“Bagaimana dengan orang-orang yang hidupnya sudah terlanjur kelam? Akankah mereka segera mendapatkan giliran bahagianya?”
- My Andromeda bagian tujuh.✨🛸✨
“Anak saya cuma Mars! Kamu bukan anak saya!”
Detak jantung Andromeda seolah berhenti. Empat kata yang dilontarkan oleh Papa kandungnya sendiri membuat Andro bungkam seribu bahasa.
Hatinya berkecamuk, terdapat banyak rasa disana. Bingung, kecewa, marah, dan sakit yang tiada banding menggeluti jiwa Andro.Pria jangkung itu hanya bisa menunduk. Tak tau harus melakukan apa.
Mengapa? mengapa harus seperti ini.
Terus saja kalimat itu menari-nari diotak dalamnya. Suasana yang masih mencekam itu tak mampu mengalahkan Andro yang mendadak linglung. Sudah berkali-kali sang Papa memaki dan melakukan kekerasan padanya, tetapi baru kali ini Andro tak dapat menerimanya.Nafas yang memburu itu seolah menjadi saksi jika Andro benar-benar muak. Tatapannya yang semakin menajam kini tertuju pada mata gelap Papanya. Giginya menggertak, tangan kekarnya pun ikut mengepal kuat. Andro tak ingin menjadi anak yang durhaka, tetapi Papanya sendiri yang menyuruhnya untuk menjadi seperti itu.
“Gue juga nggak pernah berharap jadi anak lo!”
Rico naik pitam. Tangannya langsung mengudara, lalu dengan secepat kilat mendarat kembali di kepala Andro.
Anak bungsunya itu tersungkur, bersamaan dengan amarah yang terus menguar. Rico sungguh marah, ia menarik kerah seragam Andro dan meninju sudut bibir putra kandungnya sendiri.Jika saja Gita tidak melerai, Andro pasti sudah tak bisa sadarkan diri.
Rico menunjuk wajah Andro yang telah lebam-lebam, “Anak nggak tahu diri! Bisanya cuma nyusahin orang tua. Kalau bukan karena Mama mu yang ngelarang, saya sudah usir kamu dari rumah ini!” sentak Rico pada Andro yang masih diam.
Remaja laki-laki itu memang selalu seperti ini. Memilih menutup rapat bibirnya dan berpura-pura lumpuh agar ia bisa membuat Papanya bahagia.
Ya, meskipun bahagia dengan cara menyakiti dirinya sendiri.Selepas itu, Rico dengan langkah enteng meninggalkan Andro yang masih terkapar di lantai. Mamanya Gita memilih untuk mengikuti suaminya.
Andro melihatnya, kedua orang itu yang tak mau menganggap kehadirannya.
Dua orang yang dianggap Andro sebagai orang tua itu, tak mau sedikit saja mendengar suaranya.Andro ingin mengeluh, tapi sisi semesta mana yang masih mau nenerima keluh kesahnya?
Semenjak Mars pergi, dunia dengan perlahan menjauhinya..
✨🛸✨
Andromeda merebahkan tubuhnya yang terasa remuk di atas kasur berukuran besarnya. Matanya mengelilingi langit-langit atap yang terlukis ruang angkasa. Iris cokelat Andro mencari planet Mars disana, kemudian jemarinya terangkat untuk mencoba kembali menggapai Mars.
Ia memejamkan matanya rapat-rapat, mencoba memutar ulang waktu. Berharap Mars, kakak kandungnya masih berada di bumi.
Andro meremas tangannya kuat-kuat, berusaha menghilangkan rasa sesak yang tiba-tiba menyerang.
“Seharusnya gue yang pergi, Mars. Bukan lo...”
“Gue ingin lo balik. Perbaikin hidup gue yang hancur semenjak lo nggak ada,” gumam Andro dengan mata yang perlahan membasah.
Andro menggeleng, “Mereka nggak pernah nganggep gue ada semenjak lo pergi!” terjeda, karena pilu yang menusuk tiada malu. “Padahal gue sudah coba jadi lo, Mars. Gue kehilangan diri gue sendiri, gue menangin semua olimpiade yang lo ikutin, semua kebiasaan lo gue lakuin. Tapi kenapa..., mereka masih aja nggak mau nganggep gue ada?”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Andromeda
Novela Juvenil"Aku ingin gapai Andro. Tapi kita berbeda semesta. Aku nggak bakalan bisa sampai." Andro diam. Ia memegang jemari kanan Bianca dan menatap lurus tepat pada binar matanya yang seolah tak pernah meredup. . "Gue yang akan jemput lo." •••• Ini adalah ce...