"Aku ingin gapai Andro. Tapi kita berbeda semesta. Aku nggak bakalan bisa sampai."
Andro diam. Ia memegang jemari kanan Bianca dan menatap lurus tepat pada binar matanya yang seolah tak pernah meredup.
.
"Gue yang akan jemput lo."
••••
Ini adalah ce...
"Akan selalu ku tunggu. Saat dimana kau bersedia menoleh pada kehadiranku." —Bianca Strara
say "hi" sama Andro! Cogan kita ke-2 setelah Saka hihi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---
Bianca menggerakkan langkahnya cepat setelah bel pulang sekolah berbunyi. Gadis lugu itu ingin segera menghampiri Andro untuk mengajaknya pulang bersama. Bianca begitu kesal, selepas adegan mereka di gudang saat itu, Andro langsung pergi begitu saja tanpa mau mengucap sepatah kata apapun. Sewaktu jam istirahat berbunyi pun, Andro tidak ada di kantin. Bianca berusaha mencarinya, di pojok kantin lantai dua, di taman belakang sekolah, hingga di kamar mandi siswa pun Bianca tidak menemukan batang hidung cowok pujaannya. Teman-teman Andro pun juga tidak ada keberadaannya. Bianca juga mencoba menghubungi ponsel Andro, terhubung, tapi tidak ada satupun yang Andro gubris. Pesan-pesan berjumlah puluhan itu juga tidak ada yang dibalas oleh Andro.
Bianca menunduk, "Tega banget. Andro itu manusia apa sih? Manusia es? atau manusia es berhati baja? Keras banget sampai gabisa meleleh!" gerutu Bianca dengan masih melangkah.
Moodnya sudah hilang ditelan bumi. Hanya Andro yang bisa meningkatkannya kembali.
Bianca berhenti mendadak, ada sebuah suara berat yang memanggilnya dengan kencang. Bianca hapal betul siapa pemilik suara itu.
"Bianca!" Bianca merapatkan matanya rapat-rapat. Ia menjadi takut dan gugup setelah pria itu berjalan mendekat di belakangnya. "Lo mau kemana?" Duh mampus! Bianca membalik badannya. Ia memamerkan deretan gigi putihnya.
"Eh, Kak Faidan. Anu, Bianca mau ke toilet. Kenapa, Kak?" pria itu Faidan, Ketua OSIS Starmy sekaligus senior OSIS Bianca tahun ini.
Faidan mengangkat alis kanannya bingung, "Toilet? Lo udah ngelewatin toilet jauh banget. Sekarang lo ada di depan gerbang sekolah. Mau ke toilet mana?"
Bianca bungkam. Ia menelan salivanya susah payah. Tamat sudah riwayat gadis itu, rencananya untuk bolos rapat mingguan OSIS hari ini gagal sudah.
Bianca kembali tertawa canggung, "Hehehe. Iya, Kak. Maaf. Bianca jujur deh, tadi Bianca pengen beli cilok Mang Didi dulu! Laper soalnya," jawab Bianca lagi-lagi berdusta. Ia hanya ingin segera kabur dan mencari keberadaan Andro, bukan sekadar mengisi kosong perutnya.
Faidan menggelengkan kepalanya, heran dengan kelakuan Bianca. "Lo nggak ada niatan bolos, kan? Rapatnya udah mau dimulai. Dan lo malah pingin jajan cilok?"
Bianca lagi-lagi nyengir, "Enggak, kok! Bianca nggak ada niatan bolos. Cuma pingin beli cilok aja!" sanggahnya sekali lagi.