dokter muda itu berjongkok di hadapan Soobin. Mengamatinya dengan penuh perhatian. Hingga tak lama ia teringat sesuatu. Hari ini ia haru kembali ke kliniknya untuk memasang tanda libur. Ia juga harus membawa beberapa baju ganti dan membeli sarapan untuk Soobin.

Saat ia hendak melangkah, seseorang tiba-tiba membuka pintu dari luar. Yeonjun sedikit tersentak, Tuan Choi tengah berdiri di ambang pintu menatapnya. Tuan Choi berdeham, matanya menatap canggung. Perasaan yang sangat berbeda dari sebelumnya, sebelum Tuan Choi melihat sesuatu yang sedikit mengguncangnya.

Semalam, Tuan Choi hendak mengunjungi anaknya. Namun saat berdiri di depan jendela, ia menangkap adegan yang seharusnya tidak ia lihat. Anaknya tengah berciuman dengan seorang pria. Tuan Choi mengurungka niatnya, dan melangkahkan kakinya untuk menjauh, berpikir jika sebaiknya mengunjungi Soobin keesokan harinya saja.

"Tuan Choi, selamat pagi!" Yeonjun membungkuk, memberi salam. Yang dibalas dengan anggukan oleh Tuan Choi.

"Selamat pagi, Yeonjun-ah! Bagaimana keadaannya?" Tuan Choi melirik ke belakang punggung Yeonjun. Menatap Soobin yang masih terlelap.

"Kondusif. Soobin begitu tenang!" Yeonjun tersenyum lembut seperti biasa.

"Aku ingin bicara denganmu di luar." Yeonjun mengangguk dan mengikuti Tuan Choi di belakangnya. Mereka duduk di bangku taman rumah sakit. Yeonjun menggosokn telapak tangannya untuk menghilangkan rasa dingin oleh udara pagi.

"Yeonjun-ah, aku ingin mengucapkan terimakasih!" Tuan Choi membuka suara.

"Tidak perlu, Tuan Choi!" Yeonjun bersandar pada sandaran kursi. Mengamati beberapa pasien yang tengah mencari udara segar di pagi hari.

OBSESSION; Soobin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang