XueXiao.
Jangan lupa Vote readers.
Happy reading
***
Xue yang membuka matanya berlahan karena cahaya matahari yang berada tepat diatasnya- tunggu dulu...Netranya bergrilya mengelilingi setiap sudut yang bisa ia lihat.
Reflek ia bangkit berdiri menyadari kalau ia tak lagi berada di kamarnya melainkan di suatu tempat yang ia sendiri tak tau dimana dan sialnya di tempat itu sepertinya tak ada siapapun.
'Dimana ini?' batinnya.
Setelah beberapa menit berjalan menyusuri tempat yang ia yakini merupakan desa yang ditinggalkan itu sampailah ia didepan sebuah rumah yang cukup besar dibanding sekitarnya lengkap dengan gerbang tua yang terbuka lebar.
'Rumah peti mati?' itulah yang terlintas dibenaknya terlebih saat netranya menangkap beberapa peti mati yang tampak dari luar.
Entah dorongan dari mana kakinya berlahan melangkah masuk menuju kedalam rumah itu.
Anehnya bukan takut ia malah merasa seolah merindukan tempat yang jelas bagi sebagian orang tampak mengerikan.
Tuk.
Ia menoleh ke arah kirinya dimana sebuah peti yang tampak lebih terurus dari peti lainnya itu begitu menarik minatnya.
Mungkin untuk kali ini ia sedikit ragu untuk lebih mendekat karena peti itu jelas terbuka.
Jika ditanya apakah ia takut? maka jawabannya tentu saja tidak.
Ia sudah sering menonton banyak film horror dan ini belum apa-apa.
Tapi ia tak tau apa yang membuatnya ragu, jantungnya seolah terpacu dua kali lipat sehingga terasa sedikit menyakitkan.
Deg.
Tubuhnya lemas seketika saat netranya menangkap apa yang ada didalamnya.
Cairan bening nan asin mengalir tanpa bisa ia hindari.
Itu itu adalah istrinya.
Orang yang dengan kejamnya mencuri setiap jengkal perasaannya dengan tingkah manjanya.
Dan yang ia lihat ini.
Istri tercintanya malah terlelap dalam damai dengan kulit pucat juga bekas sayatan pada le-
Puk.
Ia terkejut dan reflek berbalik saat merasakan sentuhan pada bahunya dan seketika semua terasa gelap.
Sementara sedari tadi Xingchen sudah berusaha membangunkan Xue yang tapi empunya tak menunjukan tanda-tanda akan bangun hingga membuat Xingchen khawatir.
Ayolah, ingat ia punya janji pada pemilik tubuh yang ia gunakan sekarang.
"A-yang gege bangun... A-yang gege..."
Ok. Itu sudah kesekian kalinya ia mencoba menbangunkan Xue yang dengan mengguncang tubuh yang lebih besar darinya itu juga memanggilnya yah walaupun tak dengan nada tinggi karena ia memang tak pernah bersuara dengan nada tinggi sebelumnya bahkan di kehidupan sebelumnya.
"Xue yang ge-"
Hingga tiba-tiba yang dipanggil terbangun dengan langgung terduduk.
Ia terkejut tapi juga lega karena akhirnya ia berhasil membangunkan Xue yang.
Entah apa yang di alami pria berstatus suami dari pemilik tubuhnya itu hingga menangis dalam tidurnya dan membuat Xingchen yang memang sangat peka merasa khawatir.
"A-yang ada ap-"
Hup.
Ok sekian kalinya ia harus menggantung kalimatnya.
Xue yang menariknya kedalam dekapan hangat pria itu memeluknya seakan ia akan menghilang begitu saja jika dekapan itu terlepas.
Ia juga bisa mendengar detak jantung Xue yang yang memburu karena kepalanya berada tepat di depan dada bidang itu.
Melepaskan pelukan Xue yang berlahan.
"Apa A-yang mimpi buruk?" tanyanya.
Xue yang menganggukan kepalanya pelan membenarkan bahkan ia merasa itu lebih buruk dari hanya sekedar mimpi buruk.
Itu tampak terlalu nyata dan detail hingga ia tak tau mana mimpi dan nyata.
Xingchen bisa merasakan genggaman tangan Xue yang pada tangannya begitu erat 'sepertinya itu mimpi yang sangat buruk.' batinnya.
Akhirnya entah mendapat dorongan dari mana ia mendekatkan diri membawa Xue yang yang tadinya menunduk lesu menatap entah apa yang menarik dari tempat tidur mereka kedalam pelukannya.
Memberi kehangatan dan rasa nyaman berharap dapat sedikit banyak mengurangi apapun yang membuat Xue yang tak nyaman.
Xue yang sedikit tersentak karena ini untuk pertama kalinya Xingchen mau memulai berinteraksi dengannya setelah ia sadar dari koma nya tapi ia hanya membiarkan saja dan semakin melesakkan kepalanya di dada Xingchen.
Mimpinya benar-benar membuatnya takut kalau boleh jujur jadi wajar kalau ia butuh Xingchen nya untuk sekarang.
Ia membenamkan wajahnya di dada Xingchen menghirup aroma alami dari tubuh Xungchen yang menenangkan juga elusan pada kepalanya yang begitu lembut.
'Itu hanya mimpi. Itu hanya bunga tidur. Itu hanya ilusi...' rapalnya berulang dalam hati.
Tapi siapa yang tau jika bisa saja itu bukan hanya sekedar mimpi.
***
TeBeCe.
Nyambung lagu guy's tapi gak tau ngefell apa enggak.
Whatever lah ya yang penting readers tetap Vote dan komen.
Nyambung gak nyambung sambung-sambungin aja lah ya.
Typo dll harap maklum.
Sekian.
Terima cinta.
I love Song jiyang
Istri Xiao zhan.
Paii paii
KAMU SEDANG MEMBACA
A World after return *Xue Yang.Xiao Xingchen
FanfictionThis yaoi ff jadi para homophobic silahkan di skip. Dilarang baca tanpa Vote. Ff dibuat semata" hanya untuk hiburan tanpa unsur lainnya. *** Xiao Xingchen tak pernah berharap di kehidupan keduanya ia akan bertemu lagi dengan orang yang paling ia ben...