34. Kode

2.6K 241 16
                                    

Yanti terkesima dengan kemewahan dan kemeriahan pesta resepsi pernikahan dari perempuan yang dulu sempat akan menjadi menantunya.
Berbanding terbalik dengan acara pernikahan putranya tempo lalu yang dilaksanakan secara sederhana di desa asal mempelai perempuan.

"Pestanya meriah ya, Pak. Habis berapa duit buat mengadakan pesta seperti ini? Ckckck ...." Gumam Yanti sambil memperhatikan sekelilingnya.

"Tamunya juga sepertinya bos-bos ya, Pak," sambung Yanti.

"Maklum toh Buk, wong suaminya Anjani pengusaha, punya banyak pabrik," sahut Kasmiran.

"Hhhhh ibu jadi tambah malu sama Dek Hera dan Surya. Rudi meninggalkan Anjani demi menikahi orang yang ndak kita kenal," gerutu Yanti.

"Sudah toh, Buk .... Semuanya sudah jalannya dari Gusti Allah. Toh istrinya Rudi juga baik, cantik, sopan, sholehah," sahut Kasmiran.

"Sholehah dari Hongkong?!! Menggoda dan merayu tunangan orang sampai kebablasan, itu yang disebut sholehah?!" ketus Yanti.

"Buk ... mbok ya jangan ngomong seperti itu. Istri Rudi itu berarti menantu kita, anggota keluarga kita mbok jangan dijelek-jelekin gitu terus ngono lho. Kalau sampai didengar orang lain terus orang itu ikut-ikutan berpikiran negatif seperti Ibu kasian mantu kita, Buk. Otomatis nama baik kita juga ikut tercoreng," jelas Kasmiran.

"Ibu mau keluarga kita jadi bahan gunjingan?!" tegas Kasmiran.

"Huuhh sudah, ibu males ngomongin dia. Ibu mau makan saja," kata Yanti sebelum berjalan meninggalkan suaminya.

"Ckck Buk, Buk ...."  Ucap Kasmiran sambil geleng-geleng kepala.

***

"Mbak, cantik banget sih," puji Santi pada kakak iparnya.

"Kamu bisa aja, San," sahut  Izza malu-malu.

"Ishh bener lho Mbak, pantesan aja Mas Rudi lebih milih ngejar Mbak Izza." Sambung Santi sambil terkekeh.

"Ssttttt kamu ini!" tegur Dika pada istrinya.

"Maaf ...  maaf aku cuma bercanda, Mbak. Lagian bener kok, Mbak Izza cantik banget," sambung Santi.

"Kamu bener Dek, Masmu ini sampai betah banget di rumah ngekori Mbak'yu kamu ini terus." Sahut Rudi sambil mendekap pinggang Izza.

"Nggak pada makan kalian? Enak banget loh." Seru Ayu yang tiba-tiba ikut nimbrung.

"Udah kenyang, Mbak," sahut Santi.

"Eh gila bener Si Anjani. Busett ... habis berapa duit ya dia ngadain acara gede kayak begini," takjub Ayu.

"Si Dion pengusaha sukses, pabriknya ada di banyak kota jadi nggak heran kalau dia bikin acara mewah seperti ini," sahut Rudi.

"Coba dulu Papanya Zara banyak duit, pastinya aku ogah  dibikinin resepsi sederhana seperti dulu." Sindir Ayu pada Wisnu yang dulu saat menikahinya hanya modal nekat dengan biaya pas-pasan karena pekerjaan Wisnu yang belum mencapai seperti posisinya sekarang.

"Ck, yang penting sekarang kita sudah bahagia. Gitu aja kok repot." Sewot Wisnu yang malah menjadi bahan tertawaan.

"Sudah-sudah ini pesta orang, jangan bikin ribut di sini. Aku mau balik ke kamar dulu ya," pamit Rudi.

"Ciee ... yang mau usaha bikin perut jadi gede," gurau Wisnu pada Rudi.

"Tahu aja kamu, Mas ...." Sahut Rudi yang malah mendapat cubitan panas di lengannya.

"Auuhh ...."

"Udah sana, dari pada cubit-cubitan di sini!" seru Ayu melihat gelagat Rudi dan Izza.

MERAJUT CINTA HALAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang