6. LABIL

638 45 3
                                    

Mengapa aku selalu terbuai olehmu?
Terpaku pada seluruh pesonamu
bahkan dengan se-sederhana apapun itu
Sihirmu membuat terlena
layaknya hamparan air samudra...
—halaman 23 pada buku puisi milik Bianca.

selamat membaca yaa.

---

“Lewat Bianca.”

tiap manusia diwarung itu terdiam setelah telinga mereka menerima ucapan Andro yang begitu tegas dan tepat sasaran. Tak terkecuali Putra, sahabat paling dekat Andro itu menelan salivanya dengan susah payah. Ini bukanlah Andromeda yang selama ini ia kenal, Andro tidak pernah sudi bergantung pada orang yang bahkan tidak terasa penting untuknya. Namun lihat kini, Andro secara jelas mengumumkan bahwa ia begitu berharap pada Bianca agar rencananya dapat berjalan dengan sempurna.

Bagas berdeham, menggusur canggung yang masih menyerang mereka berlima.
“Maksud lo, An? Lewat Bianca gimana? Emang tuh cewek bisa dijadiin senjata?” tanyanya ingin lebih mengerti.

Senyum sinis yang menyeramkan terbit pada wajah Andro,
“Bisa. Lo lihat nanti. Gue bisa sendiri, lo semua nggak perlu bantu.”

Keterkejutan menyerang mereka secara tiba-tiba. Hans mendekat pada Andro dan menatapnya lama, “Kenapa kita nggak perlu bantu? Kenapa lo yakin banget lo bisa menang?”

Andro mengembuskan napasnya, jengah pada teman-temannya yang terlalu ambil pusing.
“Masa lo pada nggak tahu?” Andro menggeleng heran. “Beberapa hari yang lalu, dia mergokin gue di Bar. Dia motret gue dan ngancem bakal bawa masalah itu ke kepsek. Dia janji nggak bakal kasih tahu kalau gue bersedia jadi pacarnya, tapi cuman 30 hari aja.”

Teman-teman Andro di sana terkejut hebat. Mereka seolah tak percaya dengan informasi yang baru saja Andro katakan.

“Terus? Lo nerima, An? Anjir! Nggak jomblo lagi, bangsat!” umpat Arzan kesal. Nampaknya, salah satu temannya itu sudah mengambil start lebih awal.

Andro memutar kedua bola matanya malas, “Jelas lah gue terima. Tapi...,” Andro mengepulkan asap rokoknya yang masih menyala. “Gue bakal bikin dia sengsara waktu pacaran. Gue juga bakal paksa dia untuk keluar dari OSIS. Dan pastinya, ngehancurin Faidan dengan perlahan.”

Putra langsung menoleh dengan cepat, “Emang apa hubungannya sama cewek itu?”

Andro kembali tersenyum. Namun senyum itu menunjukkan sebuah pikiran picik yang bergemuruh diakalnya.

“Faidan suka sama Bianca.”

Arzan, Bagas, Putra, Hans membulatkan kedua matanya. Seolah tidak percaya dan menganggap pernyataan dari Andro adalah salah besar.
Hingga akhirnya, pekikan kecil dari arah timur Warung masuk ke dalam telinga mereka ber-lima.

“Andro!” itu suara Bianca. Gadis yang baru saja mereka bicarakan. Gadis yang sebentar lagi menjadi bahan permainan Andromeda.

Andro menoleh, memandang Bianca yang berlari kecil menghampirinya. Cih. Benar-benar bukan perempuan idaman Andro, yang seksi, netral, murid biasa, dan pandai merawat diri. Sedang Bianca? Gadis itu tidaklah menarik, apalagia ia masuk ke dalam organisasi yang paling Andro benci, sikap Bianca juga seperti anak-anak yang selalu merepotkan. Andro sungguh membenci hal itu.

My AndromedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang