24

24 9 2
                                    

Dina pun langsung pergi dari kelas danial menuju kelasnya disusul dengan sahabatnya,setelah bertengkar membuat dina semakin geram murid yang ada disepanjang koridor dekat kelas danial yang terus memandanginya.

Murid disana yang melihat kejadian tersebut terherankan apa yang membuat dina dan danial bertengkar,terutamanya untuk murid cewe disana yang tidak mau ketinggalan berita mereka terus mencari info,bahkan mereka langsung frontal bertanya kepada orang yang bermasalah dalam kejadian tersebut.

Dikelas..

Dina termenung di tempat duduknya sembari kedua tangannya memegang keningnya yang terasa pusing,tak lama sahabatnya datang dan menghampirinya.

"Dasar cowo brengsek!"ucap dina

"Tenang din kita akan cari cara buat bales dendam ke cowo itu!"ucap tiara

"Hmm kayanya gue punya ide nih tapi ga tau lo pada setuju apa kaga ya"ucap santy sambil memegangi pundak sahabatnya dan memajukan sedikit badannya.

"Iya udah apa dulu?!"tanya indri

"Dina harus ngebaperin tuh cowo setelah dia baper lo tinggalin deh din"ucap santy santai

"Tapi apa resikonya ga gede san?!"tanya nanda

"Resiko kaya gimananya dulu?!"ucap santy bertanya balik

"Yaa kalo misalkan pada akhirnya dina ada rasa ke danial gimana?!"tanya nanda

"Ga bakal,gua setuju san!"ucap dina dengan percaya diri dengan hasil jawabannya

"Oke lah kalo dina setuju gua ikut aja"ujar nanda dan yang lain pun mengangguk setuju

****

Saat jam pelajaran seni berlangsung kelas hening tidak ada suara seorang pun yang bersuara hanya suara kertas yang dihapus karena murid IPS 2 sedang sibuk dengan tugasnya yaitu menggambar pemandangan.

Bu ratih tak lama izin keluar kelas karena ada urusan mendadak,ia memerintahkan anak muridnya tidak berisik dan tugasnya dikumpulkan.

"Dina!Danial!entar kalo tugasnya sudah selesai kalian kumpulkan dan taro kantor di meja ibu ya!"ujar bu ratih

Keduanya pun membelalak dan saling memandang dari jauh.

"Bu ganti yang lain aja ya,pliss"ucap dina tanganya sambil memohon

"Ga boleh nolak!gatau apa kalo ditolak itu sakit!"ucap bu ratih seketika bucin dihadapan anak muridnya.

"Wah ibunya udah berpengalaman"ucap danial

"Iya bu sakitnya dari ubun-ubun sampe ujung jempol kaki"ucap arvin dengan gaya lebaynya

"Dah lah bu males saya kalo ngomongin tolak-tolakan"ucap arka pasrah

"Udah-udah lagian apa salahnya kamu kan sekertaris dan danial juga ketua kelas baru disini!"ujar bu ratih

"Yaudah deh"ucap dina pasrah sedangkan danial hanya tersenyum miring melihat dina tidak rela.

Belum lama ditinggal bu ratih pergi,kelas sudah berisik seperti pasar di tambah arvin yang sedang berdebat dengan arka tentang yang apa digambar oleh arvin.

"Deh dari sd gambar gunung mulu,bosen gua liatnya"ujar arka

"Yehh biarin napa lagian gunung itu gede jadi gampang warnainnya lagian pemandanganya juga bagus huu"ucap arvin

"Udah bukan anak kecil lagi dia nil"ujar arka sambil mencolek tangan danial

"Ya iyalah gua di kasih makan mulu sama emak gua ya kali gua kaya upin ipin kaga gede-gede"ucap arvin

"Alahh so polos lo"ledek arka dan danial hanya tertawa melihat temen cowonya yang satu ini.

Plakk..

"Apaansih!pikiran lo kotor mulu herman gue"ucap arvin sembari memukulkan buku gambarnya ke kepala arka

"Herman siapa pea?!"tanya arka sambil memegangi kepalanya yang sedikit sakit

"Heran!salah ngomong gue,makanya jangan bikin orang emosi coba"ucap arvin

"Dah lah jangan ribut mulu lo pada"ujar danial dan mereka pun langsung terdiam

Danial diam-diam memandangi dina yang sedang fokus pada menggambarnya dan berniat untuk menjahili dina.

"Eh eh minta selembar kertas vin"ucap danial,arvin pun langsung menyobek belakang bukun miliknya setelah itu ia berikan ke dania.

"Mau ngapain lo?"tanya arka

"Liat aja entar juga tau"jawab danial

lalu danial menuliskan sesuatu dikertas itu dan meremas kertasnya menjadi bentuk bulat,sesuai rencananya ia langsung melemparkan ke tempat dina dan mendarat pas pada sasarannya.

Dina pov

"Ih susah amat sih"ucapnya kesal sembari menghapus gambar miliknya yang kurang pas menurutnya.

Sedang ribet-ribetnya menghapus ia di buat terkejut oleh lemparan kertas dimejanya.

"Ih siapa lagi!ganggu aja"ucapnya dan segera membuka isi tulisan kertas tersebut.

Maaf soal tadi:)
Keliatannya lagi sibuk amat mbanya wkwk

-danial

dina pun langsung menengok ke tempat danial dan ia mendapatkan senyuman lebar dari danial.

Lo pikir gue bakal maapin lo!Hmm gue mulai jalanin aja deh rencananya,batinnya.

Ia segera membalas tulisan dari danial dengan pikiran ingin memanfaatkannya.

Dah dimaapin!
tapi ada syaratnya lo gambarin tugas gua oke.

Setelah selesai menulis ia meremas kertasnya kembali dan melemparnya ke arah danial,akan tetapi tidak pas sasaran ia malah mengenai kepala arvin yang menbuat arvin menjadi jengkel.

kurang pro lo ngelemparnya perlu gue ajarin dulu wkwk,batin danial sembari tersenyum-senyum memandangi dina yang salah tingkah.

Dina menjadi salah tingkah karena kertasnya mengenai arvin membuatnya tidak bisa berkata apa-apa jika semua teman kelasnya tau kalau ia dengan danial sedang surat-suratan,untungnya kelas sedang berisik dan banyak yang keluar dari tempat duduknya.

Arvin pun mencari sumber arah lemparan kertas tersebut dan melihat dina yang mengarah padanya dengan salah tingkah,dina langsung memberi isyarat agar kertasnya tidak dibaca.

"Hayoo keciduk"ucap arvin dengan isyarat sambil menunjukan jari telunjuknya ke arah dina.

Dina yang melihat tingkah arvin pun menghembuskan napasnya dan pasrah jika surat itu dibaca oleh arvin.

"Dah sini kertasnya"ucap danial segera menarik kertasnya dari arvin sebelum dibaca dengannya,bisa gawat jika arvin membongkar ke semua murid yang ada di kelas soal isi tulisan kertas tersebut.

"Emang apa isi tulisannya?!"tanya arka penasaran

"Kepo lo kaya dora"jawab danial

"Yeh lagian jaman surat-suratan dalem kelas kaya anak sd dulu aja kalo pacaran gitu haha"ledek arka

"Dora yang sering bawa tas sama monyetnya bukan sih?!"tiba-tiba arvin menyambungkan soal dora yang disebut danial.

"Masa kecilnya kurang bahagia dia nil,sampe sekarang ga tau dora"ledek arka

"Iya wkwk mungkin gara-gara tadi ketimpuk kertas jadi mendadak amnesia tuh anak"ucap danial

"Eh gue tau si dora mah,tapi kan cuma memastikan doang apa salahnya bro?!"balas arvin

"Ya dah sebahagianya lo aja"ucap arka

Danial hanya tertawa kecil melihat kedua temannya selalu ribut dan melanjutkan membuka kertas tersebut.

》》》》





TBC▪

Crazy BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang