11. CELAH

246 23 8
                                    

“Biarkan aku masuk dalam celah kehidupanmu. Mau bahagia, mau kelam, mau kejam, aku ingin mengetahuinya. Berdua disana, bersama-mu.”

-puisi Bianca pada halaman 19.

-puisi Bianca pada halaman 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A-andro, kamu ganteng bgt 🥺

———

Bianca menghembuskan napasnya pelan. Tepukan sepatu terhadap tanah di taman belakang sekolahnya itu beriringan dengan tulisan huruf yang coba ia susun di buku puisi miliknya. Mulut yang sedang melulum sebuah permen milkita strawberry itu tersenyum, ketika membaca ulang tiap diksi yang berusaha ia gores dengan indah.

Kini otaknya dipenuhi dengan wajah tampan milik Andromeda yang menjadi satu-satunya inspirasi untuk Bianca menulis sebuah puisi. Gadis itu sangat nyaman berada di suasana ini, terjebak dalam keheningan taman belakang sekolahnya namun terganggu oleh rasa bahagia dihatinya sesaat menyadari seorang Andromeda sudah menjadi pacarnya. Ia seolah lupa, bahwa Andro hanya ingin menuruti persyaratan sial yang ia cipta sendiri.

Tetapi, Bianca bahkan tidak pernah terpikirkan untuk menyerah begitu saja. Dia masih mempunyai banyak waktu untuk membuat Andromeda benar-benar jatuh cinta padanya. Bianca dengan senang hati menanti-nanti momen tersebut.

Ia kembali menulis kata-kata untuk menuntaskan puisi yang belum selesai ia rangkai. Namun tarikan pada ganggang permen yang sedang ia kulum itu memaksa Bianca melepaskannya dan menoleh pada pelaku yang sudah melakukannya.

Kelopak mata hazel Bianca melebar, “A-andro?!” pekik gadis itu yang terkejut setengah mati melihat pujaan hatinya sedang duduk santai disebelahnya.

Netra Bianca bertambah berbinar saat ia menangkap dengan jelas permen yang sebelumnya ia makan, sudah beralih di dalam mulut Andro secara penuh. Apalagi, senyuman smirk-nya yang khas muncul begitu saja.
Kedua pipi Bianca memerah sempurna, sewaktu menyadari bahwa cowok tampan itu tanpa ragu mengulum permen bekasnya.

Andro yang tetap menatap Bianca yang masih menunduk dengan seluruh wajah yang terbakar, tertawa sekilas. Tawa kecil pria itu berhasil membuat Bianca mendongak dan memukul dada bidang Andro cukup keras.

“Andro kok ketawa, sih? Apanya yang lucu?” gerutu Bianca masih dengan wajah tersipunya.

Andro masih menatap gadis itu meski ia berusaha menghindari tatapannya, “Lo ngapain nunduk? Apanya yang salah?” balas Andro mendesak Bianca untuk menjawabnya.

Bianca memeras rok seragamnya dengan kuat, “Ya-ya, aku malu! Ngapain coba kesini tiba-tiba ngambil permen aku gitu aja? Itu kan bekas aku, Andro! Kalau Andro mau, aku masih punya satu!” jawab Bianca terbata dengan mengeluarkan permen yang tersisa dalam saku-nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My AndromedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang