Benar-benar pergi.

1.4K 194 5
                                    

XueXiao.

Ok. Sepertinya ini Chacha lagi doyang ngetik dan berhubung ide lagi ngalir juga sebelum nanti lupa yaudah di up lagi aja.

Semoga gak akuwrdt.

Jangan lupa Vote dan Komennya.

Happy reading.

***

"Lagipula ini saatnya kau untuk bahagia, aku sudah melihat kehidupanmu." ujar Xingchen.

Melihat reaksi Xiao xingchen yang tiba-tiba tampak sedikit tertekan Xingchen terkekeh pelan untuk memancing Xiao xingchen dan sepertinya itu berhasil.

"Mengapa tertawa?" Xiao xingchen bingung.

Xingchen itu terlalu rumit untuknya, kadang ceria, kadang cerewet, kadang cengeng, kadang juga bisa melankolis ia jadi bingung sendiri memikirkannya.

"Hahaha tak ada, hanya saja-hey! Ekspresimu itu benar-benar berlebihan kau tau? Memangnya hidupmu seburuk itu?" ujarnya masih dengan sedikit kekehan.

"Sangat."

Hening.

Jawaban Xiao xingchen sukses menghentikan tawa Xingchen dan menggantikannya dengan tatapan yang rumit.

Menghela nafas keduanya kembali beralih pada hamparan rerumputan hijau tak berujung nan indah.

"Yahhh...hidupmu tampaknya memang sedikit menyedihkan."Xingchen mengakui kehidupan pria disampingnya ini memang tidaklah seindah hidupnya.

Hidup sebatang kara di usianya yang masih sangat kecil tak memiliki pakaian yang layak ataupun tempat tinggal bahkan untuk makanpun hanya dari orang sekitar yang mungkin masih perduli tak jarang ia dihina dan dicaci maki oleh orang-orang bahkan setelah dewasa sekalipun dengan hati yang lembut dan jiwa pahlawannya yang tinggi ia malah berakhir membunuh sahabatnya sendiri juga orang-orang yang ia anggap tak bersalah hanya karna seseorang memanfaatkan ia yang tak lagi bisa melihat dan mungkin terlalu naif itu.

Dan bahkan ia mengakhiri hidupnya sendiri karena rasa bersalah.

Tapi sebanyak apa yang diingat Xiao xingchen, Xingchen melihat lebih banyak hal dari itu.

Ia melihat hal yang tak sempat pria disampingnya itu lihat.

Puk.

Tepukan pelan pada pundaknya membuat Xiao xingchen tersentak pelan.

"Semua yang terjadi itu bukan kesalahanmu." Xingchen meyakinkan.

Xiao xingchen jelas meragukan itu tapi pada akhirnya ia hanya tersenyum biarkan itu hanya berada didalam benaknya saja.

Bagaimanapun bagi Xiao xingchen itu adalah kesalahannya.

Andai saja Xue yang itu bukanlah A-yang yang selama beberapa tahun terakhir hidupnya menemani dirinya bersama A-qing ia tak akan ragu untuk bertarung. Tapi ia adalah A-yang.

Sosok kekanakan yang selalu bertengkar dengan A-qing itu sudah mewarnai kehidupannya yang gelap semenjak ia berpisah dengan sang sahabat Song lan dan memberikan matanya kepada Song lan, sosok itu sudah memberinya hari-hari yang indah, sudah menemaninya cukup lama, menceritakan banyak hal lucu padanya dan yang selalu ingin ia pungkiri. Sosok itu telah mencuri Hatinya.

Kesalahannya karena ia jatuh cinta pada musuhnya sendiri.

Ia mungkin memang pecundang karena daripada bertarung dengan Xue yang ia jelas jauh lebih memilih mengakhiri dirinya sendiri dan menelan semua permintaan maafnya pada sang sahabat dan orang-orang yang telah ia korbankan.

A World after return *Xue Yang.Xiao XingchenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang