Bulan dan Bintang Bersua

12.3K 1.6K 287
                                    

Pagi ini Choi Yeonjun menyibukkan diri di klinik pribadinya. Klinik ini ia dirikan sendiri dengan bantuan mendiang sang ayah. Ayahnya meninggal setahun yang lalu. Sedangkan ibunya tutup usia ketika melahirkannya.

Choi Yeonjun, laki-laki yang berusia 22 tahun. Diusianya yang masih muda ia sudah berhasil menjadi seorang psikiater. Saat bersekolah, ia mengikuti akselerasi sehingga ia menyelesaikan sekolahnya diusia yang sangat muda.

Yeonjun tinggal bersama ayahnya di rumah sederhana. Keluarganya termasuk golongan menengah bawah. Hal itu harus membuatnya bekerja paruh waktu di restoran saat SMA untuk membantu sang ayah. Ia bahkan juga bekerja sebagai kurir koran dan pengirim susu.

Kini Yeonjun harus tinggal sebatang kara. Kedua orang tuanya tak lagi disisinya. Ia mengontrakkan rumah peninggalan sang ayah. Sedangkan dirinya memilih untuk tinggal di klinik.

Masih banyak yang belum tahu tentang klinik Yeonjun karena baru sekitar setengah tahun diresmikan. Meskipun begitu, Yeonjun tidak pernah putus asa. Ia akan tetap membuka kliniknya mesti terkadang tidak ada satu pasien pun yang datang untuk berkonsultasi.

Setiap pagi sebelum membuka kliniknya, Yeonjun selalu membersihkan ruang kerjanya. Ia menata semua dokumen di meja kerja. Setelahnya ia mengganti bunga dalam vas yang berada di dekat jendela. Tak lupa ia menyapu lantai di kliniknya. Seperti hari ini. Ia tengah sibuk membersihkan klinik sekaligus tempat tinggalnya.

Drrttt! Drrtt!

Ponsel Yeonjun bergetar. Segera ia merogoh sakunya dan mengambil benda persegi didalamnya. Seseorang tengah menelpon Yeonjun. Dahi Yeonjun berkerut. Ia tidak mengenal nomor yang tertera di layar ponselnya. Dengan sedikit was-was ia pun mengangkatnya.

"Selamat pagi! Apa benar ini dokter Choi?" Tanya seorang laki-laki dengan suara bariton di seberang.

"Ya, benar. Maaf dengan siapa?" Yeonjun menanggapi dengan sopan. Ia berjalan menuju meja kerjanya dan mendudukkan diri di sebuah kursi.

"Saya asisten presiden direktur dari perusahaan Choi Corporation, Han Seokya." Si penelpon memperkenalkan diri. Dahi Yeonjun semakin berkerut. Matanya menerawang ke masa lalu. Ia tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Yeonjun penasaran. Tidak biasanya ada sebuah perusahaan yang menelponnya. Hatinya tiba-tiba menjadi was-was. Seingatnya keluarganya tidak pernah berurusan dengan perusahaan mana pun. Mendiang ayahnya juga tidak pernah terbelit hutang piutang. Sebisa mungkin Yeonjun pun menepis pikiran negatifnya.

"Jadi begini, presdir perusahaan kami ingin bertemu dengan dokter Choi siang ini. Apakah bisa?" Mendadak telapak tangan Yeonjun terasa dingin. Jantungnya sedikit berdebar. Ada apa ini? Ia ragu untuk menerima undangan sang presdir tetapi ia juga tidak enak hati jika menolak. Ia pun mencoba untuk berpikir positif. Mungkin saja sang presdir membutuhkan bantuannya.

"Ya saya bisa." Ucap Yeonjun dengan mantap. Jari tangannya mengetuk-ngetuk meja sembari memalingkan wajah. Mata hazelnya menatap di luiar jendela. Para pejalan kaki berlalu lalang dengan mantel tebal. Sepertinya musim dingin telah tiba.

"Baiklah. Mobil perusahaan kami akan tiba menjemput dokter tiga jam lagi." Dan penelpon pun mematikan panggilannya setelah mengucapkan salam.

Yeonjun tertegun di meja kerjanya. Tangannya bergerak meraih krusor. Ia membuka situs pencarian. Jarinya mengetikkan sesuatu disana.

"Choi Corporation." Yeonjun bergumam. Bibir merah ranumnya bergerak melafalkan nama yang tengah ia ketik. Tak butuh waktu lama, artikel-artikel dari web pun memunculkan keyword yang ia cari.

Yeonjun membaca semua informasi yang yang tertera di sebuah situs web. Setiap web yang ia kunjungi tak pernah luput dari kalimat "perusahaan terbesar" dan "kenaikan saham" tertera disana. Yeonjun mengambil kesimpulan bahwa perusahaan ini sangat besar dan sukses.

OBSESSION; Soobin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang