[13] Bingung

290 51 9
                                    

Seminggu yang lalu, kaki Alesya sedikit lecet karena terlalu lama memakai stiletto berbahan keras nan kaku. Bukan Alesya sekali sebenarnya harus berlama-lama memakai jenis sepatu tinggi seperti itu. Tapi pekerjaannya lah yang menuntut Alesya untuk tampil sempurna setiap di depan kamera. Alhasil, risiko yang di dapat pun harus Alesya tanggung sendiri pula.

"Kaki lo udah nggak papa?" Suara Fira dari arah pintu, menarik perhatian Alesya dari layar ponsel.

"Yap, getting better everyday."

"Syukur deh!" Fira mendesah lega. "Jadi sekarang lo bisa 'kan kabarin Arsyad kalo kaki lo udah nggak kenapa-napa?" Dengan nada serius, Fira berkata pada Alesya.

"Kok jadi bahas Arsya sih?"

Fira tidak lantas menjawab. Perempuan itu justru menyodorkan ponsel miliknya pada Alesya. Layar besarnya yang terang sedang membuka jendela percakapan dengan seseorang. Alesya masih belum paham maksud dari temannya itu menunjukan ponselnya yang menyala terang hingga membuat Alesya sempat menyipitkan mata. Namun, begitu tahu apa yang sedang Fira berusaha tunjukan padanya, Alesya menghilangkan kerutan bingung di antara kedua alisnya dan mulai membaca.

"Yang sakit 'kan cuma kaki lo, apa susahnya sih bales chatnya Arsya? Kasian dia. Dari kemarin nanyain kabar lo terus sementara yang ditanyain malah sibuk pura-pura nggak tau." Untuk kedua kalinya dalam dua hari terakhir, Alesya harus mendengar lagi wejangan dari Fira tentang sikapnya yang sebetulnya memang kurang ajar. "What's wrong with you, Sya? Kalo emang ini karena perkataan Arsya tempo hari, lo salah dalam mengambil sikap. Selama dia nggak memaksa lo buat jadi milik dia, kenapa lo harus menjauh? Justru lo harus berterima kasih. Nggak semua manusia bisa merasakan that truly feel kayak Arsya. Ngerti nggak?"

Kali ini, Alesya mulai menyadari kalau sikapnya memang telah melewati batas wajar. Terlebih setelah membaca pesan yang dikirimkam Arsya pada Fira, semakin mengetuk pintu hati Alesya bahwa Arsya sungguh-sungguh memiliki perasaan padanya. Entah perasaan jenis apa yang Arsya miliki untuknya. Tapi yang pasti, setiap kata yang Arsya ketik dalam percakapan, sarat akan kekhawatiran yang nyata. Seolah benar-benar ingin membuktikan ucapannya tempo hari, saat Arsya berkata ingin menjadi seseorang yang pantas untuk Alesya miliki.

"Gue bukan menjauh. I told ya!" Alesya mengembalikan ponsel Fira pada pemiliknya dan mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Gue cuma nggak tau harus bilang apa. Lo tau sendiri 'kan gimana patah hatinya gue gara-gara masalah kemarin? I just don't want to feel that same wound again. Dan gue juga nggak mau, kalo nanti gue bersikap baik sama dia, malah bikin dia mikir kalo gue lagi kasih harapan sama dia. Gue juga baru kenal sama Arsya. Rasanya terlalu cepat buat confess kalo dia suka sama gue. Iya nggak?" Lanjutnya meminta pendapat.

"Tapi apa salahnya sih lo bilang aja sama Arsya? Dia bukan orang jahat, Sya. Dia bukan mantan lo yang bakal begitu aja manfaatin kelemahan seseorang. Ini Arsya. Laki-laki yang dengan gentlenya mau menawarkan diri buat jadi pelindung lo. Justru dia malah seneng kalo lo jelasin yang sebenernya. All he needs is your honesty, Babe!" Kata Fira jengah. Bingung harus bagaimana lagi memberitahu model kesayangan Tante Talisha ini.

"Terlepas dari dia yang terlalu cepat jatuh cinta sama lo, gue rasa itu bukan hal yang perlu lo khawatirkan. Cinta datang karena terbiasa. Mungkin Arsya terbiasa ngelihat wajah lo di kantor nyokapnya, terbiasa lihat lo di kursi penumpang mobilnya, dan terbiasa dengan semua tingkah lo yang harus gue akui sulit buat orang nggak jatuh cinta," Sambung Fira meyakinkan.

Alesya mendengus. Lalu menenggelamkan punggungnya pada sandaram sofa. "Terus gue harus apa?"

"Lo cantik tapi kadang lemot ya, Sya?" Bukannya menjawab, Fira malah meledeknya. Alesya mencebik sebal. "Ya lo bales dong chatnya dia, cantik! Gitu aja pake nanya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis SampulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang