Pdkt?

5.5K 330 6
                                    

"Pril pulang sekolah bareng yuk," Prilly memandang laki-laki yang menjadi teman sekelasnya ini selama tiga tahun berturut-turut.

"maaf daddy gua sudah janji jemput gua hari ini." ucap Prilly menolak. Prilly benar-benar muak harus berhadapan dengan laki-laki di depannya ini dari zaman kelas 10 sampai sekarang mereka kelas 12 tidak pernah jera mengejar-ngejar Prilly.

"daddy angkat lo itu, Pril-pril kenapa sih lo mesti banget hormati dia, dia bukan bokap kandung lo kali. Yang ada kalau lo terlalu nurut sama dia lo bakal jadi budak dia kali." Prilly makin tak sukalah pada laki-laki di depannya ini, lancang sekali menilai orang sembarang.

"kalau lo gak paham kehidupan gua sebenarnya, lo gak usah komen sembarangan."

"asal lo tau, dia adalah malaikat pelindung gua, dia cinta kedua gua selain alm ayah kandung gua, dan lo bukan siapa-siapa gua jadi lo enggak berhak nuding sembarang. Lo keterlaluan tau gak!" ucap Prilly yang semula masih duduk di bangku langsung berdiri dan menatap tajam lawan bicaranya.

"kenapa sih lo ngebelain dia banget, jangan-jangan lo udah di celup lagi sama dia." Alhasil sebuah tamparan berhasil mendarat sempurna di pipi pria di hadapan Prilly.

"itu pantes buat lo yang sudah ngehina gua dan daddy gua. Reza gua harap lo berhenti ganggu hidup gua." ucap Prilly langsung berlari keluar dari kelas.

"kalau gua gak bisa dapat hati lo setidaknya gua bisa dapat kenang-kenangan terindah dari tubuh lo sayangku Prilly."

Hati Prilly benar-benar kesal saat ini, Prilly yakin jika Reza hanya terobsesi untuk memiliki Prilly bukan cinta, kalau cinta tidak mungkin mau menghina seperti itu.

Prilly keluar dari gerbang sekolah, dan melihat audi abudhabi milik Ali sudah terparkir, Prilly langsung masuk ke dalam mobil dan membanting pintu mobil membuat Ali yang menunggu Prilly sambil melihat ponsel terkejut.

"kenapa baby Prilly, kamu kesal banget kayaknya?" tanya Ali menoleh kepada Prilly yang bersendekap dada dan pandangannya lurus ke depan.

"ihh dad, aku kesal sama Reza, kesal banget," Ali tersenyum sebagai responnya, mungkin putrinya kali ini sedang dekat dengan pria bernama Reza itu.

"kenapa Baby Prilly, dia kasih harapan palsu kekamu?" tanya Ali

"ih dad bukan, amit-amit deh Prilly berharap sama laki-laki arogan kayak dia." sahut Prilly kesal, oke Ali salah paham kepada anaknya itu.

"jadi kenapa kamu bisa kesal sama dia?" tanya Ali sambil membelai rambut Prilly pelan.

"jadi dad,,," Prilly pun mulai menceritakan kejadian tadi, saat Reza mengajaknya pulang bareng sampai kejadian penghinaan yang tidak bisa Prilly terima.

"sabar aja ya, toh bentar lagi kamu mau lulus, dad jamin saat kuliah nanti kamu gak akan ketemu sama dia lagi oke," ucap Ali

"beneran ya dad, sekalian kalau perlu kita pindah daerah aja biar gak ketemu kadal belang kayak dia lagi." ucap Prilly membuat Ali menggelengkan kepalanya.

"tapi yang masih aku enggak terima masa dia nuduh kita udah berbuat macam-macam, ishh gak suka." ucap Prilly lalu cemberut.

"udah biarin aja, justru yang menghina kita itu yang ketahuan sifat aslinya, kita yang di hina gak akan kenapa-napa kok." ucap Ali, Prilly mengangguk.

"mau langsung pulang atau jalan-jalan dulu Baby?" tanya Ali membuat Prilly berbinar. Ali menawarkan jalan-jalan, berarti Daddy sedang tidak sibuk.

"jalan dad, ayok," sahut Prilly bahagia,

"oke Baby Prilly kita meluncur," ucap Ali kemudian menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya menuju pusat belanja terbesar di ibu kota.

"kamu ganti baju dulu baby, di belakang ada baju kamu kan?" ucap Ali di angguki Prilly. Prilly pun berpindah posisi dari duduk di jok samping kemudi menjadi duduk di belakang, sambil membuka paper bag yang berisi baju casual miliknya.

My Hot Daddy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang