what???

5.6K 372 10
                                    

"Baby Prilly, kamu masih ngambek pada dad?" tanya Ali pada Prilly namun Prilly hanya diam tidak menyahut. Prilly hanya sibuk menonton video orang memasak dari ponselnya.

"Baby ayoklah jangan mengambek, dad tidak bisa jika kamu cuekin." ucap Ali namun Prilly tetap tak acuh. Ali sadar jika Prilly dalam kondisi datang bulan pasti moodnya sangat sensitif. Tidak bisa dibercandain langsung kebawa perasaan.

"lebih baik kita pulang, lagian jam kerja daddy juga sudah habis." ucap Ali, tanpa berkata Prilly berdiri, berjalan lebih dahulu daripada Ali menuju basement. Ali hanya menggeleng, sepertinya Prilly memang sedang tidak mood.

👨‍👧👨‍👧👨‍👧

"Baby Prilly buka pintunya sayang, makan dulu." Ali mengetuk-ngetuk pintu kamar Prilly yang sangat tumben sekali dikunci. Ali beberapa kali bolak balik untuk memanggil Prilly namun tak pernah dapat sahutan. Akhirnya Ali mencari kunci serep kamar Prilly yang ia simpan di laci ruang kerjanya, setelah ketemu dengan pasti Ali kembali ke depan kamar Prilly, untunglah pintu kamar Prilly dapat di buka.

"Baby, bangunlah sayang jangan tidur terus. Makan dulu gih." ucap Ali sambil menepuk pelan lengan Prilly yang dibalut oleh selimut.

"kepala Prilly sakit dad," Prilly menyahuti Ali. Dengan segera Ali mengecek suhu tubuh Prilly, oh tidak suhu tubuh Prilly tinggi.

"astaga baby kamu demam." ucap Ali lalu menyandarkan tubuh Prilly di pelukannya.

"selain kepalanya yang sakit, perutnya sakit juga enggak?" tanya Ali khawatir, yang karena Prilly memang punya riwayat penyakit maag sejak kecil. Dulu waktu Prilly kecil Ali sering membawa Prilly bolak-balik  rumah sakit karena sakit maagnya yang sebentar-sebentar kambuh. Prilly hanya mengangguk sebagai jawaban.

"kita kerumah sakit aja ya," ucap Ali langsung menggendong tubuh Prilly ala bridal style.

"Bi tolong ambil kunci mobil di bawah meja ruang keluarga, buruan bi ini Prilly mau saya bawa kerumah sakit." ucap Ali bersuara nyaring di ruang tengah, masih sambil dengan menggendong Prilly. Sang pembantu dengan sigap mencarikan kunci mobil yang dimaksud oleh Ali, dan menyusul langkah Ali yang duluan keluar rumah.

Ali merebahkan Prilly di jok belakang kemudi, kemudian Ali menyusul masuk juga, dan yang menyetir mobil adalah supir pribadi yang biasa mengantar jemput Prilly sekolah.

"Dad, Prilly mau muntah," ucap Prilly dengan nada rendahnya, sambil memijat kepalanya yang teramat pusing.

"sebentar, dad carikan kantongan dulu." ucap Ali yang langsung mencari kantongan mini di saku belakang jok, untunglah masih ada.

"duduk dulu," Prilly pun menuruti perkataan Ali, Ali pun memberikan kantongan itu kepada Prilly. Ali membantu mengurut tengkuk agar Prilly lebih mudah mengeluarkan isi perutnya.

"udah gak mual lagi?" tanya Ali, Prilly mengangguk.

👨‍👧👨‍👧👨‍👧

Ali mondar-mandir di depan ruang UGD, menunggu Prilly anaknya masih di tanganin. Dan tidak lama salah satu perawat keluar dari ruang UGD menghampiri Ali.

"Bapak, suaminya dari pasien bernama Prilly bukan?"

"bukan sus, Prilly anak saya," perawat wanita itu begitu terkejut, bagaimana mungkin Ali dengan perawakan yang di bilang masih sangat muda sudah memiliki anak sebesar Prilly. Tapi perawat tersebut tidak perduli itu, ia mempersilakan Ali masuk menemui Prilly di UGD.

My Hot Daddy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang