Pulang

12.8K 1K 10
                                    

Cacha menatap bangunan megah di hadapannya. Sebuah rumah dua lantai yang dulu selalu dia sebut rumah. Gadis itu masih duduk di balik kemudi, menimbang apakah dirinya akan turun atau pergi, kembali ke rumah yang menjadi rumahnya sekarang.

Batinnya berkecamuk, masuk atau tidak. Dia terus mempertimbangkan keputusannya. Hingga akhirnya...

"Assalamualaikum, Ma..." ucapnya. Dia meminta tolong satpam rumah untuk memarkirkan mobilnya ke garasi.

"Waalaikumsalam... loh? Kok kamu di sini? Sore-sore gini lagi." Komentar Mama. Heran melihat kedatangan putri sulungnya.

"Nggak apa-apa, Cacha cuma kangen aja. Pengen makan masakan Mama. Mau liat Aciel juga." Alasan.

Dia membuat ekspresi wajah seperti biasa. Berusaha menutupi kegundahan yang sedang menguasai perasaannya.

"Kakak!" Seru anak tujuh tahun. Berlarian dari arah halaman belakang.

"Ih, Aciel kok cakep banget? Baju koko-nya baru ya? Mau berangkat ngaji ya?" Gadis itu memberondong pertanyaan pada sang adik kecil.

Aciel nyengir, "ganteng nggak kak, pake baju baru?"

Cacha tersenyum, lalu mencubit gemas pipi sang adik. "Iya, ganteng banget."

Percakapan itu terhenti karena di luar sana teman-teman Aciel sudah memanggil.

Ya, sore hari menjelang maghrib, anak-anak di komplek punya jadwal mengaji di masjid. Biasanya akan berlanjut sampai Isya'.

"Aku ke kamar dulu, Ma." Pamit Cacha.

Gadis itu menaiki tangga menuju satu kamar yang dulu dia sebut kamar. Tempat kesukaannya.

Satu dua langkah hingga sampai di ruangan gelap. Cacha menyalakan lampu. Pandangannya mengedar ke selurug penjuru kamar. Semua masih sama.

Dia duduk di kasurnya. Lalu menoleh pada pintu yang menghubungkan kamar ke balkon. Salah satu tempat bersejarah. Saksi bisu tentang apa yang terjadi pada dirinya dan Adri.

Drrrt drrrt drrrt

Getar ponsel Cacha menandakan sebuah pesan masuk.

Mas Adri
Cha? Km dmn?
kok blm pulang?
Apa hr ini pulang malam?

Gadis itu tersenyum miris.

Masih ingat aku rupanya.

Dia merebahkan diri di kasur. Mengabaikan pesan tersebut. Memejamkan mata sebentar, untuk melepas penatnya. Cacha sedang lelah. Fisiknya, juga batinnya.

----------

Adri yang baru pulang langsung mengurung diri di dalam kamar. Mencoba menghubungi Cacha. Hari sudah gelap, tapi gadis itu belum juga pulang. Pesannya yang dia kirim sore tadi pun tidak berbalas. Telponnya pun diabaikan.

Lelaki itu sadar, Cacha sedang marah. Hubungan mereka sedang tidak dalam keadaan baik, sejak malam di kafe Hans. Lalu kedatangan Clara dan Kevin semakin memperparah keadaan.

Tok

Tok

Ketukan dari arah pintu.

"Dri? Aku udah masak. Kamu mau makan?"

Suara Clara dari balik pintu.

Sebenarnya lelaki itu enggan keluar. Apalagi Cacha sedang tidak ada di rumah. Tapi akhirnya dia keluar juga.

Clara dan Kevin sudah duduk si meja makan dengan senyum lebar.

Mendadak Nikah 2 ( Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang