21. Sah

4.8K 287 6
                                    

Ayu duduk di depan meja rias membersihkan wajahnya sebelum tidur. Tiba-tiba pintu kamar terbuka, nampaklah seorang pria yang sudah ia tunggu-tunggu kepulangannya.

"Malam bener sih, Pah." Celetuk Ayu menyambut kepulangannya suaminya.

"Iya Mah, capek banget. Papah mau mandi dulu ya," sahut Wisnu.

"Biar aku siapin makan malam dulu kalau gitu," sahut Ayu.

"Nggak usah Mah, tadi aku udah ditraktir sama Doni. Mamah tinggal siapin tenaga aja." Kata Wisnu ambigu sambil mengedipkan sebelah matanya.

Ayu memutar bola matanya lalu mengibaskan rambutnya dan berbalik arah.

"Sabar ya Mah, papah mandi dulu." Sambung Wisnu kegirangan karena akhirnya Ayu sudah tidak semarah dulu.

"Dasar!" seru Ayu saat Wisnu sudah hilang di balik pintu kamar mandi.

Ayu berbaring di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.

"Sayang ...." Sapa Wisnu yang ikut berbaring di sisi Ayu.

Ayu berbalik menghadap ke arah suaminya. Wisnu tersenyum girang saat Ayu langsung menghadap kearahnya.
Ayu mendorong dada Wisnu saat akan mendekat padanya.

"Rudi dan Izza akan segera menikah," kata Ayu membuat aksi Wisnu berhenti seketika.

Wisnu menyerngitkan keningnya, "kamu bercanda?" tanya Wisnu.

Ayu mengeleng, "Izza hamil," sahut Ayu.

"Apa?!" seru Wisnu

"Kok bisa?" tanya Wisnu kembali.

"Entahlah, kemarin Rudi ngotot minta alamat rumahnya Izza di desa. Terus aku curiga kan kalau mereka ada affair. Ya ... aku nggak mau Rudi ada main sama Izza. Rudi kan sudah punya tunangan. Eh, ternyata Rudi bilang kalau Izza sudah hamil anaknya. Pusing aku ...," jelas Ayu.

"Kalau Izza sudah hamil, berarti mereka sudah ena-ena dong. Berarti si Rudi selingkuhin tunangannya?!" sahut Wisnu.

"Iya kali ...," sahut Ayu sekenanya.

"Lha terus Rudi mau punya istri dua gitu?! Ckckck enak bener dia ...," gumam Wisnu.

"Aawwhhh!" seru Wisnu saat Ayu mencubit perutnya.

"Pengen punya dua istri?!" kata Ayu penuh penekanan.

"Nggak Sayang, kan aku cintanya cuma sama kamu ...." Sahut Wisnu sambil mengecup bibir istrinya.

"Rencana pernikahannya dengan Anjani sudah di batalkan. Awal bulan nanti Rudi dan Izza akan melangsungkan pernikahan," kata Ayu.

Wisnu manggut-manggut, mengerti.

"Ya sudah, kita lupakan masalah Rudi. Sebaiknya kita fokus sama program kehamilan kamu. Biar adeknya Zara cepat jadi." Sahut Wisnu sambil mengedip-ngedipkan matanya.

***

Kini hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hari baik di mana Rudi mengikat janji suci dengan Izza. Rudi mengaga tak percaya bahwa di depannya kini ada seorang bidadari. Rudi tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Izza yang kini sedang berjalan anggun diiringi oleh ibu dan budhenya menuju tempat di mana dilaksanakannya ijab kabul. Izza mengenakan kebaya panjang berwarna putih lengkap dengan hijab yang sudah dihiasi dengan bunga melati.
Baru kali ini Rudi melihat Izza menggunakan berbagai riasan wajah. Biasanya Izza hanya menggunakan bedak tipis serta lipstik untuk merias wajah ayunya.

"Hahaaa ... anak muda ya. Sabar, sebentar lagi sudah sah!" seru penghulu yang sedari tadi memperhatikan Rudi.

Rudi tersenyum canggung menanggapi celetukan dari pak penghulu.
Kini Izza sudah duduk di sebelahnya. Entahlah, jantung Rudi tiba-tiba berdegup kencang, ia merasa gugup saat penghulu mulai menjabat tangannya dan mulai membacakan doa.

"Bismillahiroman nirohim saudara Rudinata Wiratama bin Kasmiran saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Farizza Indah Nurmala binti Maryono dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan uang sebesar dua juta dua ratus dua puluh dua ribu dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Farizza Indah Nurmala binti Maryono dengan maskawin yang tersebut dibayar tunai."

"Alhamdulillah ... bagaimana saksi, sah?!"

"Sah!!" sahut saksi.

"Alhamdulillah."

Rudi dan Izza kini bisa bernafas lega setelah para saksi mengatakan sah dan kini penghulu mulai kembali membacakan doa.
Setelah menandatangani surat-surat, sungkeman dan berfoto kini Izza dan Rudi berada di kamar Izza untuk beristirahat karena siang nanti akan menyambut tamu yang akan memberikan doa dan restu di acara resepsi pernikahan mereka.

Mereka hanya bisa beristirahat sebentar karena perias pengantin sudah harus merias Izza kembali dan memakaikan kebaya untuk acara siang ini.
Izza berganti kebaya berwarna coklat begitu juga dengan Rudi yang mengenakan warna senada.
Mereka tampak serasi, terlihat cantik dan tampan hingga mempesona setiap tamu undangan yang datang.

Namun pernikahan mereka sedikit mengalami insiden karena kehadiran mantan tunangan Rudi yang kebetulan juga mengenal baik Nasidah dan Maryono.
Nasidah begitu malu bertatap muka dengan Anjani, mantan tunangan Rudi. Nasidah menangis meminta maaf atas kejadian yang mengharuskan rencana pernikahan antara Anjani dengan Rudi harus berakhir. Padahal Anjani sudah iklas dan memaklumi keadaan sebab apa ia dan Rudi harus mengakhiri buhungan.

Setelah diberi penjelasan oleh Anjani bahwa ia sudah iklas dan bahkan kini ia sudah mempunyai pengganti Rudi kini Nasidah merasa lega dan bisa dengan iklas merestui pernikahan antara Rudi dengan Izza. Karena sebelumnya Nasidah terus menerus menyalahkan putrinya.

Rudi tersenyum menyambut kedatangan Anjani.
"Terima kasih ya Dek, sudah menyempatkan ke sini untuk memberi doa restu." Kata Rudi saat Anjani menjabat tangannya.

"Iya Mas, pokoknya aku doakan yang baik-baik buat pernikahan Mas sama istri. Semoga cepat diberi momongan." Kata Anjani lalu memeluk Rudi sebentar.

"Amin ... iya terima kasih, Dek. Kamu juga cepetan nyusul mas, sepertinya Dion sudah tidak sabar pengen cepet-cepet meminang kamu." Sahut Rudi sambil terkekeh saat melihat Dion, calon suami Anjani yang tampak cemburu melihat Anjani memeluk Rudi.

Anjani tersenyum, "biar dia jadi bangkotan dulu, hahaa ...," celetuk Anjani.

Rudi hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan Anjani.
Kini Anjani giliran Anjani memberikan selamat kepada Izza yang kini sudah sah menjadi nyonya Rudinata Wiratama.

"Selamat ya, Izza." Ucap Anjani sambil memeluk tubuh Izza.

"Terima kasih, Mbak. Mbak Anjani sudah menyempatkan untuk memberikan doa dan restu atas pernikahan kami," sahut Izza canggung.

Anjani tersenyum pada Izza sebelum meninggalkan pelaminan.

***

...........bersambung.........

Semarang, 10 November 2019

Salam

Silvia Dhaka

Repost 17-03-2021

MERAJUT CINTA HALAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang