Gak tau apa judulnya.

1K 165 9
                                    

XueXiao.

Ok. Sesuai ama judul diatas Chacha gak tau mau kasih ini chapter judul apaan jadi nanti kalau ada yang punya ide kasih tau Chacha ok. Terima saran apapun.

Jangan lupa buat Vote. Otw 2K ini loh...

Happy reading.

***
Jam baru menunjuk pada angka 5 dini hari saat Xingchen terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk untuk yang kesekian kalinya.

Ya. Beberapa hari terakhir ia memang selalu saja dihantui oleh mimpi buruk yang sebenarnya ia sadar merupakan ingatan milik Xingchen karena ia sudah perna melihat itu sebelumnya. Tapi tetap saja ia belum terbiasa.

"Enghh."

Erangan berasal dari orang disampingnya itu menarik etensinya dari memandang langit-langit putih ruang rawatnya.

Xue yang mengerutkan wajahnya samar sepertinya sedikit terganggu dalam tidurnya.

"Mn? Xingchen sayang...kenapa sudah bangun?" tanya Xue yang. Mendudukan dirinya menghadap Xingchen.

Buat info Xue yang dan Xingchen itu tidur diatas ranjang rawat Xingchen yang memang dikhususkan lebih besar dari ranjang rawat pada umumnya agar lebih nyaman.

Menggeleng pelan "Tidak apa-apa Gege..." elaknya.

Xue yang memasang senyuman lembut sambil mengelus sayang surai halus Xingchen. Pria manis berstatus istrinya itu selalu saja tertutup akan masalahnya walaupun sudah lebih baik dari sebelumnya.

"Xingchen...ceritakan saja pada A-yang ge. Apa ini mimpi buruk lagi?"

Tebakan yang tepat sasaran. Selamat Xue yang.

Jujur saja sebenarnya Xue yang memperhatikan istrinya itu seringkali terbangun di tengah malam dengan keadaan yang tampak buruk.

Berkeringat atau terkadang bahkan dengan nafas yang tersendat.

Awalnya ia fikir itu mungkin karena Xingchen baru mendapatkan beberapa ingatan yang tidak terlalu baik. Tapi lama kelamaan ia mulai khawatir juga.

Xingchen itu tak bisa berbohong. Jadi ia hanya membuang muka dalam diam tak ingin menatap pada Xue yang.

Meraih wajah sang istri.

Chup.

Sebuah kecupan lembut Xue yang daratkan tepat diatas bibir sewarna cherry itu menenggelamkan Xingchen kedalam keterkejutannya.

Deg.

Deg.

Deg.

Xingchen merasa seakan jantungnya akan meledak saat benda lembut yang berada diatas bibirnya itu bergerak berlahan memangut bibir atas dan bawahnya bergantian.

Pria tampan berstatus pemilik legal Xingchen itu memang sering meciumnya baik di kepala, pipi atau lainnya hanya saja itu hanya sekedar menempel tanpa tambahan apapun.

Dan kali ini berbeda.

Itu memang pengalaman pertama bagi Xingchen. Dan Xue yang memperlakukannya dengan amat sangat lembut membuatnya merasa dilindungi dan dicintai.

Memejamkan mata saat Xue yang menuntun Xingchen untuk kembali berbaring tentu saja dengan pria itu mengungkungnya.

Sebenarnya hanya Xue yang yang aktif disini karena jujur saja Xingchen bahkan tak tau harus berbuat apa selain menerima.

Xingchen menatap Xue yang dengan sayu setelah ciuman keduanya terlepas,dada keduanya tampak naik turun meraup oksigen yang tadinya terasa menipis.

Slup.

Dengan senyuman hangat khasnya Xue yang menjilat bibir Xingchen yang tampak begitu menggoda dengan warnanya yang semakin merah mereka juga sedikit membengkak dan mengkilap karena ulahnya tadi.

Cukup lama keduanya hanyut dalam pemikiran masing-masing.

Membuang nafas "Tau kah kau Xiao Xingchen?...setiap kali aku melihatmu, aku selalu berfikir ingin memonopolomu dengan egois." ujarnya menggebu.

Sejenak Xingchen seolah melihat sosok Xue yang dimasa lalunya.

"Tapi mata ini..." memejamkan matanya saat Xue yang membelai sayang salah satu matanya.

"Entah kenapa selalu bisa meruntuhkan perasaan itu." akhirnya dengan mendaratkan kecupan dikedua mata Xingchen.

Xingchen merasa hatinya menghangat.

'Perasaan apa ini?' batinnya bertanya.

Jantungnya berdetak menggila, wajahnya terasa memanas bahkan ia bisa merasakan cairan hangat mengalir membasahi wajahnya. Ia menangis? Tapi ia tak tau kenapa?

"Hey? Kenapa menangis, mn?" Xue yang mengusap pelan kedua pipi Xingchen yang basah oleh air mata.

Xingchen menggeleng pelan.

"Aku tak tau Ge..." lirihnya.

Ia jujur untuk itu.

Tiba-tiba saja Xue yang terkekeh cukup keras membuat Xingchen menatapnya bingung.

"Kenapa A-yang ge tertawa?" bingungnya.

Menggeleng "Tidak. Hanya saja kau terlalu imut." Xue yang mencolek ujung hidung Xingchen.

Blus.

Ok. Rasa panas menjalari pipi Xingchen dan ia yakin wajahnya pasti sudah semerah tomat. Salahkan saja Xue yang dengan segala ucapannya itu.

***

TBC.

Berhubung udah lama gak update tapi gak ada yang nanyain padahal Chacha kan pengen juga~//abaikan.

Ok semangatttt....

Sekarang kan lagi stayhome, Chacha gak ada kerjaan selaun kuliah 2X seminggu. Kurang bosen apa lagi itu hum?

Padahal kemaren udah resmi diterima kerja ehhh harus diundur because Corona. Fuck!

Fix. Maaf Chacha jadi curcol sama kalian.

Jangan lupa Vote sama komen ya sayang hargain Chacha yang ngebet pengen up date.

Ok sekian thanks dan...

I love song jiyang

Dari istrinya xiao zhan

Paii paii

A World after return *Xue Yang.Xiao XingchenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang