16. Universe (End)

102 6 3
                                    

Laughter and tears

Scars and healing

Questions and answers

They are all in you






(SPECIAL LAST CHAPTER, SILAKAN PLAY MULMED)

ㅡ❣ㅡ









Peaches turun dari bangku pengemudi dengan tergesa. Bunyi 'bum' terdengar sadis saat ia sedikit membanting pintu maserati putih yang tidak bersalah itu. Satu tangannya dengan cekatan menekan tombol lock pada kunci, dan satu tangan lainnya menahan ponsel yang ia letakkan di antara telinga dan pundaknya.

"Iya iya! Aku sudah di parkiran."

"..."

"Astaga, Jes. Aku sudah mengebut loh."

"..."

"Kau berisik."

"..."

"IYA AKU LARI!"

Bip.

Peaches menutup ponselnya setengah kesal. Hari ini Jessie cerewet sekali.

Iya, iya. Ia tahu hari ini gladi bersih dalam penampilan terakhirnya untuk penutupan rangkaian world tour konsernya. Banyak yang harus ia persiapkan sedangkan ia belum latihan sama sekali dan itu membuat Jessie, sahabat sekaligus CEO agensinya mengoceh sepanjang perjalanannya dari apartemen ke venue tempatnya berada sekarang.

Lagipula siapa sih yang minggu lalu tidak mau membelikan tiket kepulangannya dari tour Jepang bersama dengan tim agensi? Dan tiba-tiba sore tadi ia mendapat pesan agar kembali ke tanah air untuk segera mempersiapkan gladi bersih lengkap beserta tiket pesawatnya.

Sudah begitu, sesampainya di bandara tidak ada satupun orang agensi yang menjemputnya. Tidak tidak, bukannya Peaches menjadi manja karena sudah menjadi pianis terkenal di Asia. Ia hanya dongkol pada sikap Jessie yang menjadi semena-mena terhadap sumber pendapatan satu-satunya agensi.

Heol, dia kira aku wonder woman atau bagaimana?

Peaches membawa kakinya ke ruang brifing. Ia bertemu dengan beberapa staf dan mereka menyapa ramah. Namun sesampainya di ruang brifing justru ia tidak mendapati orang yang merusuhi hidupnya hari ini.

Kemana dia?

Sambil menekan beberapa tombol ponselnya untuk menghubungi Jessie, Peach melangkah dari satu ruangan ke ruangan lain.

"Kau dimana?" suara Peach sedikit kesal walaupun ia tetap tidak akan pernah bisa marah ke sahabat terbaiknya itu.

"Aaa. Kau sudah sampai?" Peach mendengus kesal. Jelas-jelas sedari tadi mereka saling berteriak di telepon.

"Aku sedang menemani promotor mencari properti. Kau sih, lama, jadi kutinggal tadi."

Peaches menggeram pelan.

"Dimana perwakilan EO? Apakah aku langsung ke panggung?" Peach hampir saja melangkah ke arah panggung kala Jessie tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"TIDAK TIDAK!" Peach menjauhkan ponsel dari telinganya. "Pianomu masih dibawa dari kantor agensi. Kau ke waiting room dulu. Ada perwakilan EO di sana."

Peach menghembuskan nafasnya penuh kesabaran. Ia menyimpan ponselnya ke dalam tas setelah menutup panggilannya dengan Jessie. Gadis itu berbalik arah menuju ruangan yang dimaksud sahabatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KRIS, PEACH, AND DAISY      [UNIVERSE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang