“Gapaimu. Adalah tujuanku saat ini.”
—Bianca Strara Cloudya——
Bianca melangkah dengan jarak pasti. Sejak empat menit yang lalu gadis bersurai hitam panjang itu telah memutuskan suatu hal yang terpikirkan matang-matang. Kedua bola mata hazelnya memutari setiap sudut kantin lantai dua SMA Starmy. Senyum lebar dan tulusnya tak pernah lepas dari bibir ranumnya.
Sapaan dan suaranya yang sangat ceria, mampu membuat orang-orang yang dilaluinya ikut bahagia. Bianca termasuk gadis yang banyak disenangi oleh penghuni SMA Starmy. Sikapnya yang selalu berpikir positif dan bersemangat, menjadikan hari-hari milik gadis itu diimpikan oleh banyak orang.
Bianca terlihat seperti gadis yang selalu terbaluti dengan kebahagiaan. Senyumnya yang berseri itu tak pernah lepas dari wajah cantiknya. Bianca juga tak pernah memberikan sebesit saja perasaan benci dihati orang-orang itu. Meski banyak sekali laki-laki yang ia tolak cintanta mentah-mentah, namun mereka sama sekali tidak menjadi pembenci Bianca. Itulah keistimewaan gadis itu. Sangat membuat iri kebanyakan orang.
Tetapi untuk detik ini. Bianca tengah berusaha memperjuangkan daya tarik seorang pria!
Bianca menemukan pria tujuannya. Ia tengah duduk bersama teman-temannya di meja paling ujung dengan rokok yang terpaku pada lengan masing-masing mereka. Senyum Bianca yang semula terbit, sirna seketika. Menurut cerita dari orang yang paling ia percaya, sosok pria tujuannya tidaklah merokok. Dan ia adalah murid yang begitu pintar. Tak begitu banyak informasi yang ia dapatkan. Tapi Bianca yakin dapat menemukan pria itu. Lebih tepatnya, Bianca telah berjanji.
Bianca menghirup napas banyak-banyak, ia meremas rok seragamnya dengan gugup. Untuk pertama kalinya, ia harus mendekati seorang siswa. Bianca khawatir, jikalau dia telah memiliki seorang kekasih ataupun gebetan. Bianca menggeleng, lagi-lagi mencoba berpikir positif. Lengkungan tipis dibibirnya kembali muncul. Kakinya tergerak untuk melangkah, mendekati posisi dari kumpulan para siswa itu.
Tepat saat Bianca datang, para siswa itu mematikan api puntung rokoknya. Siswa itu langsung membersihkan segala hal yang berbau dengan rokok. Maklum, SMA mereka melarang keras penggunaan rokok di area sekolah. Bianca menjadi paham, mengapa mereka terlihat begitu ketakutan. Karena dirinya adalah anggota pengurus OSIS SMA Starmy. Dan mereka memilih untuk duduk diujung, agar tidak ketahuan oleh warga sekolah yang lain. Dari sisi ini, Bianca mendapatkan informasi; Pria tujuannya berkumpul dengan anak yang biasa dicap badboy yang ada di Starmy.
Bianca masih saja mempertahankan senyumnya walau mereka menatapnya tidak suka. Gadis itu berdeham mencoba menyairkan suasana. Lalu dengan berani duduk di sebelah salah satu diantara mereka.
“Lo ngapain ke sini? Mau laporin kita ke BK?”
Bianca mendongak pada siswa itu. Menurut pembacaan pada nametag seragamnya, siswa itu bernama Putra.
Bianca menggeleng cepat, “Sebelumnya perkenalkan. Nama aku Bianca Strara Cloudya. Kalian bisa panggil aku Bianca. Aku dari kelas sebelas IPA empat. Ikut ekstrakurikuler Jurnalistik, dan—”
“Nggakusah basa-basi. To the point aja! Lo anggota OSIS, kan? Mau mergokin kita ke guru BK?”
Sebenarnya, Putra heran dengan cewek satu ini. Berani-beraninya mempertaruhkan nyawa dengan mendatangi mereka. Apalagi dia adalah anggota OSIS, organisasi yang paling ia dan rekan-rekannya benci. Memang begitu cantik, seperti apa yang diceritakan kebanyakan orang. Namun, menurutnya gadis itu terlihat menyebalkan dan ingin mengadukan kelakuan mereka ke guru BK.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Andromeda
Teen Fiction"Aku ingin gapai Andro. Tapi kita berbeda semesta. Aku nggak bakalan bisa sampai." Andro diam. Ia memegang jemari kanan Bianca dan menatap lurus tepat pada binar matanya yang seolah tak pernah meredup. . "Gue yang akan jemput lo." •••• Ini adalah ce...