"aku pulang dulu ya,paman Shin.."pamit Jimin lalu melangkah keluar kedai
hari ini,banyak pembeli yang datang ke kedai mie tempat ia bekerja
butuh tenaga ekstra untuk menyajikan setiap mangkuk mie, ditambah paman Shin yang tidak bisa selincah dulubaju seragamnya basah oleh keringat,
tangannya juga pegal dan sepertinya ia butuh istirahat,walau hanya makan satu kali hari ini
langkah Jimin terhenti didepan pintu rumah bibinya
jantungnya berdegup kencang dan firasatnya buruk
dengan tangan gemetar,Jimin memutar kenop pintu dan membukanya secara perlahan"A-aku pulang..."
dan mungkin, tebakannya benar,Hyuna sudah berdiri di ambang pintu sembari memegangi sapu
"woah... hebat sekali kau,jam berapa ini?!"Jimin tersentak dan menundukkan pandangannya
"Sudah berani melanggar aturan ya?!"
pukulan gagang sapu dari Hyuna lolos mengenai kaki dan tangan Jimin
sedangkan Yoongi malah duduk disofa,melipat kakinya sembari memegang gelas berisi minuman soda"dia bahkan berani mengadu pada orang lain,mah.."
Hyuna menghentikan aktivitasnya dan menatap Jimin yang kini terduduk dilantai
lelaki itu terus mengusap kaki dan tangannya yang terkena pukulanHyuna berjongkok dan mencengkeram kuat dagu Jimin hingga dengan terpaksa lelaki itu harus menatap wanita dihadapannya
"dengarkan ini...jika kau berani mengadu pada orang..ku pastikan kau akan ku jual!"bisik wanita itu lalu mendorong Jimin kasardengan langkah yang tertatih-tatih,Jimin segera masuk ke kamarnya
ia menatap kakinya yang kini memerah,bahkan lecet
begitu juga tangannya
bahkan sempat Hyuna memukul punggung Jimin kuat membuat lelaki itu sedikit terbatuk
"aish.."gumamnya sembari mengobati luka dikaki dan tangannyaJimin juga baru selesai mandi dan dapat merasakan perih disekujur tubuhnya akibat luka-luka itu
dan percayalah..Jimin sekarang merasa lapar
"kuatkan aku sampai nanti pagi,ya tuhan.."pintanya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasurmenatap langit-langit kamar nya yang mampu membuat bulir air mata nya turun
"Eomma..aku merindukan mu..kenapa aku tak ikut bersamamu saja.."°•••°
"Eomma izinkan aku ikut!"
"tidak Jimin,kau harus tetap disini,kejar mimpimu, maafkan eomma yang tak dapat membantu mu saat bibimu melukai diri mu,Jimin.."
"Eomma!aku ingin ikut saja!"
"masih ada mimpi yang harus kau kejar, eomma akan menjadi salah satu bintang yang akan menjagamu dari jauh"
"Aku tidak mau Eomma,mereka jahat!"
"dan kau baik,kau anak baik Jimin"
"Eomma!!!"teriak Jimin terbangun dari tidurnya
nafasnya kembali tak beraturan sama seperti pagi kemarin
bahkan ia merasakan pusing dikepalanya,mungkin karena tersentak dan bangun secara tiba-tibamatanya menatap jendela kamarnya yang kini terbuka
diluar tengah hujan deras disertai angin kencang sehingga berhasil membuka jendela kamar Jimin
"hari buruk untuk orang seburuk dirimu,Jimin"masih terlalu pagi untuk pergi ke sekolah, lagipula hari ini ia tak bertugas mengantarkan koran
Jimin memilih duduk di pinggir kasur,menatap jendela yang terbuka dan membuat karpet di kamar Jimin basah
sedikit demi sedikit air hujan membasahi wajah Jimin layaknya usapan lembut dari ibundanya
KAMU SEDANG MEMBACA
•When he had to leave || Park Jimin•
Teen Fiction[Completed] Park Jimin remaja lelaki itu selalu beranggapan jika dirinya tak berguna hanya sebagai sampah ia selalu beranggapan jika seorang Park Jimin mati dapat membuat semua orang tak perlu memikirkannya menurutnya,dia selalu menyusahkan orang,se...