|Five|

2.5K 183 18
                                        

lelaki bermarga Jeon tengah berlari dikoridor rumah sakit,matanya menatap semua pintu kamar dan berhenti di salah satu kamar
"permisi.."

"loh,Jungkook?"

Jungkook bernafas lega melihat Jimin
nafasnya yang masih terengah-engah membuatnya tak bisa berbicara dulu untuk beberapa menit
"paman keluar sebentar ya,Jungkook..titip Jimin"

Jungkook mengangguk dan mendekat pada kasur Jimin
"Park Jimin.."
sepersekian detik Jungkook menatap Jimin tajam,membuat lelaki itu tersentak
"kenapa kamu gak bilang kalau sakit?!kenapa sampe pingsan hah?!bukannya istirahat dirumah aja!!"

tangan Jimin menutup telinganya sendiri, Jungkook benar-benar marah sekarang
"aku tidak suka kau sakit!cukup dengan luka di tubuhmu!aku tidak suka kau masuk ke rumah sakit ini!"

"Jeon Jungkook..kan bukan kamu yang~"

"Kamu sakit sama aja aku ikut sakit!"mata Jimin membulat sempurna mendengar kata-kata Jungkook
"Jim..cuma kamu yang sering main sama aku, disekolah.. yang lainnya cuma datang padaku saat ada perlu..aku tidak suka sendiri,aku tidak suka kau sakit,aku lebih suka jika aku yang sakit"

"Hush..jaga omonganmu kelinci,jangan asal ngomong.bagaimana jika tuhan membuatmu sakit seperti ku?!"

"itu lebih baik"

"kau tak dapat menahannya"
Jungkook mengernyitkan dahinya heran
"maksudnya?"

"tak ada..terima kasih telah khawatir padaku"Jimin tersenyum manis,sangat manis
seperti tak ada masalah yang menimpanya
"kau tahu,kook.."

Jimin menatap tangan kanannya yang terdapat selang infusan
"..Aku bahagia bertemu dengan mu,dengan paman juga,aku juga senang bisa serumah dengan bibi dan kak Yoongi"

wajah Jungkook memerah tanda marah,lalu mendengus kesal
"dengar ini,bibi Hyuna dan Min Yoongi tak pernah peduli padamu,lalu kenapa kau bahagia?!"

"karena..aku tau mereka sayang padaku,ya..walaupun tidak diperlihatkan sekarang"
"aku tak setuju itu"Jungkook berdiri dan meraih buah yang ia bawa tadi dari dalam kantung plastik

"aku tak percaya jika mereka sayang padamu Park Jimin."

Jimin memilih diam, dadanya sedikit sakit sekarang
lelaki Park itu memilih menyembunyikan nya dan tetap tersenyum pada Jungkook
"besok aku sekolah"

"aku tak mengizinkan nya"Jungkook dan Jimin kompak menoleh pada ambang pintu dimana Taehyung kini berdiri dengan jaket ditangannya
"aku tak mau kau masuk besok,kau butuh istirahat!"

"jika kau melarang ku, silahkan pergi dari sini"baru kali ini Jimin mengancam seperti itu
"baiklah..ini lagi yang satu,ngupas apel aja lamanya sampe satu abad"
Taehyung mengambil alih apel dan pisau dari tangan Jungkook

"karena aku tidak ingin membuat apel itu cacat"

"dia sudah cacat,tak ada tangan,tak ada kaki,hanya kepala saja,benar?"

"kau ini ketua osis ya, bukannya pintar malah sedikit miring otaknya"

"jaga ucapan mu!kau ingin aku laporkan pada bimbingan konseling?!"nyali Jungkook ciut seketika mengingat ia belum pernah berurusan dengan yang namanya bimbingan konseling atau BK
"oke,kau menang..ketos kok baperan"

"aku dengar itu Jeon Jungkook!!"
Jimin tertawa melihat pertengkaran antara Taehyung dan Jungkook

"Jungkook..bisa tolong cari kan paman? mungkin ia ada di kantin rumah sakit"
Jungkook mengangguk dan segera mencari Donghae

"Paman, Jimin membutuhkan mu"

°•••°

"Anak sialan!bedebah! brengsek!perebut kebahagiaan ku!!kurang ajar!"umpat Yoongi sembari mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi
tak peduli berapa kali ia menerobos lampu merah
bahkan ia tak memikirkan akan pergi kemana

•When he had to leave || Park Jimin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang