"Hidup adalah sebuah Perjalanan
Yang harus dinikmati Alurnya
Dan Dijalani Ceritanya."^____^
Mentari dengan malu-malu muncul menampakkan diri untuk menerangi sekaligus melengkapi kehidupan yang ada di muka bumi ini.
Sungguh luar biasa karunia yang Allah berikan untuk makhluknya, baik yang beriman maupun yang tidak beriman.
Saat ini Aqila menikmati keindahan yang ada disekolahnya dengan duduk dibawah pohon sendirian, untuk menghabiskan waktu istirahat belajarnya.
Sudah hampir dua bulan ia bersekolah disini. Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu mengisahkan berbagai cerita dan hal baru yang terjadi.
Aqila ingat bagaimana dulu ia menolak untuk bersekolah disini dengan berbagai macam alasan.
Namun, kata-kata Umi dan Abi lah yang mengatakan "kamu itu masih seperti anak kecil untuk bersekolah terlalu jauh dari orang tua, kamu nanti disana bagaimana? Kalo sakit siapa yang ngurus?" Ya seperti itulah kata-kata abi dan uminya Aqila.
Mengingat itu Aqila tersenyum sendiri. Ia berpikir ternyata apa yang kedua orang tua nya pilihkan memang sebuah pilihan yang terbaik.
Coba bagaimana nasibnya Aqila jika masih tetap dengan keinginannya saat itu.
Saat sedang asyik dengan lamunannya, Aqila terlonjak karena saking kagetnya, "Ayo kenapa kamu senyum-senyum sendiri kesurupan ya???" Ucap seseorang dengan kencang, yang tak lain dan tak bukan Nazira Sahabat Aqila sejak MTs dulu.
"Huss kalo ngomong itu jangan sembarangan Nazira gak baik tau teriak-teriak kayak gitu" Ucap Aqila diiringi dengan senyuman khasnya.
"Ya abisnya aku lihat kamu dari kejauhan senyum-senyum sendiri sih, kan aku jadi takut terjadi apa-apa sama kamu" ucal Nazira diiringi dengan rasa khawatir.
"Kamu kenapa sih Qil senyum-senyum sendiri? Gak papa kan? Gak terjadi apa-apa kan?" Cerocos Nazira yang membuat Aqila bingung harus jawab yang mana dulu.
"Kamu ini kebiasaan deh Ra kalo nanya itu suka banyak, kan jadi bingung aku jawabnya yang mana dulu" jawab Aqila cemberut.
"Ya ma'af " disertai kekehan kecil khas Nazira
"Oke gak papa kok, aku jawab ya" jawab Aqila
"Yaudah ayo cepetan jawab Aqila" Ucap Nazira dengan nada tak sabar ingin mendapatkan jawaban dari sahabatnya itu.
"Pertama aku gak kesurupan, cuman lagi inget aja gimana dulu aku gak mau masuk kesini, harus dengerin kata-kata abi sama umi yang pedes. Tapi bisa membuat aku bersyukur karena menuruti kata-kata mereka Ra." Jawab Aqila dengan senyuman yang terus berkembang karena syukur atas kebahagiaan yang dia rasakan.
Nazira pun merasakan kebahagiaan yang saat ini tengah dirasakan sahabatnya itu. Ia tersenyum dan menyimak kembali apa yang sahabatnya ungkapkan.
Karena ia juga tau bagaimana Aqila dan dirinya berjuang agar keinginan bersekolah di sekolah yang sama tercapai. Namun orang tua mereka yang menyuruh mereka masuk ke madrasah ini.
"Kedua Aqila gak papa kok cuman lagi bahagia aja. Terus yang terakhir pastinya gak terjadi apa-apa oke." Diakhiri dengan senyumannya.
"Alhamdulilah deh Qil. Oh iya nanti pulang bareng ya Qil...".
Ajak Nazira kepada Aqila.Kebetulan mereka berdua tinggal di pondok pesantren yang sama, bahkan mereka juga satu kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crumbs of Heart (WoL)
SpiritualSegala hal yang dilakukan harus atas persetujuan orang tua, terutama ayahnya yang tercinta.Walaupun jauh dari mereka tetap saja ia harus meminta izin apapun yang ia akan lakukan,karena ia takut nanti akan menjadi anak yang durhaka karena melakukan s...