"Kaulah Andromeda-ku. Dan aku akan terus berusaha menggapaimu. Meski jarak lintang antara kita begitu jauh."
—Bianca pada Andromeda.
Bianca terbatuk disepanjang jalan menuju sekolah. Suara deru angin kencang pagi hari ini menemani kencang dahak gadis itu. Napasnya terengap bersamaan tepakan kakinya yang setengah berlari. Bianca memegang dadanya yang terasa sesak, badannya membusung mencoba menetralisirkan rasa sakit yang menyerbu itu.
Ketika Bianca sudah tak dapat lagi menahan, gadis itu terduduk lemas di depan pagar sekolah. Ini sudah pukul delapan pagi, dan pagar SMA yang menjulang tinggi itu telah tertutup. Bianca masih terbatuk keras, hingga petugas Satpam SMA Starmy, Pak Sidik menemuinya.
Pak Sidik membuka gerbang dan menghampiri Bianca yang paras cantiknya telah memucat pasi, "Lho, Bianca? Kenapa kamu?" tanya Pak Sidik nampak khawatir.
Bianca hanya bisa menggeleng lemah,
"Nggak apa-apa, Pak. Asma saya kambuh," jawab Bianca seadanya. Napasnya masih menggebu.Sebelum Pak Sidik kembali menjawabnya, datang seorang pangeran yang selama ini Bianca puja. Siapa lagi jika bukan cowok bertubuh tinggi dan kaku itu? Andromeda. Hanya dia, laki-laki yang bisa memikat Bianca. Sayangnya, Andro tidak pernah menghiraukan kehadiran Bianca. Andro malah lebih memilih mengusir Bianca disaat orang lain berusaha mati-matian untuk mendapatkan perhatian cewek itu.
Hati Bianca sedikit tersentil, Andro berjalan melaluinya yang sedang berjuang melawan rasa sakit ini dan Pak Sidik yang begitu risau padanya. Cowok itu nampak sekali acuh tak acuh, melangkah dengan ketidakpedulian itu seolah tidak ada apapun saat itu.
Dengan sangat ajaib, Bianca mampu memaksakan berdirinya.
"Andro!" panggilnya cukup kencang.Andro berhenti, ia menoleh pada Bianca yang telah kukuh di sampingnya. Cewek itu memanyunkan bibirnya kesal, tanpa memedulikan Andro yang memejamkan mata menahan emosinya meledak.
"Andro kok telat? Tadi aku udah telfon Andro beberapa kali, lho! Terus, kenapa Andro nggak jawab pesanku sedikitpun? Capek, tahu?" gerutu Bianca kesal.
Andro masih dengan tatapan datarnya. Ia menghela napasnya,
"Buat apa gue balas pesan lo yang nggak berguna itu?" balasnya ketus sambil hendak melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Ia harus segera kabur dari Pak Sidik, namun cewek sialan ini malah menghadangnya.Bianca terdiam, tetapi senyum ceria itu muncul beberapa detik kemudian. "Aku pacar kamu, An!"
Tatapan Andro berubah. Namun Bianca tidak bisa mengartikannya. Bianca baru dapat melihat senyum sinis Andro setelah itu,
"Pacar? Jangan ngimpi ketinggian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Andromeda
Teen Fiction"Aku ingin gapai Andro. Tapi kita berbeda semesta. Aku nggak bakalan bisa sampai." Andro diam. Ia memegang jemari kanan Bianca dan menatap lurus tepat pada binar matanya yang seolah tak pernah meredup. . "Gue yang akan jemput lo." •••• Ini adalah ce...