WARN! 18+
-----------
Choi Yeonjun pemuda dengan senyuman lembut dan perilaku halus. Layaknya bulu putih bersih tanpa cela. Jatuh bangun mengejar impian. Pemuda kecil yang dulu hanya mampu berandai. Kini mampu melangkah begitu tegas. Dunia yang begitu luas, ia tak takut. Milyaran manusia di dunia, entah yang baik atau jahat, ia sudah pernah menemuinya. Seseorang sepertinya sangat mudah mengenali karakter orang lain. Namun, hanya satu orang yang membuatnya kelimpungan. Sekeras apa pun Yeonjun mencoba, tetap saja ia tak mampu memahaminya.Yeonjun adalah pribadi yang tidak mudah goyah. Sekencang apa pun angin menerpanya, ia tetap berdiri kokoh. Melangkah dengan keteguhan hati. Tak pernah menyesal atas semua keputusannya.
Namun semua sudah berubah. Seiring berjalannya waktu, langkahnya yang pasti mulai meragu dan melambat. Si kuat dan teguh akan menunduk. Merasa lelah dan ambruk. Hatinya yang kuat terkikis. Keputusannya pun mulai ia sesali.
Yeonjun memejamkan mata. Monster mengerikan tengah menguasainya. Monster yang selalu ia rawat dengan penuh kelembutan. Kini justru menyerangnya. Setetes air mata meluncur dari sudut matanya. Mengingat kalimat yang ia ucapkan baru saja, apakah ini keputusan yang tepat? Akan kah ia kembali menyesal?
"Aku menyukainya."
Dua kata mengerikan itu terus terngiang di telinga Soobin. Ia mengeratkan genggaman di pergelangan tangan Yeonjun. Menggertakkan gigi. Menahan rasa sesak yang teramat menyakitkan. Dua kalimat yang menghancurkannya dalam sekejap. Lalu beberapa tetes cairan bening membasahi pipinya.
Soobin terisak, ia menunduk. Namun tak lama, kepalanya kembali terangkat. Isakannya terganti dengan tawa mengerikan. Yeonjun membulatkan matanya. Soobin saat ini benar-benar mengerikan.
"Dokter manis, kau tidak boleh menyukainya!" Soobin mendekatkan wajahnya, membelai pipi basah Yeonjun.
"Aku berhak menyukai siapa saja!" Yeonjun menggertak. Ia tidak mau diperlakukan seperti ini.
"Tidak! Kau tidak berhak! Kau hanya boleh menyukaiku, Yeonjun-ssi!"
Soobin mendekat dan merapatkan tubuhnya. Tangannya bergerak mengusap dada Yeonjun. Wajahnya berjarak tak lebih dari sesenti dari wajar Yeonjun. Suara isakan semakin terdengar jelas. Yeonjun menolehkan kepalanya. Namun Soobin sudah menahannya. Membuat Yeonjun terpaksa harus berhadapan dengan wajah Soobin.
"Kau tahu? Aku benci aroma ini. Yeonjun-ssi, biarkan aku membersihkannya." Soobin berbisik di telinga Yeonjun. Mengecup sekilas daun telinga merahnya. Ia mendekatkan wajah. Menempelkan bibirnya pada bibir Yeonjun. Menahan setiap gerakan kecil dari Yeonjun. Yeonjun miliknya! Tak ada yang boleh menyentuh miliknya!
Yeonjun tak mampu lagi memberontak. Ia hanya bisa menggerakkan kakinya. Menendang udara kosong. Berharap seseorang akan menolongnya. Ini tidak benar. Ia kembali dilecehkan. Diperlakukan secara buruk oleh pasiennya sendiri. Yeonjun menangis, ia ingin menjerit. Namun bibirnya terbungkam. Soobin melumatnya begitu kasar. Menggigitnya hingga meninggalkan luka sobek. Bau amis tercium. Menyeruak ke hidung Soobin. Membuatnya semakin gencar menghisap benda kenyal di dalam mulutnya.
Ciumannya turun di ceruk leher Yeonjun. Yeonjun tak nyaman, ia semakin ketakutan. Dengan bersusah payah, ia terus memberontak. Namun memberontak hanya akan membuat Soobin semakin kasar padanya.
"Hikss Soobin-ssi, jangan! Kumohon!"
Soobin tidak peduli. Bahkan jika Yeonjun menjerit keras, ia tetap akan menuli. Perlahan tangan Soobin bergerak. Membuka kancing-kancing di kemeja Yeonjun. Sesekali tangan itu mengusap dada Yeonjun. Membuat aroma Doyoon menyebar. Menambah kekesalan Soobin terhadap Yeonjun meluap.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION; Soobin [END]
Romanceob·se·si /obsési/ n Psi gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan. Choi Soobin mengidap tharnophobia. Lalu seorang psikiater berhasil menyembuhkannya. Ia pun jatuh cinta dengannya. Namun siapa sangka, k...