Suddenly

46 6 0
                                    

Selepas menghubungi Kirino soal si ibu katering itu, ia berpamitan kepada mamanya untuk menjemputnya kakaknya di stasiun kereta. Cukup lama ia menunggu kedatangan sang kakak, hingga akhirnya ada panggilan masuk untuknya.

"Halo?"

"Halo kamu dimana sa?"

"Aku di depan kedai roti 'O, mas."

Tidak ada balasan dari Satria. Pemuda itu sepertinya sedang mencari-cari keberadaan sang adik sekarang.

"Iya, mas liat kamu."

Pip!!

Azree mengendikkan bahunya. Ia kembali membalas pesan-pesan tidak berguna dari Windi dan para adik kelasnya yang bertanya ini itu untuk event ketenaga-medisan awal tahun ajaran baru setelah ini.

Hingga sesosok pemuda tiba-tiba duduk di sebelahnya. Menghela nafas panjang. Kemudian melepas jaketnya dan ditaruhnya diatas paha Azree. Azree pun mendongakkan kepalanya dan menoleh.

"Ih abaaaangggg!!!!" Gadis itu berteriak kegirangan. Kemudian menghambur kedalam pelukan kakak satu-satunya itu. Auh, lihatnya kenapa kakaknya ini terlihat semakin dewasa?

Satria terkekeh. "Kayaknya kangen banget ya?"

Ia mendapat tepukan kecil dari sang adik. "Ya iyalah." Kemudian gadis itu semakin mendusel kearah Satria.

"Mas kok keliatan kayak udah bapak-bapak sih?" Tanya Azree iseng sembari melepas pelukan keduanya.

"Enak aja." Sungut Satria.

"Apa gara-gara mas udah jadi dosen ya? Makanya mas keliatan kayak bapak-bapak." Azree kemudian tertawa lepas. Puas dengan kejailannya yang sudah tidak lagi memakan korban selain teman-teman sekolahnya.

"Alah, mulai kumat keknya si jail," Satria menggeplak kecil jidat Azree kemudian mengulur tangannya meminta kunci motor.

"Aduuuhhh... Sakit anjir!"

"Makanya, kalau mas pulang jangan dijailin, ntar mas tinggal balik ke Jogja, eh malah nge wasap, mas kapan pulang??"

"Ck. Iya-iya. Nih," kemudian Azree mengeluarkan benda yang dimaksud Satria dari saku jaket denimnya. Memberikannya kepada Satria sementara ia membawakan tas punggung yang terkesan sangat ringan untuk orang yang baru saja pulang dari Jogja.

"Jadi mas temenin ke ibu-ibu katering yang kamu bilang nggak?"

"Jadilah," jawab Azree dengan kesal. Melihat reaksi sang adik, Satria hanya tertawa. Pria yang akrab disapa "bapak dosen alim" oleh para mahasiswanya itu sebenarnya tidak mengerti ada masalah apa dengan si ibu katering itu, tapi bukankah lebih baik jika ia membantu?

Itu sudah tugasnya sebagai kakak. Apalagi ia sudah sangat dewasa.

Kakak beradik itu berjalan menuju parkiran stasiun. Satria nampak sangat tampan dengan setelan kemeja biru langit yang dipadukan dengan celana jeans dan kaos putih. Pria bertitel dosen muda itu merangkul sang adik yang tidak sengaja berkostum sama dengannya. Nampak seperti couple.

"Mas,"

"Hm?"

"Mas diliatin sama orang-orang." Mendengar celetukan adiknya, Satria hanya tersenyum. Menimbulkan sungutan sengit dari sang adik.

"Ih, malah ketawa...!"

"Ya terus mas harus apa?"

"Jangan senyum, nanti banyak kesengsem sama mas. Nanti calonnya mas yang di Jogja sakit hati, tau cowoknya dilirik banyak cewek di stasiun. Dikira pacaran sama adeknya sendiri."

Her ; Stray Kids Lokal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang