Bukan 'Xingchen' manja.

1.7K 261 7
                                    

XueXiao.

Jangan lupa Vote ya readers tersayang.

Happy read.

***
Jam menunjuk tepat pada angka enam saat Xingchen membuka mata merasa beban pada lengannya juga sesuatu yang melingkari pinggang rampingnya.

Melihat ke samping ia dapat melihat wajah damai nan polos yang baru ia sadari dan entah karna apa berada begitu dekat darinya.

Ahh ia ingat tadi malam Xue yang bermimpi buruk sampai-sampai ia harus membangunkannya di tengah malam.

Kemudian ia mencoba menenangkan Xue yang dengan memeluknya sampai keduanya kembali kealam mimpi tetap dengan posisi berpelukan.

Untuk Xingchen bangun di jam seperti sekarang itu sama saja dengan kesiangan.

Jadi karena tak ingin mengusik tidur Xue yang Xingchen mencoba melepas tangan yang melingkari pinggangnya itu berlahan juga menarik tangannya yang menjadi bantalan Xue yang dengan sama berlahan.

Sepertinya itu cukup berhasil karena Xue yang masih berkelana di dalam mimpi tak terusik sedikitpun.

Xingchen mencoba meraih kursi roda yang sengaja diletakan oleh Xue yang di sisi tempat tidur agar Xingchen mudah meraihnya atau mungkin lebih tepatnya agar ia bisa lebih cepat memindahkan Xingchen nya.

Hup.

Berhasil.

Dengan sangat hati-hati ia berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.

Sebenarnya sedikit-sedikit Xingchen sudah bisa berjalan meski harus berpegangan karena selama ia ditinggal sendiri di rumah karena Xue yang bekerja dan A-qing yang masih di sekolah ia menghabiskan waktu dengan mencoba belajar berjalan.

Memang sulit karena tak jarang ia terjatuh tapi ia tak mau menunggu dan membebani orang-orang di dekatnya, ingat dia itu dulunya adalah seorang kultivator yang mandiri.

Jika saja Xue yang tau bagaimana ia memaksakan diri belajar berjalan sudah dipastikan ia akan mendapat omelan super panjang.

Xingchen akui Xue yang memang sangat protektif terhadapnya bahkan pernah Xue yang menjadi sangat panik hanya karena Xingchen mencoba menaiki kursi roda tanpa bantuan siapapun dan berakhir terjatuh karena saat itu tubuhnya masih sangat lemah.

Mendorong kursi rodanya menuju kamar mandi ia butuh mencuci wajahnya dulu.

Terpaku pada bayangannya di cermin kamar mandi wajah itu
Benar-benar wajahnya walaupun ia dulu buta tapi itu bukan bawaan lahir jadi ia tau dan masih ingat betul wajah itu.

Menghela nafas ia sampai saat ini masih belum mengerti bagaimana ia bisa bereinkarnasi? Padahal ia yakin betul kalau ia tak akan pernah menapak dunia lagi.

Ia bahkan sudah mencoba energi kultivasinya tapi itu benar-benar tak ada di dunia sekarang.

Tok tok

Ketokan pada pintu kamar mandi menyadarkannya dari lamunan melihat Xue yang yang baru bangun muncul dari balik pintu yang memang tidak benar-benar tertutup.

"Xingchen apa yang kau lakukan?" tanya Xue yang menghampiri Xingchen.

"Em tidak..."

Xingchen menyadari pertanyaan itu bukan tentang apa yang ia kerjakan tapi apa yang ia lakukan jelas tampak dari raut Xue yang.

"Ahh A-yang ge masih tidur jadi..."

Ini sulit ok apalagi dengan raut datar plus tatapan tajam yang tertuju padanya Xingchen bisa merasakan jantungnya yang berdetak kencang.

Dulu Xue yang menipunya dengan menjadi A-yang yang manja dan ceria lagipula dulu itu ia buta jadi wajar bila ia merasa asing.

Ia tak pernah merasa begitu sebelumnya tapi akhir-akhir ini itu datang dan menganggu apalagi Xue yang yang begitu menjaganya dan begitu lembut memperlakukannya membuatnya merasa 'aneh'?

Xue yang berjongkook menyamakan tingginya dengan posisi Xingchen.

"Xingchen...lain kali apapun dan kemanapun kau ingin pergi hanya perlu panggil Gege hm? A-yang ge tak ingin kau terluka lagi mengerti..." ujarnya.

Ok. Niatnya yang tak ingin merepotkan malah membuat orang di dekatnya khawatir.

Ia benar-benar tak tau bagaimana caranya untuk bersikap seperti 'Xingchen' yang manja dan sangat bergantung pada orang lain karena sejak kecil ia sudah hidup sendiri di jalanan dan gurunya selalu mengajarkan kemandirian dengan tegas walaupun dengan cara yang bisa dibilang cukup lembut.

Untuk kesekian kalinya ia hanya menghela nafas dan mengangguk mengiya kan.

"Hao kalau begitu biar A-yang ge kebawah dulu untuk melihat apa yang bibi Li masak untuk sarapan kita...tapi sebelumnya cepat bersihkan diri dan bersiap karena Gege akan mengajak Chenchen jalan-jalan hari ini hm..." Xue yang menggosok kecil ujung hidung Xingchen dan mengusap surainya diakhir.

Setelah Xue yang menghilang dibalik pintu Xingchen masih berkutat dengan batinnya 'tunggu dulu, apa itu model baru lagi?' tangannya beralih menyentuh ujung hidungnya.

Sebenarnya itu masih dalan zona beruntung karena hanya skinship ringan bukan kecupan seperti beberapa hari lalu walaupun ya tak ada salahnya karena mau bagaimanapun Xue yang adalah suami dari Xingchen.

Tapi kalau difikir lagi, apa mereka terlihat seperti pasangan suami-istri?

***

TeBeCe.

Chacha lemot...ok chacha tau kok gak usah diingetin.

Btw seperti biasa ini makin gak nyambung tapi yaudah lah ya...

Ini sebenarnya ceritanya chacha lagi pusing mau cari inspirasi buat nanti bikin NC di salah satu chap akhir tapi berhubung belum dapet yaudah lanjut aja dulu.

Oh ya jangan lupa Vote sama komen ya.

Juga sorry buat Typo dan sebagainya.

Sampai jumpa chap depan.

I love Song jiyang.

Istrinya Xiao zhan.

Paii paii.

A World after return *Xue Yang.Xiao XingchenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang